BAB 15

59.8K 7.9K 124
                                    

Hola kawan, Jangan lupa follow dan jangan lupa kasih bintangnya kawan.
Jaga kesehatan kawan.
Selamat membaca kawan

Ara bangun dengan kondisi lebih baik dari yang semalam, beranjak dari tempat tidurnya. Ara menatap pantulan dirinya dicermin, sangat buruk sekali. Wajahnya pucay tidak seceria biasanya. Puas melihat pantulan dirinya Ara kembali merebahkan dirinya. Ucapan Fadil terngiang - ngiang dikepalanya.

" cuman bertahan? bukan hal yang sulit. Gue nggak harus berpatok dengan novel itu" gumam Ara

" semangat Ara yang cantik kembarannya Lisa, kamu pasti bisa" ucap Ara menyemangati dirinya sendiri.

Ara memejamkan matanya, namun kembali terbuka saat seseorang memasuki kamarnya. Menatap orang tersebut yang tak lain adalah orang tuanya didunia yang ia tinggal saat ini.

" Kamu sudah baikan sayang?" tanya sang mommy lembut yang dibalas anggukan kepala oleh Ara.

" maafin mommy ya, selama ini mommy nggak pernah urus kamu dengan baik. Mulai sekarang mommy akan jadi orang tua yang baik buat kam. Mommy salah sayang" ucap sang mommy tulus

" iya ma" ucap Ara membalas senyuman sang mommy

" putri mommy sudah besar ya. " ucap mommy menatap sayang Ara.

" kamu nggak usah sekolah dulu ya sayang, istirahat dulu ya" ucap mommy Ara

" iya ma" Balas Ara

" panggil mommy dong, biasanya kamu juga panggil mommy" ucap mommy Ara

" eh iya mom" Ara tersenyum kikuk.

" keren nggak tuh gue manggil mommy. Begaya banget kaya orang luar negeri nih gue" batin Ara

Ara dan sang mommy turun kebawah untuk sarapan. Ara senang dengan perubahan orang tua Ara. Sampai diruang makan Ara mendudukkan dirinya dikursi.

" udah mendingan Ra?" tanya sang daddy

" udah kok pa, eh maksudnya dad" ucap Ara belum terbiasa dengan panggilan mommy dan daddy.

" makan yang banyak biar cepat sembuh" ucap sang daddy menatap Ara dengan senyum tulus

" iya dad" balas Ara.

Ara menatap kedepan matanya bertatapan dengan Arsen. Ara dengan cepat mengalihkan tatapannya. Malas dengan Arsen yang sangat alay menurut Ara.

Sedangkan Arsen dirinya hanya mampu menelan rasa kecewa.

Selesai makan Ara langsung naik kekamarnya dan merebahkan tubuhnya disana.

" sebenarnya gue udah sembuh, cuman mager aja . Lagi nggak mood buat ngapa - ngapain" gumam Ara.

Lain halnya disekolah Gravity High School. Black boba yang tidak bersemangat karna personil mereka yang sedang sakit.

" Ara nggak masuk kaya ada yang kurang" ucap Dadang lesu

" hooh, meskipun itu anak ahlaknya dipertanyakan tapi dia nggak ada dampaknya sebesar ini" timpal Regan mengiyakan ucapan Dadang

" Ara, aku tanpamu butiran debu" ucap Rafael dramatis.

Pertanyaan dari Amel mengalihkan perhatian ketiga lelaki tersebut

" Ara mana?" tanya Amel

" nggak datang sakit dia" jawab Rafael

" itu anak bisa sakit juga ternyata. Tapi nggak sakit parah kan?"tanya Amel lagi

"nggak kok cuman deman doang" Rafael menyahuti pertanyaan Amel

" syukur deh, pantesan muka lo pada kaya monyet kelaperan" ejek Amel yang mendapat tatapan tajam dari ketiga lelaki tersebut

Transmigrasi Gadis Pemalas [Sudah Terbit] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang