13- TERSEMANGATI

74 30 13
                                    

Hallo everyone!
Gimana kabarnya? Sehat?
By the way, kalian udah aktif sekolah tatap muka? Yang udah, gimana? Seru, nggak?
Pasti dong, ya kan?
Maaf nih, aku udah lama nggak update-update.
Malming kita update, prennnn!😘
Kuy lah gass keun nguenggg
Janglup, vote and comment.
Ditunggu notifnya

Di sekolah dengan panas terik matahari sangat menyengat, kantin sekolah pun terbilang lebih ramai dari biasanya.

Seperti biasa, Vano dkk serta Shela dkk duduk bersama di meja pojok kantin. Shela beserta teman-temannya bercanda ria, Noval dan Eki entahlah dua manusia itu ikut menambah humor pada topik obrolan Shela dkk.

Sandi terus memperhatikan Vano yang sedari tadi diam melamun sembari menyeruput minuman pesanannya.

"Kenapa lo, Van?" tanya Sandi serasa angin lewat bagi Vano.

"Van," panggilnya, sama sekali Vano tak mengubris melainkan tetap melamun memandang kosong ke depan.

"VANO!" Sandi berteriak tepat pada telinga Vano hingga cowok itu terlonjak kaget.

"Apa!" balas Vano tak santai mengundang atensi mata lainnya teralih padanya.

"Kenapa lo melamun? Kesurupan mampus lo," ujar Sandi mengambil minuman miliknya di atas meja lalu menenggaknya hingga setengah botol.

"Nggak apa-apa," balasnya santai lalu kembali pada posisi semula, memandang kosong ke depan.

"Cerita, Van! Kalo lo nggak mau cerita semua makanan di meja ini lo yang bayar." Vano menoleh heran pada Noval yang baru saja mengucapkan itu.

Ia melihat mejanya dan ketika melihat kumpulan mangkok serta piring yang jumlah seluruhnya ada delapan di hadapan para cewek kini kedua mata milik Vano terhenti pada Shela beserta tiga temannya.

"Shel, lo makan apa banyak amat," Shela dan ketiga temannya mengerjap beberapa kali.

"Gue nasi goreng sama bakso," kata Shela.

"Kita mie ayam dua porsi," kata Alya, Naila dan Ratna kompak membuat Vano dan Sandi membulatkan kedua matanya.

"SETAN JENIS APA YANG MAKAN SEMUA ITU, HAH?" Noval berteriak tak santai, karena suara kerasnya alhasil sebagian penghuni kantin menoleh kepadanya.

"Bikin malu mulu kerjaan lo, setan!" Eki menjitak kepala Noval di sebelahnya.

"Nggak apa-apa yang penting setia," Noval menyindir Alya, kah? Alya menoleh pada cowok itu, merasa bersalah juga ingin menerima cintanya tapi apalah daya, ego menutupi keinginan hati.

"Gue belum bisa terima lo, Val," gumam Alya masih bisa di dengar oleh Noval.

"Nggak apa-apa, kalo emang nama gue yang tertulis di lauhulmahfudz lo yang lain bisa apa?" Noval tersenyum manis pada Alya, dibalas kikuk oleh gadis itu.

"Kembali pada topik." ujar Sandi berusaha memutar balikkan topik tadi.

"Sekali lagi gue tanya, lo kenapa, Van?" Sandi terus bertanya pada Vano.

"Ini masalah gue, bukan masalah lo apalagi kalian." bukan jawaban dari pertanyaan Sandi yang Vano berikan, melainkan jawaban telak itu.

HAZEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang