Hi, welcome back!
Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komen. Kalo suka, jangan lupa dimasukin ke library juga ya.
•
•
•Drrtt! Drrtt!
Getaran itu menarik perhatian Dexter dari pikirannya. Pria itu mengerjapkan mata, lalu mencari ponselnya. Ia melihat sebuah nomor tak dikenal tertera di layar ponselnya kemudian mengangkat panggilan tersebut.
“Halo?”
“Hei!” sapa seorang pria dari seberang panggilan. “Ini Marlo. Beberapa hari lalu aku membawa laptopku padamu untuk membersihkan virus di laptopku, ingat?”
“Uh.” Dexter mengernyit untuk sesaat. Ia berusaha mengingat-ingat karena benaknya masih berkabut. “Oh!” serunya begitu berhasil mengingat pria itu. “Ya, aku mengingatmu. What's up?”
“Aku hanya ingin bertanya, apa kau yakin kau sudah memeriksa laptopku dengan benar? Karena sepertinya masih ada sisa virus yang tertinggal di laptopku.”
“Oh, begitu?” Dexter mengusap tengkuknya, menepis semua emosi yang membuatnya merasa berat setelah mendengarkan percakapan Mia dengan Rafael semalam. “Um, kenapa tidak kau bawa laptopmu kemari agar aku bisa memeriksanya sekali lagi?”
“Boleh,” jawab Marlo. “Aku akan membawanya ke tempatmu nanti siang.”
“Tentu.” Dexter berdehem. “Jika memang masih ada sisa virus di laptopmu, aku akan memperbaikinya secara gratis untukmu. Sebagai permintaan maaf atas ketidaktelitianku.”
Ia bisa merasakan senyum Marlo ketika pria itu menjawab, “Boleh.”
Mereka mengakhiri panggilan, dan Dexter pun meletakkan benda pipih tersebut di atas meja. Pria itu menarik napas dalam lalu melanjutkan pekerjaannya yang belum selesai.
ㅤㅤ
“Wake up, sleepyhead.”Mia mengerang dan menarik bantal menutupi kepalanya. Rafael berdecak kesal. Pria itu berkacak pinggang menatap sahabatnya yang masih sibuk tidur.
“Bangun, Pumpkin. Ini sudah siang. Kita harus pergi ke gym, ingat?”
Wanita itu membuka sebelah matanya demi melirik jam. “Ini masih pukul sembilan, Raf.”
“Kita harus pergi ke gym,” ulang Rafael.
Mia menggeram tak setuju. “Ini hari Minggu yang dingin dan aku ingin bermalas-malasan saja.”
“Aku tahu tidur sungguh terdengar menggoda sekarang ini--“
“Memang,” potong Mia.
“Pumpkin.”
“Tidak mau.”
“Apa kau ingin aku menyeretmu turun dari kasur?”
Mia tak menjawab. Sepertinya wanita itu telah terlelap kembali.
Rafael mendesah keras-keras. Udara di luar memang terasa lebih dingin hari ini, matahari tak bersinar terlalu terik karena awan menghalangi, membuat siapa pun pasti berpikir itu waktu yang tepat untuk tetap berada di kasur hangat mereka dan menghabiskan waktu di balik selimut tebal.
Rafael duduk di pinggir kasur dan menepuk-nepuk lengan Mia. “Pumpkin,” panggilnya sekali lagi. “Fred membuatkan kita sarapan. Kau yakin tidak ingin memakannya?”
“Mm,” jawab Mia singkat.
“Aku bisa membelikanmu strawberry shortcake di toko roti Jeff kalau kau mau pergi ke gym,” bujuk Rafael.
![](https://img.wattpad.com/cover/274818379-288-k148818.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Twisted Fate (TERBIT)
General Fiction[ SUDAH DITERBITKAN, BISA DIAKSES/DIBELI LEWAT GOOGLE PLAYBOOK. LINK EBOOK TERTERA DI BIO. ] ----- ㅤ [ BOOK ONE OF THE FATE SERIES ] ㅤㅤ [ 18+ ] Alexander Vangelis kembali ke Brooklyn setelah menghabiskan bertahun-tahun menyusun rencana untuk membala...