01 | welcome to Brooklyn

829 389 513
                                    

Haloooo! Welcome back!

Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komennya ya. Kalo suka, jangan lupa dimasukin ke library juga ya. Enjoy!



Alexander berdiri dari kursinya begitu ia melihat sang sahabat keluar dari kereta. Ia menunggu pria itu menyadari keberadaannya. Sebuah senyum terulas di bibir pria berambut ikal tersebut ketika ia melihat Alex melambai ke arahnya. Dexter McAlister, adalah namanya.

"Senang bisa berjumpa denganmu lagi, Alex," sapanya seraya menarik Alex ke pelukan.
Ia menepuk punggung sahabatnya. "Selamat datang di Brooklyn, D," sambut Alex.

Keduanya berjalan meninggalkan area kereta bawah tanah. Mereka mendekati mobil Toyota milik Alex yang terparkir di tempat parkir umum. Dexter meletakkan tas jinjing serta tas ranselnya di bangku belakang lalu naik ke mobil, diikuti dengan Alex.

Ia melirik barang bawaan sahabatnya dan berkomentar, "Kukira kau akan membawa lebih banyak barang dari itu."

Dexter mengernyit. "Apa aku akan membutuhkan barang yang lebih banyak?"

"Mungkin." Alex mengangkat bahu. "Siapa tahu rencana kita akan berjalan jauh lebih lama dari yang diperkirakan."

"Aku bisa membeli barang yang kubutuhkan di sini," kibas Dexter. Ia mengubah topik pembicaraan mereka. "Jadi, di mana aku akan tinggal?"

Senyum Alex mengembang. "Aku menemukan rumah yang sesuai dengan permintaanmu. Tempat yang sederhana namun cukup luas, dengan lingkungan yang tak terlalu ramai." Ia mengedipkan sebelah mata. "Dan sebuah ruangan khusus untuk melakukan pekerjaanmu."

Pria berambut ikal itu tersenyum, merasa bersemangat untuk segera menetap di rumah barunya. "Bagus." Ia menggosokkan kedua tangan. "Ayo pergi ke rumah baruku agar kita bisa merekap kembali rencana kita."

ㅤㅤ
Dexter berdehem penuh persetujuan ketika turun dari mobil. "Keren," komentarnya. "Kau pandai memilihnya."

"Thanks." Alex mengeluarkan kunci rumah dan membukakan pintu depan. Begitu mereka masuk, ia melempar kunci itu pada Dexter, yang dengan sigap ditangkap. "Itu kuncimu. Jangan sampai hilang, oke?"

"Kamarmu di lantai tiga," ujar Alex. Mereka berjalan menaiki tangga. "Kau masih ingat kalau kau punya teman rumah, 'kan?" Dexter mengangguk. "Namanya Evan. Kamarnya ada di lantai dua. Dia sedang bekerja saat ini, kau bisa berkenalan sendiri dengannya nanti."

"Dia tidak akan ikut campur, 'kan?" tanya Dexter.

"Aku berharap tidak. Aku telah memberitahunya untuk tidak naik ke lantai tiga, bahwa kau tidak suka dengan orang yang suka ikut campur. Berdoa saja dia bukan tipe orang yang mudah penasaran."

Sesampainya mereka di lantai tiga, Alex membukakan pintu kamar milik Dexter. Pria berambut ikal itu melongok ke dalam. "Ini kamarmu." Alex menunjuk ke pintu yang terletak di seberang kamar. "Itu kamar mandi, dan--" ia menunjuk pintu di ujung lorong, "itu ruang kerjamu," sambungnya.

"Oke."

Dexter memasuki kamar sambil memutar-mutar kunci rumah di jari telunjuknya. Ia memandang sekeliling ruangan, menimbang-nimbang perabotan apa saja yang harus ia beli.

"D," panggil Alex.

Dexter menoleh ke arahnya. Alex menyodorkan sebuah file yang terletak di atas meja ruang tamu. Dexter menerima file tersebut dan membukanya.

Twisted Fate (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang