BAB 27

42.9K 6.1K 127
                                    

Ara menidurkan kepalanya pada mejanya, pelaran fisika baru saja selesai. Didunianya semenjak ia SMA, ia tidak pernah menyukai pelajaran yang berbaur hitungan. Ara lebih menyukai pelajaran olahraga karena dari tiga jam pelajaran tetapi saat pelajaran olah raga yang terpakai hanya empat puluh menit saja. Sisanya tentu saja bebas melakukan apapu. Atau Ara lebih suka menyukai pelajaran prakarya yang membuat sesuatu yang menyenangkan seperti membuat kue, membuat sesuatu dari bahan bekas. Dari pada belajar menghitung yang membuat otaknya langsung eror.

" lemas amat Ra" ucap Regan menghampiri ARA

" Pusing gue ama fisika" ucap Ara

" kantin yok biar nggak pusing" ucap Regan yang langsung diangguki Ara

Anggota blackboba beranjak dari kelas menuju kantin untuk mengisi perut mereka. Belajar butuh tenaga bahkan menghalu pun butuh tenaga. Seperti biasa sampai dikantin Ara yang akan memesam makanaan. Hari ini Ara tanpa perdebatan langsung siap sedia memesan makanan.

Menunggu selang beberapa menit makanan mereka datang. Menyantap makanan masing - masing dengan hikmat.

" gaes jalan - jalan yuk hari minggu nanti" usul Rafael kepada teman - temannya

" kemana nih?gue nggak ada job kok." ucap Ara

" gue sih sabi sabi aja" ucap Dadang

" kepantai yuk" usul Regan

"gass" ucap yang lainnya kompak.

Obrolan mereka terhenti bersamaan dengan datangnya geng Tyrion ke meja dimana mereka berada. Ara bingung dengan geng Tyrion, mengapa mereka sering bergabung dengan groupnya. Padahal mereka tidak sedekat itu, bahkan mereka beda kelas. Namun Ara tidak terlalu memperdulikan hal itu.Geng Tyrion menduduki bangku kosong yang ada.

Sebenarnya tidak semua anak - anak Tyrion yang bergabung hanya Rafan, Arsen, Allard, Dimas, Samuel, dan juga Fahri. Sedangkan yang lainnya memilih dimeja pojok. Jangan lupakan Liona yang ikut bersama mereka.

" eh ajak mereka kali gaes biar rame" ucap Regan mentap teman - temannya.

" boleh juga" ucap Dadang

Ara hanya menurut saja dengan teman - temannya, yang penting dia ikut kepantai.

" kesempatan nih gue kepantai. Gue terakhir kali kepantai waktu zaman SMP itupun dalam rangka perpisahan. Nggak ada nikmat - nimatnya" batin Ara

" ajak apaan?" tanya Dimas

" kita mau kepantai hari minggu. Lo pada mau ikut nggak? kalau nggak mau ya udah" ucap Regan

" gimana bos? ikut nggak?" tanya Samuel pada Rafan.

" ikut" ucap Rafan

" oke, hari minggu titik kumpulnya dirumah Ara" ucap Dadang yang diangguki semuanya.

Sedari tadi Ara hanya diam, dirinya fokus dengan makananya dan juga ada sesuatu yang mengganjal dipikiran Ara.

" Hama penganggu sudah pergi yang artinya geng Aldarikh dan Stefa tidak melakukan kerja sama untuk memisahkan Rafan dan Liona. Berarti tinggal Ara doang hama penganggunya" batin Ara sambil mengangguk - anggukkan kepalanya. Namun sedetik kemudia matanya melotot

" GUE DONG BERARTI" ucap Ara tiba - tiba yang membuat atensi tertuju padanya.

" Lo kenapa munaroh" ucap Samuel menatap Ara bingung, tidak hanya Samuel namun semua yang ada dimeja tersebut.

" Lupakan, lanjut aja ngomongnya" ucap Ara

" Tapi nggak mungkin Rafan habisin gue kan gue nggak pernah ganggu Liona. Pinter gue emang, kalaupun nanti Rafan mau habisin gue, gue bakal lawan. Asep yang badannya gendut aja bisa gue tumbangkan pasti Rafan juga bisa" batin Ara lalu kembali memakan makananya

Transmigrasi Gadis Pemalas [Sudah Terbit] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang