BAB 46

33.9K 4.8K 485
                                    

Selama dirumah sakit Ara selalu dilanda rasa bosan, walaupun dia suka bermalas - malasan tetapi jika makan tidur selama satu minggu penuh tidak menyenangkan. Selama dirumah sakit Ara dilarang memegang ponsel terlalu lama, dilarang menonton terlalu drama. Hal itu membuatnya kesal, mana mungkin seorang Ara hidup tanpa ponsel dan juga tidak menonton drama korea membuat hidup Ara hampa. Seminggu dirumah sakit Ara dirawat secara intensif yang membuat dirinya jauh lebih baik sekarang.

Kadang dia akan menjahili Rafan jika dirinya bosan dan berakhir mendadapat tatapan maut dari Rafan. Selama Ara dirawat dirumah sakit, Rafan tidak pernah absen untuk datang menjaga Ara. Ara sampai dibuat bosan dengan Rafan yang selalu saja datang, namun meskipun Ara mengeluh tentang kehadiran dirinya, Rafan tidak memperdulikan hal itu.

Hari ini Ara sudah diijinkan pulang oleh dokter membuat Ara senang, akhirnya setelah sekian lama dirinya terkurung dia akan segera bebas melakukan hal apapun. Sedari tadi senyum manis Ara tak luntur dari bibirnya yang membuat kedua orang tuanya juga ikut tersenyum melihat Ara. Mommy dan daddynya akan ikut senang jika Ara juga senang.

"putri mommy senang banget nih" ucap sang mommy sembari mengelus rambut Ara

"iya dong mom" jawab Ara tersenyum manis

"oh iya mom hampir lupa, lusa akan ada pesta ulang tahun om Altair. Daddynya Rafan, kamu mau ikut atau mau istirahat dirumah saja?" tanya sang mommy

"aku belum tahu mom, nanti deh aku pikirin" jawab Ara

"iya sudah kalau begitu, kamu mandi sana biar kita pulang" ucap sang mommy

"lah katanya nunggu bang Allard sama bang Arsen" ucap Ara bingung. Pasalnya Arsen dan Allard memaksa untuk menunggu mereka pulang dari sekolah.

" nggak usah, nunggu mereka kelamaan. Sudah sana mandi" jawab sang mommy yang dituruti oleh Ara.

20 menit Ara habiskan untuk bersiap - siap, dirinya kini terlihat lebih segar dengan balutan hodie berwarna hijau tua.

"sudah siap sayang, dad sudah nunggu diluar. Yuk" ucap Mommy Ara menggandeng tangan Ara keluar dari ruangannya tersebut

"barang - barang aku udah nggak ada yang ketinggalan lagi kan mom?" tanya Ara yang kini sudah berada dalam mobil bersama kedua orang tuanya

"udah lengkap Ra, nggak ada yang ketinggalan kok" jawab sang mommy yang diangguki oleh Ara.

Meninggalkan kawasan rumah sakit, Ara dan kedua orang tuanya menempuh perjalanan untuk pulang kerumah mereka. Ara cukup senang karena beberapa minggu terakhir ia mendapatkan kasih sayang seorang ayah. Saat jadi Anne dia tidak pernah tahu apa itu ayah, bagaimana rasanya punya ayah. Namun walalupun begitu saat jadi Anne dirinya tetap bersyukur dengan kehadiran mama dan abangnya. Itu sudah jauh lebih dari kata cukup bagi Ara.

Sepanjang perjalanan tidak ada yang membuka suara, Ara lebih memilih melihat jalanan dari kaca mobil. Dirinya memikirkan keputusan apakah dia ikut dalam pesta ulang tahun papanya Rafan atau tidak. Namun jika dipikir - pikir lagi, ini merupakan kesempatan emas untuk bertemu dengan cogan atau bahkan bertemu sugar daddy. Memikirkan hal itu membuat Ara memutuskan untuk ikut dalam perayaan pesta ulang tahun papanya Rafan.

"sayang turun. Sudah sampai" ucap sang mommy membuyarkan lamunan Ara

"eh, iya mom" jawab Ara sembari turun dari mobilnya dan berjalan memasuki mansion milik keluarganya saat ini.

Kini Ara berada dikamar miliknya, merebahkan tubuhnya pada kasur king sizenya. Atensi Ara teralihkan saat sesorang membuka pintu kamarnya. Menatap sang pelaku yang tak lain adalah kedua saudaranya.

"Kenapa?" tanya Ara pada kedua saudaranya

"Kangen ya sama aku si world wide beautyful" ucap Ara tersenyum manis yang mendaapat dengusan dari kedua abangnya

Transmigrasi Gadis Pemalas [Sudah Terbit] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang