BAB 37

37.2K 5.6K 1.3K
                                    

Hola kawan, nungguin ya.

Thanks buat 100k pembaca. Author sayang kalian banyak- banyak. Lop yu gaess.
Selamat membaca

Didalam kamar Ara tidak berhenti menggerutu, dirinya sungguh sangat amat kesal dengan kebodohan Rafan. Tidak ingin kekesalannya semakin membuat moodnya buruk, Ara merebahkan tubuhnya dikasur, jika biasanya akan ada chat dari Agam maupun Daniel namun kini tidak ada lagi. Ara mendengus kesal memilih membuka sosial medianya.

Bosan dengan ponsel miliknya Ara perlahan tidur, dengan masih mengenakan pakaian milik Jeffry dan belum mandi sama sekali.

Berbeda dengan kedua saudaranya dan juga Rafan yang kini tengah duduk diruang tamu.

" Cari tahu semua tentang Liona Putri" ucap Rafan yang sedang berada dalam panggilan telepon dengan anak buah keluarganya.

Hening melanda ketiganya hingga suara bunyi notifikasi ponsel miilik Rafan, Rafan membuka ponselnya menampilkan data - data dari Liona. Rafan mengepalkan tangannya emosi. Ternyata benar yang Ara katakan bahwa Liona itu anak tunggal, ia tidak mempunyai abang. Dan parahnya lagi menurut informasi yang anak buahnya dapat, orang tua kandung Liona sudah meninggal dalam kecelakaan bus sepuluh tahun silam. Dan Liona diangkat oleh bibi dan pamannya yang tidak mempunya anak. Rafan melempar ponselnya emosi.

" SIALAN" ucap Rafan emosi

Allard dan Arsen mengambil ponsel Rafan dan melihat data - data Liona, sama halnya dengan Rafan kedua orang tersebut tak kalah emosi.

" BAJINGAN" umpat Arsen

" Liona. Lo main - main sama orang yang salah" ucap Rafan tersenyum miring

" let's play the game" lanjut Rafan lagi dengan senyum mengerikan.

" HAHAHAHAHA" tawa mengejek Allard menggema diruang tamu

" Bisa - bisanya gue dibohongi gadis sialan itu, Bodoh" ucap Allard memaki dirinya sendiri

Malamnya Ara terlihat cantik dengan balutan hodie warna biru, hodie yang ia beli bersama Jeffry. Dia sudah mengatakan pada Jeffry untuk memakai hodie couple milik mereka. Menatap pantulan dirinya dicermin Ara tersenyum manis.

" Aww cantiknya diriku" ucap Ara tersenyum manis

" cantik iya, manis iya, imut iya. Paket lengkap emang. Tinggal cari jodoh aja nih" lanjut Ara lagi.

Ara keluar dari kamarnya dan turun kebawah. Dibawah ia mendapati anak - anak Tryrion yang tengah berkumpul. Dengan gaya coolnya Ara berjalan tanpa melihat kearah mereka. Hingga suara Rafan menghentikan langkahnya.

" Mau kemana?" tanya Rafan menatap Ara tajam

" Kaya ada yang ngomong tapi kok gue nggak liat orangnya. Setan kali" ucap Ara lalu kemabali melangkahkan kakinya

Rafan emosi mendengar ucapan Ara, Rafan mencekal tangan Ara. Menatap Ara dengan tajam.

" Apasih lo. Lepasin anjing" ucap Ara emosi

Rafan semakin dibuat emosi dengan umpatan yang keluar dari mulut Ara.

" Lo pikir lo siapa? udah deh jangan dekat - dekat sama cewe sialan kaya gue" ucap Ara

" Maaf" ucap Rafan lirih

" hah? maaf? lawak lo ngab, mamam noh air mata Liona. Gimana apakah saudara telah menyadari ketololan yang selama ini Anda pendam?" tanya Ara

" Lo ganteng tapi om - om lebih menggoda dari lo" lanjut Ara lagi

" Lagian buat apa lo minta maaf ke gue. Bukannya lo anti ya sama yang namanya minta maaf. Udalah gue juga nggak ada pengaruhnya sama hidup lo" ucap Ara melepaskan cekalan tangan Rafan

Transmigrasi Gadis Pemalas [Sudah Terbit] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang