26- TERJADI

50 8 2
                                    

Ruangan bernuansa hitam dengan pecahan botol minuman beralkohol yang berserakan menjadi tempat disekapnya 6 orang gadis yang tak lain adalah Shela, Alya, Naila, Ratna, Cica dan Karlin.

Dua orang bertubuh besar menjaga pintu dari ruangan tersebut. Sebagian anggota menjaga ketat pintu utama markas mereka. Ya, ini adalah markas kebanggaan Dreon. Markas bernuansa hitam yang berada di hutan, Jalan Samura.

Waktu yang seharusnya digunakan untuk mengikuti kegiatan ke dua, kini harus tersingkirkan karena adanya permainan dari Dreon. Sangat menyusahkan!

Shela dan kelima temannya dipaksa untuk terus berdiri dengan kedua tangan diikat keatas. Tak hanya itu, mata mereka ditutupi oleh kain hingga kini mereka tak bisa melihat apa-apa, kecuali kegelapan.

"LEPASIN GUE!" teriak Alya menggema di ruangan itu.

"TOLONG! TOLONGIN GUE!" kini Cica yang berteriak.

"LEPASIN GUE, B*JINGAN!!" Ratna mengumpat keras dibarengi oleh terbukanya pintu ruangan tersebut.

Cklek

Merasa pintu dibuka, seketika jantung mereka semakin memompa dengan cepat.

"LEPASIN GUE! BERANINYA SAMA CEWEK! BANCI LO! BANCI!!" Naila memaki orang yang telah membuka pintu. Meski tak bisa melihat, ia bisa menebak bahwa orang itu adalah salah satu komplotan Dreon.

Suara tawaan laki-laki terdengar, bukan hanya satu yang tertawa, tapi banyak. Entahlah, mereka tak bisa melihatnya.

"LEPASIN KITA!" Shela berteriak geram. Memang sialan Dreon ini, kakinya baru saja terluka akibat benda tajam tadi, dan kini harus tersekap di ruangan menyebalkan ini? Yang benar saja.

"Nggak semudah itu, cantik." sahut salah satu orang tersebut.

"Enaknya kita apain, nih?" kata orang yang berbeda.

"Renggut mahkota nya aja, boleh tuh. Cantik-cantik lagi."

Deg

Jantung mereka mencelos begitu saja. Mahkota? Shitt! Bukan mahkota seperti di kepala Ratu, melainkan mahkota seorang wanita.

"Jangan lo macem-macem sama kita." Shela terkekeh sumbang lantas menggerakan tangannya berharap bahwa rantai yang melilit pergelangan tangannya bisa lepas.

"Nggak macem-macem kok. Cuma mau satu macem aja, tapi itu barang kalian." sahut salah satunya.

"LEPASIN KITA!"

Shela, Naila, Alya, Ratna, Cica dan Karlin masih saja terus mencoba untuk melepaskan rantai di pergelangan tangannya.

"Kayaknya mereka udah nggak sabar, sekarang aja." para antek Dreon berjalan mendekat kearah Shela. Shela yang was-was mendengar arah langkah kaki mereka refleks berjalan mundur walaupun terbatas langkahnya.

"Cantik banget," salah satu tangannya mencolek dagu Shela.

"JANGAN SENTUH GUE! SINGKIRIN TANGAN KOTOR LO!" Shela berteriak histeris, nafasnya memburu tak stabil serta sebagian wajahnya yang tak tertutupi menyorotkan kepanikan hingga sedikit memucat.

"Tangan gue bersih, nggak kotor kok." kata orang yang tadi mencolek dagu Shela.

Shela tak mampu berkata-kata. Entah dorongan dari mana, kakinya berhasil menendang perut orang tersebut.

DUGHH!!

Orang itu terhuyung ke belakang sambil memegangi perutnya yang terasa sedikit ngilu.

"Beraninya lo nendang teman gue?!" geram salah satu temannya.

HAZEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang