✨15✨

143 96 216
                                    

Andre kini sudah berada di dalam minimarket mencari barang yang sulit ia temukan, "Duh mana sih." Andre menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.

Ia masih terus mencari, sampai akhirnya Andre menemukan tempat yang satu raknya semua pembalut.

"Eh buset banyak banget yang mana ya." Andre merogoh kantong celananya tapi tidak menemukan ponselnya.

"Sial ketinggalan di mobil, mau balik lagi ntar di omelin." Andre merutuki dirinya sendiri.

Akhirnya Andre mengambil keranjang, satu per satu pembalut dari berbagai merk ia masukkan keranjang.

"Ngapain pusing mending beli semua, tinggal pilih deh mau pakai yang mana," ucap Andre terlalu percaya diri.

Sesampainya di depan meja kasir, pegawainya mengernyit bingung saat Andre meletakan keranjang penuh yang berisi banyak pembalut dari berbagai merk.

"Mas yakin beli semua ini?" Tanya pegawainya karena masih tidak percaya.

"Iya mbak, buat semua kucing saya karena pada datang bulan," jawab Andre asal.

Alhasil dua kantong penuh sudah terisi dengan pembalut, Andre langsung menuju mobilnya dan segera ingin memberikannya pada Airin, Andre membuka pintu mobilnya melihat Airin sedang sibuk dengan ponselnya.

"Fokus banget by main hp nya sampai cowok ganteng dateng pun nggak tau," ujar Andre.

"Eh sorry by, biasa lagi chat sama Anya, mana pesenan aku, kok kamu lama banget sih jangan-jangan." Belum sempat Airin melanjutkan tapi Andre sudah tau apa yang akan Airin ucapkan.

"Jangan-jangan apa, aku godain mbak-mbak minimarket nya," tebak Andre.

"Aku nggak ngomong gitu ya, kamu sendiri yang ngomong berarti bener dong," jawab Airin kesal.

"Tuh kan gini nih kalo udah PMS." Andre mengacak pelan puncak kepala Airin.

"Udah jangan ngambek lagi nanti kita belanja," bujuk Andre.

"Janji ya by." Airin tersenyum bahagia.

"Oh iya sampai lupa pesenan aku tadi mana?" Tanya Airin.

"Itu di belakang ambil aja," ujar Andre.

Airin mengambil kantong plastik yang ada di jok belakang, mulut Airin kini sudah membentuk
huruf O hampir tak percaya melihat isi kantong tersebut.

"By, ini aku nggak salah liat kan, kok kamu beli sebanyak ini?" Airin menatap Andre tidak percaya.

"Tadi aku lupa yang kamu suruh, jadi aku beli aja semua," jawab Andre santai dan tetap fokus menyetir.

"Kan kamu bisa telpon aku."

"Hp aku ketinggalan di mobil, mau balik lagi nanti kamu nya ngomel."

Airin menghela napas pasrah, "Terus mau aku apain sebanyak ini." Airin menunjuk kan kantong tersebut pada Andre.

"Ya udah kamu simpan aja hitung-hitung buat koleksi." Andre terkekeh.

Airin hanya menggeleng saja melihat kelakuan pacarnya tersebut, ia mengambil ponselnya membuka room chat mencari nama Anya dan mengambil gambar dua kantong yang penuh dengan pembalut lalu mengirimkan nya pada Anya.

"Kok di foto by?" Andre sedikit melirik Airin.

"Nggak papa buat di kirim ke Anya," jawab Airin.

"Ngomong-ngomong soal Anya, kayaknya dia cocok sama Bian." Andre mengubah topik pembicaraan.

Airin mengubah posisi duduknya menghadap Andre,
"Gini ya by kamu kan sebagai sahabatnya Bian, sedangkan aku sahabatnya Anya. Bian pernah cerita sama kamu kalau dia serius suka sama Anya atau cuma buat main-main aja, aku nggak mau kalau sampai Anya cuma di mainin aja sama Bian."

Bian Dan Anya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang