BAB 23

47.1K 6.6K 54
                                    

Ara bukan orang yang gampang bersedih atau gampang menangis. Ara juga bukan orang yang gampang depresi ataupun tertekan atau semacamnya, Ara orang yang tergolong santuy. Bukannya Ara bodoh atau bagaimana tapi Ara seorang yang berpikiran luas.

" Bukannya sok atau bagaimana ya, tapi buat apasih nangis terus murung teruss. Ayolah masih banyak yang harus kita nikmatin didunia ini. Buat apa nangis - nangis sampe mampus kalau ada novel Comedy yang membuat kita tertawa." ucap Ara

" Gue sudah terbiasa dengan yang namanya kesedihan, jadi sudah bosan. Bahagia terus tertawa sampai ngikngok sangatlah menyenangka" lanjut Ara

" Dari gue kecil papa gue minta pisah dari mama terus papa nikah lagi. Sepuluh tahun pernikahan papa dengan pasangan barunya papa meninggal. Gue nggak sedih dan juga nggak senang, gue merasa biasa saja.Karna buat apa menangisi orang seperti dia. Gue juga nggak pernah bersedih karna nggak punya papa, tanpa papa gue bisa hidup sampai sekarang" ucap Ara

" KITA BAHAGIA YAYAYAYAYA" Ara bernyanyi dengan keras didalam kamarnya.

" gue nggak cocok jadi sad girl. Masa muka cantik manis imut gini dipakai buat nangis. Dipake buat senyum dong biar cowo para kesemsem" ucap Ara.

Sedari tadi Ara berbicara pada dirinya sendiri. Hal ini sering dilakukan Ara, bukannya Ara gila tapi dengan cara ini Ara semakin mencintai dirinya sendiri, Ara terbuka pada dirinya sendiri. Orang - orang akan mengatakan Ara narsis atau apalah itu padahal Ara hanya menikmati dan mensyukuri apapun yang menempel pada tubuhnya.

" Gue mau bobo." ucap Ara

" selamat malam dunia tipu - tipu" ucap Ara lalu tertidur berselancar dalam mimpinya.

Ara duduk dibangku kantin bersama dengan teman black bobanya, rupanya dia lupa dengan permintaan Rafan.

" Ara buru pesan" ucap Rafael

" Gue mulu ih, sekali- kali lo napa. Cowo kok lemah" ucap Ara

" Lo kan cewe sendiri jadi harus bisa dong jadi babu" ucap Rafael enteng

" Dih sorry to say ogah bat jadi babu. Muke lo itu punya aura jadi babu" ucap Ara kesal

" debat mulu lo pada, gue sudah yang pesan. Kaya biasa kan" ucap Dadang yang diangguki yang lainnya

" Btw si Stefa dengar - dengar pindah ya" ucap Regan

" katanya sih iya, tapi gue nggak tahu kenapa" sahut Rafael

Ara yang mendengar itu kaget. Benar - benar jalan cerita sudah lari jalur. Harusnya Stefa nggak pindah tapi ya sudalah itu tidak ada hubungannya dengan dia. Toh sejak awal semuanya sudah tidak sesuai.

Selang beberapa menit pesanan mereka datang. Keempatnya dengan cepat langsung melahap makanan mereka.

" Araa" panggil Allard memanggil Ara yang membuat Ara tersedak, kaget dengan panggilan tiba - tiab Allard

" uhuk uhuk uhuk. Air mana air" ucap Ara, dengan sigap Dadang memberikan jus jeruk miliknya.

"ngagetin lo" kesal Ara

" Maaf. Tadi lo berangkat jam berapa?" tanya Allard

" jam enam" ucap Ara

" buset cepat amat apa lo jam segitu disekolah" ucap Samuel

" gue kgk ngerjain tugas, jadi gue datang cepat buat nyontek" ucap Ara lalu melanjutkan kembali kegiatan makannanya

" Nanti pulang bareng sama abang ya" ucap Allard

" iya , sudah sana pergi. Ganggu lo pada" ucap Ara pada Allard dan teman - temannya

" berdosa banget lo jadi adek" ucap Allard yang tidak ditanggapi oleh Ara.

" Lo nggak mematuhi yang lo bilang" ucap Rafan tiba - tiab

" Eh, Lu ngab. Mereka kan bespren gue nggak bisa jauh - jauh. Mereka beda nggak usah marah ya" ucap Ara tersenyum

" jangan marah tuan muda Rafan percaya deh. Nggak bohon gue" ucap Ara

Rafan menghela napas kasar, lalu duduk disamping Ara. Menatap Ara makan. Tatapan Rafan tidak lepas dari Ara

" kenapa fren mau?" ucap Ara sembari menyodorkan sendok yang berisi nasi gorengnya

Dengan cepat Rafan memakan makanan yang Ara sodorkan. Black boba dan geng Tyrion yang melihat itu melototkan mata, menatap heran kearah Rafan.

" nggak modal lo ah, gue cuman basi - basi kok lo makan" ucap Ara yang tidak digubris olehRafan

" mau lagi" ucap Rafan menatap Ara

" dih enak aja lo, uang gue habis buat bayar lo yang makan. Nggak mau beli sendiri' ucap Ara

Rafan menatap Ara tajam, menatap tatapan berbahaya dari Rafan nyali Ara menciut

" Iya iya ini makan" ucap Ara sembari menyuapai Rafan

Ara menyebikkan bibirnay kesal.

" makanan gue malah dimakan sama ini anak" batin Ara

" orang kaya tapi sukanya minta - minta." gumam Ara lagi

Berbeda dengan Rafan yang menikmati nasi goreng yang diberikan Ara

" ini nasi goreng kok rasanya enak banget" batin Rafan

Berbeda dengan penghuni kantin yang dibuat heboh dengan Rafan yang disuapi oleh Ara, namun tidak ada yang berani memarahi ataupun melabrak Ara. Tentu saja mereka tidak ingin berakhir ditangan Rafan

" sibos makin hari makin edan" gumam Samuel

" iya Sam, makin menjadi - jadi" sahut Fahri

Jangan lupa follow dan kasih bintangnya kawan. Oh iya hari ini nanti agak telat up ya, tapi author bakal double up.

Tetap jaga kesehatan gaes.

Transmigrasi Gadis Pemalas [Sudah Terbit] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang