BAB 33

38K 5.6K 576
                                    

Hola kawan, nungguin ya?? Hari ini author up cuman satu chapter ya.
Selamat membaca.

Malamnya Ara senyum - senyum sendiri didalam kamarnya, sehabis pulang dari mall Jeffry mengajak untuk keluar malam minggu nanti. Tentu saja hal itu membuat Ara kesenangan, akhirnya salah satu impian untuk ngedate bareng cogan terkabul. Senyum manis sedari tadi tidak luntur dari wajah Ara. Bahkan saat mandipun dirinya tetap tersenyum.

Menatap pantulan dirinya dicermin dengan senyum mengembang.

" Duh nggak sabar nunggu malam minggu. Memang kecantikan paripurna gue membuat semua orang jatuh cinta" ucap Ara berbicara sendiri

" Duh kalau senang begini gue tambah cantik deh" lanjut Ara lagi.

Puas berceloteh didepan cermin, Ara keluarnya dari kamarnya untuk makan malam. Dimeja makan Ara melihat kedua abangnya dan juga Rafan yang tengah duduk diruang makan, tidak melihat kedua orang tuanya. Ara menduduk dirinya pada kursi yang ada diruang makan.

" mommy sama daddy mana bang?" tanya Ara

" Diluar kota, aunty Mika lahiran jadi mereka pergi kesana." ucap Allaerd

" oh" ucap Ara sambil mengangguk - anggukkan kepalanya

Senyuman Ara sedari tadi tidak pernah pudar, suasana hatinya yang sangat baik malam ini, efek dari diajak jalan oleh Jeffery.

"kelihatannya enak nih" ucap Ara sembari melihat makanan yang tersaji dan langsung memakannya.

" Ra, lo nggak marah sama kita?" tanya Arsen

" marah buat apa?" tanya Ara

" Ya kemaren masalah pulang dari pantai, maafin abang ya Ra. Abang nggak berniat ngebela Liona, abang harusnya bisa melindungi kamu" ucap Arsen yang diangguki Allard

" Karna suasana hati gue lagi baik gue maafin. Tapi gue yakin sih paling nanti semuanya bakal kemabli kesemula" ucap Ara. Yang dimaksud kembali kesemula adalah dimana Arsen dan Allard akan tetap memihak pada Liona. Melihat betapa munafiknya Liona yang sekarang.

" makasi Ara" ucap Allard

Ara menatap ketiga pria yang ada dihadapannya,matanya bertemu dengan mata Rafan yang juga tengah menatapnya. Ara langsung memutuskan kontak mata, kesal dengan tukang php yang ada dihadapannya.

" Bang gue mau tanya" ucap Ara

" apa?" tanya Arsen

" kalau ngedate apa yang biasanya dilakukan atau topik apa yang biasanya dibahas" tanya Ara semangat

" biasanya sicowo buka topik yang bisa mendekatkan dia sama sicewe. Memang kenapa? lo mau ngedate?" tanya Allard

" Jelas banget ya. Duh gue jadi malu HAHAHA. Iya nih gue mau kencan" ucap Ara tersenyum

" sama siapa?" tanya Arsen

" sama oranglah, kan nggak elit kalau sama gorilla. Masa Ara yang cantik, manis, imut yang disukai banyak pria kencan sama gorilla" jawab Ara

" maksudnya cowonya siapa Ra?" tanya Allard

" kepo lo. Pokoknya dia ganteng, baik, yang pasti kaya" ucap Ara semangat.

Rafan yang mendengar celotehan Ara sudah tidak bisa menahan emosinya lagi. Rafan memukul meja makan tersebut, rahangnya mengeras menatap tajam Ara.

" nggak bisa" ucap Rafan tegas

Ara menatap Rafan dengan kesal. Memangnya siapa dirinya yang berhak mengatur Ara

" lah yang minta pendapat lo siapa?" tanya Ara kesal

" Dahlah nggak nafsu makan lagi gue. Mau kekamar saja. Bye!" ucap Ara kesal, lalu beranjak dari sana.

Ara samapi dilantai atas tepatnya didepan kamarnya, namun cekalan tangan seseorang membuat ia menghentikan langkahnya dan berbalik menatap orang tersebut.

" Apa lo. Jangan macem - macem ya lo" ucap Ara was - was menatap Rafan

" Lo nggak akan pergi kencan dan tadi lo barang siapa?" tanya Rafan dengan suara seraknya

" HEH, ayam jablay bisa - bisanya lo mengatakan hal tidak berbobot seperti ini. Setelah dirimu menelantarkan daku. Kalau saja gue tahu lo cuman ngerjain gue, nggak bakal mau gue. Dasar jamet, jablay tukang php" ucap Ara menyampaikan uneg - uneg nya

" lagian ya mau gue kencan, pacaran, ena - ena. Bukan urusan lo. Urusin noh kekasih tercinta tersayang terbangsat lo itu" lanjut Ara

" gue nggak suka sama dia Ara, dan dia bukan pacar gue" ucap Rafan tegas

" HEH ANJENG YA LO. Fuck boy bat lo, udalah akuin aja lo suka sama Liona" ucap Ara kesal dengan pengakuan Rafan

" Lo nggak tahu Ara alasan gue ngelakuin semua ini" ucap Rafan frustasi

" Ye si bambang, tentu aja karna lo suka sama dia bego" ucap Ara emosi

" Stop bilang gue suka sama Liona. Gue suka sama lo Ara" tegas Rafan

" gii siki simi li iri, nyinyinyinyi" ucap Ara dengan wajah tengilnya

" Bacot bener, pokoknya jangan ganggu ratu. Ratu lagi sibuk mikirin para selir ratu" ucap Ara

" Urusin tuh si Liona kalau perlu rantai aja dia biar nggak buat masalah" ucap Ara

" Eh tapi kok kita kaya pasangan suami istri yang bertengkar ya. Hahaha" ucap Ara ngawur

Rafan menatap Ara yang sama sekali tidak perduli dengan perkataan bahwa ia menyukai dirinya.

" Lagian nih ya Rafan ganteng, lo udah punya takdir. Dan takdir lo itu bersama Liona" ucap Ara

" Dan lo juga suka sama Liona, jadi jangan ganggu tante lagi ya. Tante nggak mau dibilang pelakor" ucap Ara sambil mengedipkan matanya kearah Rafan.

" Tante mau masuk dulu, om udah nunggu didalam soalnya" ucap Ara

Ara masuk kedalam kamarnya meninggalkan Rafan yang terbengong disana. Rafan tidak bisa berbuat apa pun. Dirinya bingung dengan Ara, namun sedetik berikutnya senyum miring terbit diwajah tampannya.

" well, mari kita lihat Ara" gumamya

" You are mine, just only my mine" gumam Rafan lalu pergi meninggalkan kamar Ara

Dibawah Rafan mendapat tatapan menyilidik dari Arsen dan Allard.

" Lo suka sama Ara?" tanya Allard

" nggak perlu lo jawab tingkah lo udah menjawab semuanya. Jadi bagaimana dengan Liona?" tanya Allard

" Lo tahu apa yang sebenarnya terjadi dan stop tanyakan tentang hal itu sialan" ucap Rafan

" Gue juga udah muak anjing, gue pengen bebas. Gue udah eneg banget sama semua ini" ucap Allard emosi

" andai aja waktu itu semuanya nggak terjadi" ucap Arsen yang diangguki ketiganya.

Jangan lupa follow + vote kawan

Ada yang mau disampaikan pada Rafan?? Yuk komen

Besok author rencananya nggak up. Tapi kalau banyak yang komen buat update besok author bakal up. Komen next yaa

See you 

Transmigrasi Gadis Pemalas [Sudah Terbit] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang