"Aku minta maaf, Belle," Alex memulai. "Tapi kita harus berpisah."
Gadis itu menganga tidak percaya. Ia mendengus. "Apa?"
"Kau mendengarku." Alex menurunkan pandangan, tak mampu menatap mata Mia, tak tega melihat kekecewaan itu di mata gadisnya. "Aku ingin mengakhiri hubungan kita."
"Tapi—" Mia gelagapan, "kenapa?" Bibirnya terbuka dan menutup beberapa kali, mencoba mencari kata-kata. "Apa... apa aku melakukan kesalahan? Apa kau bosan denganku? Kenapa!?" tuntutnya.
Alex mengangkat bahu acuh. "Aku harus fokus pada sekolahku. Tak lama lagi, aku akan mengikuti ujian akhir. Dan aku akan pindah. Aku akan pergi ke Geneva College di Pittsburgh untuk berkuliah di sana."
"K-kita 'kan bisa berkomunikasi lewat ponsel dan sosial media!" Mia mencoba memberi alasan. Ia tidak ingin mereka berpisah. Ia begitu mencintai Alex!
"Aku tidak bisa, Mia."
Air mata mulai menggenangi pelupuknya. "Kau serius, Alex?" lirihnya. "Di hari jadi kita? Ini hadiahmu untukku?"
Dada Alex serasa dicubit melihat Mia menangis. Ingin rasanya ia menarik gadis itu ke pelukannya. Tapi ia tidak bisa.
"Aku minta maaf," gumam Alex. "Aku harus pergi."
"Jangan, Alex," mohon Mia. "Tolong jangan tinggalkan aku...."
Alex berbalik, tak tahan mendengar isakan gadis itu. Mia menahan lengannya.
"Tidak—" cegah Mia. "Alex, a-aku menyayangimu!"
"Lepaskan aku."
Dengan lembut, Alex melepaskan diri dari cekalan Mia. Gadis itu tak lagi menahannya. Ia berjalan menjauh, meninggalkan perempuan yang ia sayangi.
Langkahnya terasa goyah. Untuk sesaat, ia mempertimbangkan untuk kembali dan bersimpuh di kaki Mia. Memohon pada gadis itu agar memaafkannya dan menerimanya kembali. Tapi Alex tak bisa melakukannya. Pemuda itu mengawasinya dari jauh. Alex telah berjanji, dan ia akan menepatinya. Sudah tak ada lagi jalan kembali. Ia telah memilih untuk meninggalkan Mia.
Oh, ingin rasanya ia menangis. Tidak! Alex menampar batinnya, menyadarkan diri. Laki-laki tidak boleh menangis. Ia harus kuat. Pemuda itu menarik napas, lalu berjalan dengan langkah mantap, sepenuhnya mengabaikan isak tangis dari perempuan yang baru saja ia tinggalkan.
•
•
•Okay.
Jadi, ummm aku memutuskan buat merevisi cerita ini.
I know what you're thinking. Tapi cerita ini sudah diterbitkan, terus kenapa direvisi? Well, karena aku baru aja mengecek ulang ebook-nya dannnn aku baru sadar kalau layoutnya berantakan.
Jujur, aku pengen nangis rasanya..
(Maklum lah, baru pertama kali menerbitkan buku 😭)
Ditambah aku gak punya editor dan beta reader untuk mengecek karyaku, jadi yah.. terima nyeselnya aja.
Jadi, cerita ini akan aku revisi. Entah bakal dipublish sampai ending atau cuma sebagian, liat nanti aja.
I hope you like it. I really do. I work my ass off for creating this book. I shed some tears, got a mini panic attack while writing the hardest part, even almost giving up to finish this book.
Segitu aja. Terima kasih banyak sudah membaca cerita ini. Kalau kalian suka dan tetap memutuskan untuk purchase e-booknya, thank you so much for the support, I would really appreciate it :)
ㅤㅤ
October 1st, 2023
With love,
Haza.
![](https://img.wattpad.com/cover/274818379-288-k148818.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Twisted Fate (TERBIT)
General Fiction[ SUDAH DITERBITKAN, BISA DIAKSES/DIBELI LEWAT GOOGLE PLAYBOOK. LINK EBOOK TERTERA DI BIO. ] ----- ㅤ [ BOOK ONE OF THE FATE SERIES ] ㅤㅤ [ 18+ ] Alexander Vangelis kembali ke Brooklyn setelah menghabiskan bertahun-tahun menyusun rencana untuk membala...