Waktu sudah menunjukan pukul 7 pagi, Bian segera bangun dan berniat untuk segera pulang, ia bergegas keluar kamar takut kalau Anya melihat nya keluar dari kamar kak Dirga. Ia melihat Kusuma sedang membaca koran di teras depan, Bian langsung menghampiri Kusuma untuk berpamitan,
"selamat pagi om," sapa Bian.
"Udah bangun, pagi banget kan libur," ujar Kusuma sambil menyeruput kopi nya.
"Iya om mau izin pulang,"
"Loh pulang sekarang, enggak enggak kamu harus mandi dulu terus sarapan baru om izinin pulang, peralatan mandi udah mbok Ina siapin di kamar tamu kamu mandi disana aja, abis itu sarapan dulu," titah Kusuma.
"Tapi om, saya nggak..."
"Nggak pakai tapi-tapian," potong Kusuma.
"Iya om saya mandi dulu ya," jawab Bian pasrah.
***
Bian sudah duduk di meja makan bersama Kusuma sambil menyantap nasi goreng buatan Bian. Sebenarnya tadi mbok Ina yang mau memasak tapi Bian memaksa agar dia saja yang memasak untuk Anya.
"Kamu jago masak ya?" tanya Kusuma.
"Dikit dikit belajar om sering diajarin oma masak waktu tinggal di Bandung," jawab Bian.
Kusuma mengangguk-angguk saja, Bian sudah bercerita pada nya kenapa ia pindah ke jakarta.
"Oh ya om Anya belum bangun jam segini,"
"Biasa itu kalau libur dia bangun nya siang, ya udah kamu bangunin aja, tapi inget kalau dia nanya kamu tidur dimana jawab aja di kamar tamu," pinta Kusuma.
"Siap om," Bian mengacungkan ibu jari nya.
Bian mengetuk pintu kamar Anya tidak ada jawaban dari dalam sana, "Langsung masuk aja Bian dia mana bangun kalau gitu," teriak Kusuma dari lantai bawah.
"ya ampun bisa bisa nya om Kusuma berteriak seperti itu," lirih Bian.
Bian membuka pintu kamar Anya, melihat cewek tersebut masih tertidur pulas, tak hanya itu posisi tidur Anya terlihat aneh kaki nya sudah naik ke atas dinding, kepala nya tertutup selimut, bantal dan guling sudah berjatuhan di lantai.
"Nih anak tidur apa tawuran," Bian menggeleng kepala.
"Nya bangun udah siang," Bian sudah duduk di tepi ranjang Anya.
"Anya bangun atau mau gue siram air,"
"Emm ayah Anya masih ngantuk, nanti ya bangun nya 5 menit lagi, kasur nya nggak izinin Anya buat bangun," sahut Anya.
"Ayah ayah gue Bian bukan ayah lo," Bian terkekeh.
Anya seketika langsung membuka mata nya berdiri dari tempat tidur.
"Ngapain lo di kamar gue? AYAH..." teriak Anya yang hampir memecahkan gendang telinga Bian.
Kusuma langsung naik mendengar Anya berteriak, "Kenapa sayang?" tanya Kusuma bingung.
"Dia masuk kamar Anya ayah, dasar mesum!" Anya melempar Bian dengan bantal dan sigap langsung di tangkap Bian.
"Tadi ayah yang suruh Bian bangunin kamu," jawab Kusuma santai.
"Tuh denger, lagian gue mana berani main masuk masuk aja kalau nggak di izinin," Bian memeletkan lidah nya mengejek Anya.
"Udah minta maaf, kamu nggak boleh sembarangan nuduh orang, nggak baik," pinta Kusuma.
"Tapi kan ayah,"
"Buruan minta maaf," pinta Kusuma sekali lagi.
"Ya udah maafin gue, karena udah nuduh lo sembarangan," Anya mengulurkan tangan nya dan langsung di sambut oleh Bian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bian Dan Anya
Novela JuvenilAnya atasya kusuma gadis yang memiliki paras cantik tersebut menjadikan nya idola di kalangan laki-laki SMA Harapan, ia juga sudah banyak mematahkan hati laki-laki karena bersikap jutek dan dingin. Anya sengaja menutup hatinya rapat-rapat dan tidak...