06- PULANG BARENG

135 80 96
                                    

Hallo readers!!
Welcome back to HAZEL
Maaf, ya, akhir-akhir ini lagi padat waktunya jadi nggak sempat ngetik.
Dan sekarang lumayan ada waktu luang, saya sempatkan untuk mempublish part ke 6 ini.
.
Ramein dong vote dan komennya. Biar tambah semangat ngetik, hehe.
Bantu share juga cerita HAZEL supaya banyak di kenal orang, ya walaupun belum terlalu bagus-bagus amat ceritanya.
.
Oke, mari kita bacaaa!!!
Happy reading❤
.

Kenapa hati gue selalu berdebar setiap dekat Shela? Atau jangan-jangan ... Gue suka sama tuh cewek? Ah, mustahil.
-Alvano Hazel Rasendra

Jam pelajaran sudah berakhir, kini waktunya untuk pulang. Tersisa Vano, Sandi dan Shela di dalam kelas mereka, yang lainnya sudah pada pulang.

"Cepet," Vano bersila tangan berdiri di ambang pintu menunggu Sandi yang masih memasukan buku-buku ke dalam tas miliknya.

"Sabar, nyet." ucap sandi dengan bergumam di akhir katanya, bisa ngamuk kalo Vano dengar.

Tak lama kemudian, Sandi selesai memasukan buku-bukunya lalu menghampiri Vano. Keduanya berjalan menyusuri koridor kelas.

Shela masih berkutik dengan bukunya sedang mengisi PR yang di beri oleh sang guru. Berhubung moodnya lagi baik, jadi, ngerjain di sekolah.

Shela tak takut di sekolah walaupun sendiri dalam kelasnya. Toh, masih banyak anak anggota basket yang sedang latihan di lapangan karena hari ini adalah jadwal latihannya.

Tak terlalu di fikirkan pulang memakai apa, karena Shela selalu membawa mobil sendiri ke sekolah.

*****

Vano dan Sandi masih berjalan di koridor kelas, tanpa mengalihkan pandangannya ke sudut mana pun. Dan pada akhirnya, Sandi menyadari sesuatu ketika ia menoleh ke arah lapangan.

"Anjir basket latihan ternyata, Bro!" Sandi kelabakan sendiri melihat pelatih basket menghampirinya.

"Kabur," Vano menarik tangan Sandi, namun pelatih basket langsung menarik telinga Sandi dari belakang.

"Aduh, Coach, maaf maaf ini jangan di tarik astaga." Pelatih basket yang bernama Hadi itu melepaskan tangannya dari telinga Sandi.

"Sudah berapa pertemuan kamu tidak latihan, mau saya keluarkan kamu dari perangggotaan basket?" ancam Hadi membuat Sandi membulatkan kedua bola matanya.

"Oh, iya, saya lupa. Ini mau latihan kok," Sandi cengengesan sesekali melirik Vano yang memasang muka datar.

Sandi menoel-noel tangan Vano yang berada di sampingnya, "Gimana, nih?" gumamnya pelan.

"Anterin gue pulang, abis itu lo kesini lagi." jawabnya santai tak memperdulikan tatapan horor Hadi yang tak teralihkan pada mata Sandi.

"Mana bisa, goblok."

Hadi berdehem lalu berujar, "Terserah, San. Kalo kamu masih mau jadi anggota basket, sekarang latihan. Tapi kalo sekarang kamu nggak latihan lagi, saya keluarkan."

"Saya nggak bawa baju, Coach." ujar Sandi pelan mendapat helaan nafas sabar dari sang pelatih.

"WOI SANDI SINI LO!"

HAZEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang