Number

1.8K 323 41
                                    

"jangan boong kamu"

"ngga noona serius! kalo misalkan ini aku juga aku ngomong Kim noona bukan Kim doang"

"bener juga"

"aku coba telpon ya nomer ini kalo noona gapercaya."

"coba"

Jeongwoo menelpon nomor yang tidak di kenal itu dan ponsel Jeongwoo sama sekali tidak menerima telpon satu pun, sontak Kim terkejut dan semakin bingung.

"kan udah aku bilang" ucap Jeongwoo.

"diangkat ga tapi?"

"ngga" Jeongwoo memberikan ponsel Kim. "noona pernah nyebar nomer noona ga?"

"...gatau"

"bisa aja ini sasaeng nya noona?"

"aku kan cuma penulis, bukan idol"

"tapi ga menutup kemungkinan kalo banyak yang fans noona sampe ada sasaeng juga kan?"

Kim mengusak rambutnya kasar dan sedikit melempar ponselnya di atas meja. Jeongwoo pun duduk di samping Kim dan menyalakan televisi.

"ganti nomer aja" ucap Jeongwoo.

"gabisa.. nomer aku udah kesebar di penerbit kalo ganti ribet minta ngubahnya"

"kalo gitu coba diemin dulu aja kalo masih kayak gini fix di teror bukan sekedar iseng"

🥀🥀🥀

Ctik!

Kim merenung, memikirkan SMS yang membuatnya sedikit takut tapi rasa penasarannya mendominasi rasa takutnya sampai ia pun sudah beberapa kali menelpon nomor itu tapi tidak dijawab.

"gua sumpahin hp nya meledak ga angkat telpon gua" dumelnya.

BRAK.

"bisa ga santai aja?!" bentak Kim dan langsung memberikan death glare pada sang kembaran.

"sorry sorry" ucap Jay yang membawa bantal dan langsung berbaring di samping Kim. "gua disini ya."

"abis nonton horror?"

"liat sekilas doang"

"pantes gua denger suara teriakan"

"gua ga teriak ya!"

"terus suara tadi punya siapa?"

Jay terkekeh, ia memakai kacamatanya dan melihat layar laptop Kim yang penuh tulisan dan sudah dipastikan Kim tengah membuat novel lagi.

"novel ke berapa ini?" tanya Jay.

"tiga"

"romantis lagi? atau fantasi lagi?"

"thriller"

"hah serius lu?!"

"ga"

"terus cerita tentang apa?"

"fantasi"

"gua tau.. tapi ini ceritanya gimana?"

"ada cewe yang masuk ke tubuh putri kerajaan yang di kurung selama seumur hidupnya, putri ini punya kekuatan yang besar sampai dia di cap cacat sama seluruh penjuru kerajaan bahkan rakyatnya karena dia gabisa ngontrol kekuatannya sendiri"

"judulnya apa?"

"A Flawed Hero"

"ah.. mau baca"

"ya Jay"

"hah?"

"misal lu di terror lewat SMS, lu bakalan ngapain?"

"ganti nomer, kenapa?"

"nanya doang"

🥀🥀🥀

Tuut.

Sudah ke 10 kali lebih Kim menelpon nomor itu. Tidak ada takut di dirinya sampai berani menelpon nomor yang tidak jelas milik siapa.

"nanti balik bareng ga?" tanya Jay yang menarik tangan Kim karena hampir menabrak ranting pohon.

"mau ke rumah Yoshi oppa"

"lah ngapain? suruh aja dia ke rumah ngapain lu yang kesana?"

"liat tar"

"bilang sama dia suruh ke rumah aja kalo ga gua gibek"

"iya iya"

"gua duluan ya ada kelas pagi"

Kim mengangguk kemudian duduk di salah satu bangku taman kampus. Kelas di mulai satu jam lagi dan ia sengaja datang lebih dulu karena malas di rumah.

"eh lu tau ga masa ada pembunuhan dah"

"hah demi apa si? lagi? bukannya udah sempet kelar ya?"

"lagi anjir, kayaknya pembunuhnya sama deh"

"yang mati cowo lagi?"

"iya cowo"

Kim mendengar percakapan dua orang yang duduk tidak jauh darinya. Ia menguping sambil mencari berita yang baru saja ia dengar di internet. Ia sedikit terkejut dengan berita yang baru beredar pagi ini.

"annyeong Kim ah"

"annyeong– Kim Sunoo?!" Kim terkejut melihat Sunoo yang memakai gips di tangan sebelah kanannya. "waegeurae?!"

"yah cuma kecelakan kecil" ucap Sunoo sambil tersenyum manis dan duduk disamping Kim.

"maksud lu?"

"kemaren gua naik motor terus ada orang yang nabrak gua jadinya gini deh tangan gua"

"bisa-bisanya lu santai cerita sambil cengar cengir?"

"mau gimana lagi? udah nasib"

"parah?"

"ngga kok~ kenapa? khawatir ya~" Sunoo menumpu pipi di telapak tangannya sambil menatap Kim yang sendari tadi tidak menunjukan ekspresi apapun.

"menurut lu?" tanyanya.

"hahaha gwaenchanha.. 3 minggu sembuh kalo gua ga aktivitas lebih"

"arasseo" Kim melirik ke Sunoo yang masih setia memperhatikannya. "wae?"

"lu ga bales chat Sara kemaren"

Dengan cepat Kim membuka ponsel dan melihat chat Sara yang sudah banyak bahkan sampai spam di room chat, hanya saja Kim me mute chat nya karena ia sempat kesal di tagih novelnya.

"haha" tawanya hambar sambil membalas chat Sara. "dia mau ngapain?"

"gatau, gua juga tau dari appa"

'mampus' batin Kim.

Kim sedikit panik mengingat appa Sunoo seorang CEO penerbit yang membuat Kim sampai sejauh ini alias penerbit itu yang menerbitkan karya Kim.

"dia marah ga?" tanya Kim.

"ngga kok, lu kan penulis kebanggannya mana mungkin marah?"

"iya sih"

"btw Sunghoon orangnya gimana sih?"

"...kenapa tiba-tiba nanya?"

"pengen tau aja soalnya pertama kali ketemu cuma liat lu di jemput"

"ah"

Kim pun menceritakan sifat Sunghoon secara detail dimana Sunghoon sebagai pacar keduanya ini. Sunoo sedikit senang karena Kim cukup excited membahas soal Sunghoon hanya saja ia tengah memikirkan sesuatu dibalik senyumnya.

'masa sih?' batinnya.

"ya Kimberly!"

Bentakan seseorang yang tidak terlalu besar itu membuat Kim dan Sunoo sedikit mendongak menatap orang itu yang menatap Kim dengan sengit.

"Wonyoung?"

"temuin gua di resto ○○○"

🥀🥀🥀

tbc.

[✔] 2. You're Mine || Park SunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang