BAB 53

28.5K 4.7K 941
                                    

Holaa kawan
Selamat membaca✨✨

Oh iya author mau nanya kalau author bikin group chat WhatsApp pada mau gakk??
Komen dongg

Link group cek profile

Pandangan Rafan dan Ara saling beradu, Rafan menatap Ara intens dan Ara yang menatap Rafan dengan pikiran kosong, otak Ara masih belum bisa berpikir tentang jantungnya yang berdetak kencang. Sedari tadi ia memikirkan alasannya namun tidak ada jawaban yang logis.

"Fan lo bisa rasakan kan detak jantung gue yang kencang?" tanya Ara menatap Rafan.

"Masa iya gue suka sama lo?" tanya Ara lagi.

"Mungkin" jawab Rafan menarik tangannya.

"Iyakah? tapi gue ragu, tidak mungkin gue suka sama lo" ucap Ara menimpali perkataan Rafan

"Kenapa?" tanya Rafan menatap Ara

"gak tahu ah. Gue mau kekelas bye" jawab Ara melangkahkan kakinya untuk kekelasnya.

Ara berjalan sambil memikirkan perihal apa mungkin ia suka dengan Rafan, ia tidak tahu seperti apa jatuh cinta dengan lawan jenis. Tapi menurut novel yang ia baca, ciri - ciri orang yang sedang jatuh cinta yaitu jantung berdetak kencang saat bersamanya. Tidak hanya itu menurut yang ia baca pipi akan bersemu merah, kita akan salah tingkah dan gugup saat bersama orang yang kita cintai. Tapi dari semua ciri - ciri itu hanya satu yang Ara rasakan.

Ara memasuki ruangan kelasnya yang masih sepi, memilih duduk dibangkunya dan merebahkan kepalanya dimeja miliknya. Menatap bangku kosong yang dulunya tempat duduk Liona, Ara rindu dunianya, Ara rindu dengan mama dan abangnya. Ia rindu menjahili abangnya dan ia rindu mendengar omelan mamanya.

Liona tidak seperti yang tertulis dalam novel, tidak hanya Liona tapi semuanya. Andai saja ia tidak pergi kemini market mungkin ia tidak akan berada didunia ini, tapi apapun yang terjadi Ara tetap bersyukur atas apa yang terjadi. Ia tidak bisa menyalahkan siapapun karena ini juga diluar akal manusia. Jika Ara sudah pulang pasti ia akan sangat merindukan semuanya.

"Rafan dan Liona?" gumam Ara.

"With you? artinya dengan mu, harusnya mereka berdua hidup bahagia tetapi Stefa dan Ara juga akan mati. Tapi pada akhirnya sang tokoh utama yang mati. Sangat miris" gumam Ara

"Rafan suka sama gue? hahahaha bulsit. Perasaan Rafan hanya untuk Liona dan itu sudah tertulis" Lanjut Ara.

"Walaupun gue cantik tapi untuk yang ini gak masuk akal. Dalam cerita Rafan berbeda dari pria pada umumnya, gue tahu kecantikan Ara memang bisa menarik perhatian laki - laki tapi untuk orang sejenis Rafan sangat sulit" lanjut Ara lagi dengan segala pemikirannya

"Kalau gue balik bisa gak ya Jeffry ikut. Sayang kalau disia - siakan" ucap Ara bersamaan dengan bel masuk yang berbunyi.

Kelas yang tadinya sepi menjadi ramai dengan temna sekelasnya yang sudah masuk keruangan kelas. Guru mata pelajaran Biologi memasuki ruangan membuat Ara mengubah posisi duduknya. Membuak buku pelajaran miliknya dan mendengarkan materi yang dijelaskan oleh guru. Meskipun tidak pintar - pintar amat setidaknya Ara mengetahui pelajaran tentang reproduksi. Materi itu sudah bisa menjadi bekal dimasa depan nanti.

"Hari ini gue mau ke mall dulu deh" gumam Ara sembari memasukkan bukunya kedalam tas miliknya.

Bel pulang sekolah berbunyi tiga menit yang lalu, Ara berencana ia akan langsung pergi kemall. Hari ini moodnya untuk bersenang - senang begitu membara, ia akan menghabiskan sisa waktu hari ini dimall.

Ara berjalan riang keluar dari kelas, memikirkan dirinya akan bersenang - senang nanti membuat senyumnya mengembang. Berjalan kearah gerbang dengan perasaan senang, langkah Ara terhenti saat melihat langit yang dikawal oleh beberapa body guard.

Transmigrasi Gadis Pemalas [Sudah Terbit] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang