Pagi ini sama seperti pagi-pagi sebelumnya, suara alarm yang hampir merusak gendang telinga, ditambah lagi dengan suara mbok Ina yang 2 menit sekali membangunkan Anya.
"Pagi non Anya, bapak udah berangkat duluan, tadi katanya ada urusan di kantor, mau bangunin non tapi kasihan katanya, jadi tuan nitip ini aja." Mbok Ina memberikan secarik kertas pada Anya.
"Makasih, mbok." Anya mengambil kertas tersebut.
"Ya udah mbok tinggal ke bawah ya non," pamit mbok Ina.
Anya menarik napas pasrah dan membuka kertas tersebut.
"Selamat pagi tuan putrinya ayah, maaf ya hari ini ayah nggak bisa nemenin kamu sarapan, tapi nanti malam ayah usahain pulang cepat biar bisa dinner sama tuan putri. Semoga hari ini kamu selalu di kelilingi orang-orang baik yang bisa bikin kamu bahagia ya, have a nice day tuan putri, Salam sayang ayah yang paling ganteng kayak Siwon."
Kalimat terakhir cukup membuat Anya tersenyum, Anya melipat kembali surat tersebut meletakannya di atas nakas dan bergegas ke kamar mandi.
Setelah mandi Anya bersiap lalu menatap dirinya di kaca memperhatikan penampilannya hari ini.
"Cantik! semangat Anya semoga hari ini menyenangkan." Anya tersenyum menatap dirinya dan bergegas turun menuju meja makan.
Anya menarik napas pasrah, "Sarapan sendiri lagi." Anya menatap meja makan yang kosong hanya ada dirinya yang duduk disini sendirian.
Waktu berputar begitu cepat rasanya baru kemarin Anya tertawa bahagia duduk di meja makan, ada yang menyiapkan sarapan untuknya mengecup lembut keningnya, bahkan ada perdebatan kecil disana, tapi sekarang semua sudah hilang, kebahagian itu, senyum itu, semua pergi bersama kenangan yang masih tersimpan jelas di benak Anya.
"Mbok rotinya dimasukin kotak makan aja, aku mau berangkat sekarang." rasanya terlalu menyedihkan jika harus makan sendiri seperti ini.
"Ini non." Mbok Ina memberikan kotak makannya.
"Ya udah aku berangkat dulu ya mbok." Anya beranjak dari tempat duduknya dan berlalu pergi.
Sesampainya di dalam mobil ponsel Anya berbunyi, tertera nama Airin yang menelponnya.
"Selamat pagi Anya kuh."
"Ada apa? pasti ada maunya." Anya sudah menebak pasti Airin ada maunya menelpon pagi-pagi.
"Ih kok tau sih, jemput gue dong Andre nggak bisa jemput nih."
"Kenapa Andre nggak jemput lo?" tanya Anya penasaran.
"Dia kan berangkat bareng Bian, Cahyo, sama Devan, Katanya sih mereka tidur di apartemen Bian, masa lo nggak tau," Jelas Airin.
Anya hanya mengangguk, berarti Andre emang nemenin Bian semalam.
"Hallo Anya, gue ngomong lo malah diem aja, jadi jemput nggak nih nanti malah telat," gerutu Airin.
"Iya udah tunggu gue otw sekarang, bye!" Anya langsung menutup sambungan telpon nya, dan mulai melajukan mobil nya dengan kecepatan sedang.
***
Kini Anya sudah sampai di depan rumah Airin. Anya membunyikan klakson mobilnya, Airin yang sudah menunggu di teras langsung berlari menuju mobil Anya.
"Ih lama banget sih,"gerutu Airin.
"Masih untung gue jemput lo," jawab Anya ketus.
"Takut gue galak banget sih bu," ejek Airin.
"Udah belom nih ngomelnya, kalau udah gue mau jalan."
![](https://img.wattpad.com/cover/216230649-288-k138456.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bian Dan Anya
Teen FictionAnya atasya kusuma gadis yang memiliki paras cantik tersebut menjadikan nya idola di kalangan laki-laki SMA Harapan, ia juga sudah banyak mematahkan hati laki-laki karena bersikap jutek dan dingin. Anya sengaja menutup hatinya rapat-rapat dan tidak...