Bel pulang sekolah sudah berbunyi, Airin bergegas memasukan buku-bukunya ke dalam tas dan beranjak meninggalkan kelas, ia menyusuri koridor menuju kelas Andre.
Airin berdiri di depan kelas Andre melihat cowok tersebut sedang membereskan bukunya.
"Wih tumben banget bibi yang jemput kesini," ujar Cahyo.
"Terserah gue dong, kaki-kaki gue," jawab Airin ketus.
"Galak banget sih bik," celetuk Devan.
Airin mendengus kesal menatap tajam kearah Cahyo dan Devan yang sekarang berpura-pura tidak melihat.
"By ayok tinggalin aja temen-temen alien kamu ini," gerutu Airin, lalu menarik paksa tangan Andre.
"Woy tungguin kan kita ikut," teriak Cahyo.
"By, mereka serius ikut?" tanya Airin.
"Iya, biarin aja mereka mau ikut, nggak jauh-jauh paling cuma numpang makan aja," jawab Andre sedikit terkekeh.
***
Mereka berempat sudah berada di dalam mobil Andre dan segera bergegas menuju rumah Anya.
"Eh tunggu-tunggu, kita nggak bawa apa-apa nih? tanya Cahyo.
"Tumben otak lo bener." Devan menaikan satu alisnya.
"Perasaan gue salah mulu deh," gerutu Cahyo.
"Eh iya by kita beli apa ya buat Anya, nggak enak kalau nggak bawa apa-apa," tanya Andre.
"Emm iya juga ya, kita beli apa enaknya," Airin tampak berpikir.
"Huhu dasar temen nggak berguna." Cahyo tertawa puas setelah mengatakan hal tersebut.
Airin yang sudah geram karena Cahyo selalu ngomong seenaknya langsung melepas kaos kakinya dan memasukannya ke mulut Cahyo yang masih tertawa.
"Makan tuh kaos kaki." Airin tertawa kencang ia merasa menang.
Andre dan Devan membuka mulutnya lebar tidak percaya dengan apa yang Airin lakukan, beberapa detik kemudian mereka tertawa puas melihat wajah Cahyo yang ingin muntah karena kaos kaki Airin berada di mulutnya.
"Cewek macam apa lo, cantik doang kaos kaki lo bau bangke," gerutu Cahyo dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Makasih udah ngakuin gue cantik, balikin woy kaos kaki gue." Airin langsung merebut kaos kakinya dari tangan Cahyo.
"Mamam tuh kaos kaki bau bangke." Devan masih tertawa puas sampai matanya mengeluarkan air.
"Temen nggak ada akhlak semua lo pada." Cahyo melipat tangannya ke depan dada dan memalingkan wajahnya melihat keluar jendela.
***
Setelah 30 menit mereka sudah sampai di depan rumah Anya, Andre memicingkan matanya melihat mobil yang berada di garasi Anya, sepertinya Andre mengenali mobil tersebut.
"Kayaknya gue kenal deh sama mobil itu." tunjuk Andre pada mobil tersebut.
"Kayak mobilnya Bian," sahut Devan.
"Iya bener, wah benarkan dugaan gue dia pasti bolos kesini," sambung Cahyo.
"Udah yuk masuk aja mungkin Bian memang ada di dalam," ujar Airin.
Airin menekan bel yang ada di dekat pintu, lalu keluar mbok Ina yang membuka kan pintu.
"Non Airin silakan masuk," ujar mbok Ina.
"Anya di kamar kan mbok?" tanya Airin.
"iya, masuk aja non ada den Bian juga di dalam."
Cahyo menyenggol lengan Andre, Andre menaikan satu alisnya seolah mengatakan, "apa".
KAMU SEDANG MEMBACA
Bian Dan Anya
Novela JuvenilAnya atasya kusuma gadis yang memiliki paras cantik tersebut menjadikan nya idola di kalangan laki-laki SMA Harapan, ia juga sudah banyak mematahkan hati laki-laki karena bersikap jutek dan dingin. Anya sengaja menutup hatinya rapat-rapat dan tidak...