Hi, welcome back.
Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komen. Kalo suka, jangan lupa dimasukin ke library juga ya.
•
•
•"Glad," panggil Mia. "Mau menemaniku ke toilet sebentar?"
Gladys membuka mulut, hendak menolak. Tapi karena ia melihat Mia mendelik ke arahnya, wanita itu mau tak mau harus mengiyakan. "Boleh," ucapnya.
Kedua perempuan itu bangkit dari kursi mereka. Mia mengulas sebuah senyum pada Dexter yang mengawasinya sembari ia merangkul lengan Gladys, setengah menariknya menjauh dari para pria.
"Ouch," keluh Gladys. "Pelan-pelan saja!"
"Kau penyihir kejam," desis Mia begitu mereka memasuki toilet. "Kenapa kau tidak memberitahuku apa pun!?"
"Well, karena aku tahu kau tidak akan datang kalau aku memberitahumu," balas Gladys santai.
Mia mengentakkan kakinya. "Kau bisa memberitahuku untuk berdandan sedikit!" Ia berbalik untuk mengaca di cermin dan membenahi rambutnya, berharap dirinya tidak terlihat aneh.
"Berdandan?" beo Gladys bingung.
"Aku memakai pakaian seadanya karena kupikir kita hanya akan bertemu dan makan siang bersama," omel Mia. Ia mengerang penuh sesal. "Jika aku tahu pria kencan butaku setampan itu, aku akan memakai pakaian terbaikku! Aku akan memakai gaun! Aku bisa berdandan sedikit!"
Sebuah senyum menyelinap di bibir Gladys begitu ia memahami maksud sahabatnya. "Jadi kau menyukai pria ini?"
Mia memutar bola matanya. "Kau masih bertanya? Apa kau lihat dia? Dia lima kali jauh lebih tampan daripada kekasihmu."
"Hei!" seru Gladys tak terima. "Tidak ada yang salah dengan Evan. Dia pria yang tampan dan yang terpenting dia memperlakukanku dengan baik."
Mia mendengus, tapi tak mengatakan apa-apa lagi. Ia memutar tubuh di depan cermin, lalu menoleh pada Gladys. "Apa aku terlihat buruk?" tanyanya. "Apa ada yang salah? Apa bibirku terlihat pucat? Haruskah aku pakai lipstik yang lebih terang? Bagaimana dengan rambutku?"
"Honey," sela Gladys, menghentikan wanita itu. "Kau terlihat cantik. Percaya dirilah." Ia tersenyum jahil. "Aku tahu Dexter pasti menyukaimu. Siapa tahu 'kan, kalian bisa bersama dan kau akan berhenti menjadi perawan tua."
Mia mengernyit. "Aku bahkan belum berumur dua puluh tiga tahun," protesnya
"Pokoknya," potong Gladys, "Lupakan semua ketidakpercayaan dirimu. Kau itu cantik. Percayalah padaku." Ia menepuk-nepuk kedua pundak Mia. "Sekarang, ayo kembali ke pria kita masing-masing."
ㅤㅤ
Dexter mengamati wanita itu. Ia menyadari betapa canggungnya Mia karena Gladys terlalu menyibukkan diri berbincang dengan Evan.Ia mencondongkan tubuh ke arah Mia. "Psst," bisiknya. Wanita itu menoleh. Dexter tersenyum. "Mau pergi dari sini?" ajaknya dengan suara rendah.
"Ke mana?" tanya Mia, balas berbisik.
Dexter berdehem panjang, mencoba mencari tempat terbaik yang bisa mereka kunjungi. "Kau sedang dalam mood untuk pergi ke mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Twisted Fate (TERBIT)
قصص عامة[ SUDAH DITERBITKAN, BISA DIAKSES/DIBELI LEWAT GOOGLE PLAYBOOK. LINK EBOOK TERTERA DI BIO. ] ----- ㅤ [ BOOK ONE OF THE FATE SERIES ] ㅤㅤ [ 18+ ] Alexander Vangelis kembali ke Brooklyn setelah menghabiskan bertahun-tahun menyusun rencana untuk membala...