Hi, welcome back. I hope you like it!
Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komen. Kalo suka, jangan lupa dimasukin ke library juga ya.
•
•
•Rafael mengikuti adik kembar Jasper memasuki apartemen. Di ruang tengah, kedua sahabatnya, serta seorang pria asing telah duduk di sana menunggu kehadiran Rafael.
"Ini Marlo?" Rafael bertanya.
"Yup." Jasper memperkenalkan mereka. "Ini Rafael, sahabatku. Rafe, ini Marlo Suarez."
Rafael tersenyum ramah sembari menjabat tangan Marlo. "Senang berkenalan denganmu."
"Begitu juga denganku, Rafael," balas Marlo.
Rafael menarik tangannya dan memilih untuk duduk di sebelah William. Pria berambut pirang kemerahan itu memutar duduk menghadap Rafael lalu menopang sebelah lengan di atas punggung sofa, sebuah senyum jahil terulas di bibirnya.
"Jadi," William memulai, "Bagaimana keadaan wanita terkasih kita?"
"Wanita terkasih kita?" beo Marlo bingung bercampur penasaran.
"Mia maksudmu?" tanya Jasper memastikan. "Ada apa dengannya?"
"Dia sedang tidak enak badan," jawab Rafael.
"Apa yang terjadi?" kini giliran Jeffrey yang bertanya.
Rafael mengerang. "Aku tidak ingin membicarakannya." Ia melirik William, meminta tolong melalui tatapan.
Memahami kode tersebut, William pun menyahut, "Ceritanya panjang. Versi pendeknya, ada hubungannya dengan si pacar."
"Oh," kata Marlo. "Jadi wanita ini bukan kekasih kalian bertiga?"
Kesimpulan yang diungkapkan Marlo itu mampu membuat semua pria di ruangan tersebut terkejut. William sontak tergelak, secara tak sengaja menyenggol Jeffrey yang tengah menyeruput tehnya.
"Tidak, Marlo. Kau salah besar," ujar William.
"Kami menyebutnya begitu karena setiap cerita yang keluar dari mulut Rafael selalu berkaitan dengan Mia," timpal Jasper.
William mangut-mangut menyetujui. "Dan itu berlangsung sejak kami kuliah."
"Jadi," Jasper menambahkan, "ketika kita pertama bertemu dengan Mia, rasanya sedikit canggung karena kami telah mendengar sebagian besar cerita hidupnya dari Rafael."
"Tapi kuakui," kali ini giliran Jeffrey unjuk bicara. Pria itu mengibas celananya yang basah karena terciprat teh. "Ketika aku berkenalan dengannya, aku paham kenapa Rafael menyukainya."
Ucapan itu mampu membuat Rafael menoleh padanya dengan tatapan memperingatkan. Tak gentar, Jeffrey menatap Marlo santai dan menambahkan, "Dia sungguh pencemburu sampai-sampai harus melabrakku agar tak mendekati Mia."
Sebelum Rafael dapat membalas ucapan adik kembarnya, Jasper dengan segera menyela. "Oke, itu sudah cukup. Bisa kita bicarakan apa tujuan kita berkumpul di sini? Atau kita hanya akan membicarakan soal Mia?"
Itu mampu menarik fokus mereka.
"Apa yang kita dapatkan?"
Marlo menegakkan punggung. "Okay, pertama-tama, aku ingin memberitahumu dulu. Aku bukan yang paling ahlinya dalam bidang ini--karena aku baru bekerja di bagian IT selama enam bulan. Jadi aku minta maaf kalau butuh waktu cukup lama bagiku untuk menemukan orang yang kalian cari.
"Awalnya, aku mencoba mencari tahu apakah penulis artikel itu adalah salah satu karyawan sebuah perusahaan media," Marlo memulai. "Setelah kuteliti, ternyata tidak. Artikel itu diunggah lewat blog pribadi, dan itu satu-satunya artikel yang dia tulis."
KAMU SEDANG MEMBACA
Twisted Fate (TERBIT)
General Fiction[ SUDAH DITERBITKAN, BISA DIAKSES/DIBELI LEWAT GOOGLE PLAYBOOK. LINK EBOOK TERTERA DI BIO. ] ----- ㅤ [ BOOK ONE OF THE FATE SERIES ] ㅤㅤ [ 18+ ] Alexander Vangelis kembali ke Brooklyn setelah menghabiskan bertahun-tahun menyusun rencana untuk membala...