Almost

1.4K 266 50
                                    

Kim menoleh ke Haruto dan menoleh ke Wonwoo secara terus menerus dengan ekspresi bingung karena penulis Trav ternyata Haruto, mantan pacar sekaligus mantan narapidana.

"SEJAK KAPAN!"

Teriakan Kim membuat Haruto dan Wonwoo terkejut.

"bukannya kita menang lomba novel pas SMA ya? masa gasadar tulisan gua yang ga amatiran" ucap Haruto.

"...boong"

"yah yaudah kalo gapercaya"

"ahjussi!"

"sudah lama Haruto itu jadi penulis, sebelum kamu?"

"gainget pertama kali kita ketemu dimana? di depan gedung penerbit di Washington" ucap Haruto.

Kim mengangguk-angukan kepalanya setelah mengingat masa lalu saat ia pertama kali bertemu dengan Haruto di Washington.

"lu kan narapidana, gadipecat?"

Wonwoo panik mendengar ucapan Kim yang membuat Haruto menatapnya sangat tajam namun Kim sendiri hanya diam dan meminum teh hangat.

"apa? gua cuma nanya" ucap Kim.

"gadibolehin" ucap Haruto.

"sama?"

"noh" Haruto melirik Wonwoo. "gua udah mau ngundurin diri tapi gaboleh."

"sebenarnya saya juga berpikir ingin memecat Haruto namun mengingat identitas Haruto yang tidak terekspos.. saya pikir untuk sementara waktu kembali sebentar" Wonwoo berdiri kemudian menghampiri Kim dan Haruto. "ayo mulai rapat, jangan buang-buang waktu."

Beberapa jam kemudian mereka selesai rapat dan sama-sama keluar dari gedung penerbit untuk melanjutkan tugasnya merevisi novel milik Kim di rumah Haruto.

"noona gatakut?" tanya Haruto sambil menyetir mobil.

"takut apa?"

"sama gua"

"oh jelas"

"yaudah kirim–"

"gatakut" Kim tersenyum melihat Haruto sedikit kesal karena sendaritadi ia bersikap menyebalkan pada Haruto. "kenapa? berharap gua takut ya."

"anieyo"

Kring!!!

"eo Sunghoon ah" ucap Kim setelah mengangkat telpon dari Sunghoon.

"eoddiya??"

"mobil, kenapa?"

"mau kemana?"

"ke kantor penerbit"

Haruto reflek menoleh karena Kim berbohong pada Sunghoon.

"arasseo" Kim langsung mematikan telponnya. "mwo?"

"kenapa boong?" tanya Haruto.

"nanti ribet, gua ke rumah lu niatnya bukan main"

"kalo dia tau gimana?"

"...susah juga, masa gua kasih tau kalo lu penulis Trav"

"iya juga" Haruto membenarkan kaca spion yang ada di tengah sambil melihat keadaan belakang mobil dari kaca itu. "aigoo."

"waegeurae?"

"aniyo"

Tidak lama mereka sampai di rumah Haruto. Tanpa berbasa-basi lagi mereka mulai berdiskusi soal kolaborasi novel thriller yang akan di terbitkan.

"ini.. psikopatnya bakalan ngebunuh cewe ini?" tanya Haruto.

"iya kayak yang lu lakuin"

Haruto reflek menoleh menatap Kim yang hanya mengedikan bahunya kemudian tersenyum tipis.

"apa?" tanyanya.

"oh ini cerita tentang hidup lu?" tanya Haruto.

"yoi, mantep kan?"

"ga.. si cowo ini jangan di buat baik gitu"

"hah masa semuanya jahat ngaco banget lo"

"justru si psikopatnya baik"

"gila nih"

"ini plot twistnya"

"....oohh gua paham!" Kim menggeser laptopnya ke hadapan Haruto. "tambahin."

Haruto menghela napas kasar, ia semakin tersadar bahwa Kim semakin menyebalkan. Bahkan Haruto tidak menyangka akan semenyebalkan ini setelah ia keluar dari penjara.

Haruto pun mengetik ide yang ada di otaknya sesekali melihat Kim yang membaca idenya di layar laptop.

"lu ada ramyeon ga?" tanya Kim.

"laper?"

"eo, gua masak ya"

"sana"

Haruto melirik memperhatikan Kim berjalan ke dapur kemudian ia melanjutkan mengetik. Tidak lama Haruto merasa haus kemudian ia ke dapur dan mengambil minum.

"belum daritadi?" tanya Haruto.

"bingung mau rasa apa" ucap Kim.

Haruto melihat Kim tengah menunduk memerhatikan tumpukan stock ramyeon miliknya. Haruto menghampiri dan mengebelakangkan rambut pendek Kim yang menghalangi pandangan Kim.

Melihat leher mulus Kim, Haruto mengusap leher Kim pelan membuat Kim melirik sekilas dan terdiam. Semakin lama tangan Haruto semakin berada di leher Kim kemudian mencekiknya perlahan.

"..sakit" ucap Kim.

Seketika Haruto memperkuat cekikannya membuat Kim tersadar seorang Haruto yang mengalami gangguan jiwa akan merasa senang jika Kim mengeluh kesakitan. Kim juga melihat ekspresi Haruto yang tersenyum puas saat ini.

Kim takut.

Hanya saja Kim harus berpikir jernih agar terlepas dari cekikan Haruto yang semakin kuat.

Kim mengubah posisinya menghadap ke Haruto. Saat itu Haruto semakin senang dan kemudian salah satu tangannya mengusap pipi Kim dengan lembut.

"yeppo" bisiknya.

Kim semakin kesakitan dan napasnya semakin sesak, salah satu tangannya mengalung di leher Haruto dan mendekap lalu ...

BUGH.

"ARGH!" erang Haruto

"mianhae" bisik Kim.

Setelah memukul tepat di ulu hati, titik terlemah manusia. Kim langsung memukul leher Haruto dengan lengannya dan seketika Haruto pingsan terjatuh karena tepat di bagian itu salah satu titik terlemah manusia juga dan cukup fatal.

BRAK.

"KIMBERLY!"

Kim dengan napas yang terengah-engah, lulutnya yang lemas dan tangannya yang bergetar menoleh mendengar namanya tersebut dengan suara yang tidak asing.

"kamu kenapa hah?! kamu gapapa?!"

"..Sunghoon... ah"

Sunghoon memegang kedua lengan Kim dan menyadari tangan kekasihnya bergetar dan juga tengah menahan rasa takut dan tangisnya. Sunghoon langsung memeluk Kim.

"aku khawatir.." ucapnya dengan suara bergetar.

"aku gapapa" jawab Kim.

"gapapa apanya?!" Sunghoon melepas pelukannya dan menarik tangan Kim namun Kim menahannya. "kamu mau ngapain lagi?!"

"bentar.. Haruto–"

"biarin aja! dia udah ngelakuin hal yang buruk ke kamu masih aja kamu ladenin?!"

Kim terdiam.

🥀🥀🥀

tbc.

[✔] 2. You're Mine || Park SunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang