✨37✨

25 5 10
                                    

Kring... Kring...

Terdengar bel istirahat sudah berbunyi, Anya bergegas membereskan buku-bukunya, ia sudah tidak sabar untuk pergi ke toilet karena sudah kebelet dari tadi. Sebenarnya ia bisa saja izin saat jam pelajaran, tetapi karena semalam ia habis menonton film horor, membuatnya takut untuk ke toilet pada saat toilet sedang sepi. Sedangkan kalau jam istirahat banyak siswi yg mengunjungi toilet hanya sekedar untuk melihat penampilan mereka.

"Yuk, kantin," ajak Airin.

"Lo duluan aja, nanti gue nyusul, gue mau ke toilet dulu."

"Nggak mau gue temenin?"

"Nggak perlu, emang gue anak kecil." Anya beranjak meninggalkan kelas, tidak peduli dengan Airin yang masih setia mematung di dekat kursinya.

"Kenapa lo liat-liat gue, mau ke kantin bareng gue." Ujar Bian.

"Menurut lo? emang gue ada pilihan lain, ayok buruan my baby gue pasti udah nunggu di kantin, kalau gue jalan sendiri ntar banyak yang godain gimana?" seru Airin.

Bian tidak menanggapi Airin ia justru pergi meninggalkan Airin.

"Ih, Bian, tungguin gue!" Airin mendengus kesal.

"Bian, lo jalan apa lari sih? cepat amat, kan gue capek ngejar lo," keluh Airin dengan napas yang sedikit ngos-ngosan karena mengejar cowok tersebut.

"Emang gue nyuruh lo ngejar gue? kan enggak."

"Abisnya lo jalan cepat banget, tenang aja kali kan penggemar setia lo nggak masuk hari ini."

" Penggemar?" Bian menaikan satu alisnya.

"Clarisa fans fanatik lo!" sahut Airin kesal karena Bian tidak peka.

Bian hanya mengangguk-anggukan kepalanya saja, memang hari ini ia sedikit lega karena tidak ada yang akan merusak moodnya. Bian justru berharap kalau Clarisa tidak akan masuk lagi.

***

Bian dan Airin sudah berada di kantin, seperti biasa suasana kantin sudah sangat padat, mereka langsung menghampiri meja yang sudah di isi teman-temannya.

"Hai by, tambah ganteng aja." Airin langsung mengambil posisi duduk di sebelah Andre.

"Duh kuping gue sakit dengar lo muji-muji si buaya kayak gitu," ujar Cahyo.

"Sirik mulu lo sama gue, kalau nggak mau dengar mending pindah aja lo, jangan duduk disini," jawab Airin ketus.

"Ih kok ngegas," sambung Cahyo tidak mau kalah.

"Wih seru nih baku hantam," seru Devan.

"Udah by anggap aja Cahyo setan jangan di tanggepin, ntar aku jahit mulutnya," ujar Andre sembari menenangkan Airin.

"Huhu... nggak seru nih nggak jadi baku hantam nya," keluh Devan.

"Lanjut di lapangan aja jangan disini ganggu orang makan, waktu dan tempat di persilahkan!" ujar Bian.

"Bukan nya di tahan malah di biarin, udah lah batal mending gue makan," ujar Cahyo sembari melahap batagornya.

"Eh Rin, Anya mana? kok nggak ikut?" tanya Daniel mengalihkan perdebatan yang terjadi.

"Toilet, nanti juga nyusul," jawab Airin.

***

Anya menarik napas lega karena sedari tadi ia menahan buang air kecil. Besok-besok ia akan berpikir dua kali jika menonton film horor yang bercerita tentang siswi yang bunuh diri di toilet.

Anya keluar dari bilik toilet dan berencana untuk segera ke kantin karena cacing-cacing di perutnya sudah mulai berkaroke. Baru saja selangkah ia keluar dari bilik toilet.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 26, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bian Dan Anya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang