BAB 42

35.5K 5.1K 461
                                    

Selang beberapa menit geng Tyrion datang menyusul Rafan kerumah sakit bersama dengan teman satu grup Ara yang tak lain yaitu black boba. Raut wajah mereka semua nampak khawatir, mereka tidak menyangka Liona akan segila itu. Dibalik wajah bak malaikatnya ternyata ada jiwa psikopat.

" Ara gimana?" tanya Arsen pada Rafan yang masih dalam keadaan emosi

" lagi diperiksa dokter" ucap Rafan.

Dokter yang memeriksa keadaan Ara keluar dari ruangan yang menjadi tempat Ara diperiksa.

" Keluarga dari saudari pasien?" tanya dokter tersebut menatap anak - anak Tyrion

" saya abangnya dok. Bagaimana keadaan adek saya dok?" tanya Allard pada sang dokter

" benturan dikepalanya sangat parah, namun tenang saja pasien akan baik - baik saja. Namun butuh perawatan yang lebih intensif" ucap sang dokter menjelaskan pada mereka

" pasien aka sadar mungkin antara 3 atau 4 jam lagi, tidak perlu khawatir kami sudah memberikan penanganan yang terbaik. Jika ingin melihat pasien silahkan tapi hanya dibatasi hingga 4 orang saja" jelas sang dokter lagi

" kalau begitu saya permisi, nanti saya akan datang lagi memeriksa keadaan pasien" ucap sang dokterl lalu berlalu dari hadapan mereka.

Rafan masuk kedalam ruang rawat Ara, menatap Ara yang terbaring lemah dibrankar rumah sakit dengan balutan perban dikepalanya. Rafan menghela napas melihat keadaan Ara. Rafan mengelus lembut pucuk kepala Ara, lalu kemudian menggegam tangan Ara dengan lembut.

" Maaf Ra" ucap Rafan lirih sembari menundukkan kepalanya.

Rafan keluar dari ruangan Ara dan menatap teman - temannya yang ada disana. Tidak memperdulikan tatapan Rafan, Arsen dan Allard langsung masuk kedalam ruangan Ara.

" sudah kabarin om sama tante?" tanya Rafan menghentikan langkah keduanya

" sudah, mereka lagi otw" jawab Allard melanjutkan langkahk kakinya menuju ruangan Ara.

" Liona ada dimarkas sama anak - anak yang lain, kita tahu lo bakal kasih kejutan buat dia" ucap Samuel pada Rafan.

Mendengar itu Rafan langsung beranjak dari sana, keluar dari rumah sakit tersebut menuju markas mereka. Mengendarai mobil miliknya dengan kecepatan diatas rata - rata.

" Lo harus mati sialan" ucap Rafan menggegam erat setir mobilnya, memperlihatkan urat - urat tangannya.

Menempuh perjalanan dari rumah sakit, kini Rafan tida dimarkas milik gengnya, Rafan turun dari mobilnya dan langsung masuk kedalam markas.

Didalam Rafan melihat Liona yang tengah duduk disofa, tidak menyadari kehadirannya, berbeda dengan anak Tyrion yang sudah menyadari kedatangan Rafan. Tanpa menunggu perintah Rafan mereka keluar dari rumah minimalis yang menjadi markas mereka itu, meninggalkan Rafan dan Liona.

Rafan berjalan menuju kearah Liona dan matanya bersitatap dengan Liona

" Ra-rafan" ucap Liona gugup dan ketakutan

Tidak menggubris ucapan Liona, Rafan mencekik Liona dengan kuat membuat Liona kesusahan bernafas. Rafan semakin menguatkan cekikkannya pada Liona yang membuat Liona semakin kesakitan

" le - lepas F-fan" ucap Liona lirih

" DIAM LO SIALAN" ucap Rafan marah dengan intonasi tinggi

Rafan melepaskan cekikkannya dan menghempaskan Liona kelantai hingga membuat Liona tergeletak dilantai tersebut. Rafan menatap Liona dengan tatapan jijik seakan melihat kotoran.

Rafan menjongkokkan dirinya lalu menjambak rabut Liona, jambakan Rafan sangat kuat hingga memperlihatkan urat - urat kening Liona.

" Lo harus mati" ucap Rafan dengan suara rendahnya

Transmigrasi Gadis Pemalas [Sudah Terbit] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang