BAB 41

36.6K 5.2K 720
                                    

Rafan membawa Liona ke markas geng Tyrion. Menempuh perjalanan kurang lebih 15 menit, kini keduanya sampai dimarkas geng Tyrion. Rafan mengajak Liona untuk masuk kedalam, yang dibalas anggukan oleh Liona. Memasuki rumah minimalis yang menjadi markas geng Tyrion, tidak ada orang didalam karena anak - anak Tyrion belum pulang dari sekolah.

Liona mendudukkan dirinya pada sofa yang ada disana dan diikuti oleh Rafan. Liona menatap Rafan dengan senyum manis dibibirnya.

" Rafan kamu lapar nggak?" tanya Liona

" mau aku masakin?" tawar Liona

" nggak perlu" jawab Rafan dingin menatap tajam Liona

Rafan mendekat kearah Liona dan menatapnya dengan tatapan tajam, aura Rafan yang mendominasi ruangan membuat Liona ketakutan.

" Rafan kenapa?" tanya Liona

Rafan tersenyum miring, menatap Liona dengan tatapan tajamnya. Mencengkeram dagu Liona, tatapan menusuk Rafan layangkan membuat Liona semakin ketakutan.

" Rafan kamu kenapa?" tanya Liona lagi

Rafan melepaskan cengkeramannya dengan kasar, wajahnya kembali datar.

" Lo udah main - main sama orang yang salah" ucap Rafan dengan suara rendahnya.

" maksud kamu apa Rafan?, aku nggak ngerti" tanya Liona ketakutan

" Masih belum ngaku hm?" ucap Rafan lagi yang semakin membuat Liona ketakutan

" permainan yang bagus buat lo yang cocok kira - kira apa ya?" ucap Rafan lagi

" Ra - rafan ma- maksudnya apa?" tanya Liona yang sudah keringat dingin

" SIALAN. Stop bertingkah menjijikkan dihadapan gue" emosi Rafan memuncak mendengar perkataan Liona

" Jalang kaya lo berani - beraninya bohongin gue. BITCH" maki Rafan dengan emosi yang semakin memuncak

" a-aku m-minta ma-maaf" ucap Liona dengan suara yang ketakutan

Rafan mencekik leher Liona, membuat Liona kaget dan juga kesakitan.

" LO. MATI AJA LO SIALAN" ucap Rafan yang semakin memperkuat cekikannya

" ma-af, a-aku min-ta ma-af" Liona kesusahan mengucapkan kata tersebut karena semakin kesusahan bernafas

Rafan melepas cekikannya dari Liona dan menatap Liona dengan senyum mengerikan miliknya.

" Kalau lo langsung mati kurang seru" ucap Rafan dengan suara seraknya

" sepertinya bagus kalau beasiswa lo dicabut dan semua kebusukan lo" ucap Rafan menjeda kalimatnya

" harus orang tua angkat lo tahu. Gue penasaran dengan reaksi mereka, mengetahui anak yang mereka besarkan ternyata berkelakuan busuk" ucap Rafan

" Ja-jangan Fan, a-aku bakal lakuin apapun yang kamu mau" ucap Liona

" aku bahkan rela harus melayani kamu dalam hubungan sex" ucap Liona

Mendengar itu membuat Rafan naik pitan

" JALANG SIALAN. Gue jijik liat kelakuan lo, dan hal itu tidak akan pernah" ucap Rafan

" Keluar lo dari sini sekarang juga. Gue muak lihat muka munafik lo" ucap Rafan dingin

" ta-tapi aku pulang naik apa Fan?" tanya Liona menatap Rafan

" gue nggak perduli sialan" ucap Rafan mendorong Liona hingga terjatuh kelantai.

Rafan tidak perduli akan hal itu, ia keluar dari rumah dan melajukan motornya meninggalkan Liona yang masih berada didalam rumah.

" siala, awas saja" ucap Liona mengepalkan tangannya.

Transmigrasi Gadis Pemalas [Sudah Terbit] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang