05- DAG DIG DUG

134 82 113
                                    

Halo, readers
Ketemu lagi kita, hehe
Ayo komen and vote nya yaa
Happy reading, guys!!
.
.
.

Hah, apa? Judul chapternya dag dig dug? Coba baca lagi! Jantung lo dag dig dug, nggak? Iya? Ya iyalah dag dig dug kan masih hidup, elah gitu aja mikir.
-Eki Gutara Pratama

Jam tujuh kurang, Shela dan teman-temannya baru saja tiba di depan kelas mereka. Suasana kelas sudah ramai karena sebentar lagi bel jam pelajaran pertama akan segera berbunyi.

"Halo halo halo, semuanya. Wanita tercantik di kelas ini kembali dengan kecantikannya yang tiada lawan," heboh Naila serta Alya berjingkrak-jingkrak memasuki kelas.

Vano dkk yang sedang duduk di atas meja menoleh pada keempat cewek itu, sudah biasa ketika mereka datang pasti suasana berubah drastis menjadi heboh.

"Waalaikumsalam," sindir Eki masih terus memainkan game di ponselnya.

"Eh iya, Assalamualaikum." ulang Shela, Naila, Alya dan Ratna bersamaan.

"Waalaikumsalam," jawab semua murid yang ada di kelas.

Shela merasa sedikit heran dengan lantai yang terlihat lebih bersih dari biasanya, Vano menyadari Shela sedari tadi melihat lantai terus dan kini berujar, "Nyari duit?"

Shela mendongakkan kepalanya menatap Vano jengah, "Duit gue banyak, nggak guna juga nyari duit di lantai."

"Ini lantai kok bersih?" pertanyaan Naila tapi jatuhnya serasa ia sedang mengomentari sesuatu yang salah.

"Vano rajin pagi ini. Nyapu, ngepel, ngelap jendela, pokoknya cosplay jadi babu aja tadi." celetuk Noval di sela mengunyah snack milik Eki.

"Anjing!" umpat Vano melirik tajam ke arah Noval namun cowok itu hanya mengedikkan bahunya acuh.

"Nggak percaya gue kalo si Vano yang bersihin ini semua," Shela masih terdiam di dekat pintu karena ada pesan dari Mama-nya lewat ponsel.

"Vano kalo lagi sedih bawaannya jadi babu, kalo nggak, jadi singa." Vano tak habis pikir dengan temannya ini, selalu saja rasanya ia ingin menenggelamkannya pada neraka.

Brak

Vano menggebrak meja membuat semua penghuni kelas menjadikannya sorotan mata. Bahkan Shela pun menoleh horor pada Vano.

"Lo bisa diem, nggak? Hah?!" murka Vano pada Noval yang selalu saja membuatnya naik pitam. Sedangkan cowok itu hanya melirik Vano sekilas sambil terkekeh, kemudian memasukkan kembali snack milik Eki kedalam mulutnya.

Shela memasukkan ponselnya pada saku rok seragamnya, lalu ia dengan santai jalan ke tempat duduknya yang berada di belakang. Naila, Alya dan Ratna sudah duduk tertib disana.

"Yang baru aja putus jang- Aaaa." ia tergelincir di dekat tempat duduk Vano karena ada air campur sabun yang masih tergenang di lantai.

Vano dengan cepat menangkap tubuh Shela sebelum terjatuh ke lantai, mata mereka saling bertatapan serta jantung berdetak tak karuan.

Siulan serta deheman dari yang lainnya tidak membuat dua insan tersebut sadar dari lamunan tatap mata mereka berdua, seakan terbawa suasana.

Sekitar lima belas detik barulah Shela sadar dari lamunannya dan langsung menegakkan tubuhnya. Malu menguasai jiwanya saat ini. Namun anehnya, mengapa jantungnya berdetak seperti sedang jatuh cinta?

"APA LO PEGANG-PEGANG! MODUS BANGET!" sarkas Shela, sejujurnya ia tak mengerti mengapa jantungnya berdetak lebih cepat.

Vano mengeryitkan kening heran lalu menoyor kecil dahi Shela menggunakan jari telunjuknya. "Heh, Nyai lampir, kalo nggak gue tangkep kemungkinan lo jatuh disitu." tunjuknya pada lantai.

HAZEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang