50. End

856 61 5
                                    

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, AND SHARE

Happy reading
Tandai typo
.
.
.
.

o0o


"Ya, aku tau dari kakakmu waktu itu" Seolah paham dengan keterkejutan Sila, Yoongi memperjelasnya.

Sila menghela nafas. "Aku memang salah satu dari penggemar kalian. Tetapi aku mempunyai maksud tersendiri mengapa memilih untuk berbohong kepada kalian. Aku tidak ingin jika kalian menganggapku seakan-akan hanya ingin berdekatan dengan idolanya saja. Aku memang Army, tetapi bukan berarti kalau aku selalu menyebarkan informasi kalian. Karena aku tau privasi idolaku, aku berusaha untuk menutupinya dari oknum yang ingin mengetahui lebih dalam privasi kalian. Jika ditanya mengapa reaksiku waktu 1 kali bertemu dengan kalian itu biasa saja, kalian salah besar, aku bahkan setelah itu sangat susah tidur karena memang belum percaya bisa bertemu dengan kalian semua dengan jarak sedekat ini—" Sila menjeda ucapan-nya.

Sila menoleh kearah Yoongi, dan Yoongipun sama halnya. "—bahkan saat ini aku masih tidak percaya bisa duduk berdua mengobrol seperti ini dengan salah satu idolaku. Dulu situasi seperti ini hanya menjadi angan-anganku saja, tetapi saat ini sudah terwujud. Aku senang, mungkin Army lain juga ingin berada diposisiku saat ini"

Sila kembali memfokuskan pandangan-nya kearah depan. "Ya kurang lebih seperti itu" Ucap Sila sembari tersenyum lega.

Yoongi tertegun dengan mata Sila yang terlihat berkaca-kaca setelah mengucapkan jawaban dari pertanyaan-nya. Sila mengucapkan itu dengan raut wajah bersungguh-sungguh, tidak ada tanda kebohongan sama sekali disana.

Sila mengerjapkan matanya untuk mencegah air matanya turun. Matanya yang berkaca-kaca setelah mengucapkan isi hatinya akhir-akhir ini. Sekuat tenaga ia cegah agar tidak terlihat rapuh didepan Yoongi.

Yoongi masih tetap menatap Sila yang mengedip-ngedipkan matanya untuk mencegah air matanya turun. "Nangis aja" Celetuk Yoongi.

Sila menolehkan kepalanya. "Aku tidak menangis, buktinya aku masih bisa tersenyum" Ucap Sila sembari menunjukkan senyum manisnya.

Walaupun dengan mata yang masih terkihat berkaca-kaca, tetapi senyum manis Sila menunjukkan jika ia bisa menahan air matanya walaupun sulit.

Yoongi tersenyum tipis. Disaat ingin menangis saja Sila masih bisa mengendalikan air matanya yang ingin keluar dengan membentuk senyuman manis dibibirnya untuk menunjukkan kepada orang-orang jika ia sedang baik-baik saja.

Tekat Yoongi untuk menjauhi hambanya pada saat itu seketika sirna. Tetapi, ia juga belum bisa untuk mendekati tuhan-nya, seperti apa yang dikatakan oleh Bimo pada waktu itu. Ternyata menjauhi hambanya itu sangat sulit, tidak seperti ekspetasinya yang sangat mudah.

"Kau masih ada yang ingin dibicarakan denganku?" Tanya Yoongi.
"Sepertinya tidak. Mungkin Oppa ada yang mau kau bicarakan kepadaku?" Tanya Sila.

"Tidak, aku hanya ingin mendengarkan saja. Kalau aku ingin mendengar jawabanmu tentang pernyataanku waktu itu apa kau sudah siap menjawabnya?"

Sila menegang. "Jawaban?"

Yoongi mengangguk.

Sila mengatur nafasnya. "Kalau rasa yang sama, aku tidak tau pasti. Tetapi jika ditanya tentang kenyamanan, jujur, aku sudah nyaman denganmu, entah apapun itu. Segala yang kau lakukan tidak pernah mengusik sama sekali. Perhatianmu, kepedulianmu, dan segala apapun itu yang kau lakukan kepadaku aku merasa nyaman, tidak ada rasa risih sama sekali dengan tindakan itu—" Sila berhenti sejenak.

"—tetapi apa ada jaminan jika aku juga mempunyai perasaan yang sama kepadamu, terus kita bisa bersama-sama? Kita sudah berbeda dari segala macam hal. Budaya kita, adat-istiadat, tahta, dan yang terpenting perbedaan dalam hal agama. Maaf jika ini sedikit menyinggungmu, tetapi walaupun kita memiliki perasaan yang sama, agamaku pasti akan menentang itu dengan keras. Tuhanku tidak memperbolehkan umatnya untuk menaruh perasaan kepada yang bukan umatnya, entah itu orang yang memeluk agama lain ataupun orang yang tidak mempungai agama sekaligus. Tuhanku tidak memperbolehkan umatnya untuk meninggalkan agamanya hanya demi seseorang yang ia cintai. Sama halnya denganku, aku tidak ingin meninggalkan agamaku hanya demi seseorang yang belum tentu itu takdirku. Tentang balasan pernyataanmu waktu itu, aku belum bisa memastikan apakah aku mempunyai perasaan yang sama ataukah tidak. Setiap aku memantapkan perasaanku, aku selalu dihantui dengan segala perbedaan yang berada diantara kita. Jadi, perasaan itu kembali menjadi abu-abu sampai saat ini." Jelas Sila.

Different Religion -Min Yoongi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang