21- STATUS BARU

62 19 19
                                    

Gentle man gak pernah bullshit
-Sandi Fendrago

Hari ke tiga setelah Vano sadar, akhirnya cowok itu sudah bisa melaksanakan kewajibannya sebagai seorang pelajar. Ia masuk kembali ke sekolah dengan membawa motor kebanggaannya.

Vano menggunakan slayer hitam yang menutup sebagian wajahnya, saat ia memasuki perkarangan sekolah menggunakan motor besarnya, seketika seluruh atensi mata menyorot padanya.

Mereka semua berbisik merasa jika yang datang itu adalah murid baru, mengapa? Tampilan Vano terlihat sedikit berbeda, dan yang paling mencolok adalah body motornya yang jauh lebih keren dari pada sebelum di servis.

"Eh itu siapa?"

"Murid baru kayaknya."

"Tampilannya kayak Vano, tapi biasanya kan Vano nggak make slayer,"

"Motornya gagah anjir, buat gue aja sini."

"PASTI AYANG GUE TUH."

"Mengpede lu tante-tante."

Vano tak mengubrisnya, ia berjalan santai melewati gerombolan siswi tersebut. Berjalan menuju kelas yang sangat ia rindukan. Yang dirinduin kelasnya atau salah satu siswi kelasnya?

Ditengah perjalanan menyusuri koridor, tiba-tiba, "SAYANG, KAMU KOK NINGGALIN AKU." Vano tersentak kaget melihat kedatangan Lesa yang tiba-tiba bergelayut manja dilengannya. Masih ingat Lesa? Siswi berpakaian ketat, make up tebal, yang biasa diberi julukan tante-tante berkedok siswi.

"Gue bukan punya lo, singkirin tangan lo. Gue mau ke kelas." Vano melepas tangan Lesa, hendak berjalan kembali namun tangannya dicekal oleh gadis itu.

Vano menghela nafas gusar kemudian menatap Lesa malas, yang ditatap malah menunjukkan wajah genitnya.

"Cium dulu," Vano tersentak kaget lantaran Lesa memajukan wajahnya, dengan cepat ia menghempas tangan Lesa dan berlari meninggalkan koridor haram itu.

"IHH SAYANGG! AKU KANGEN KAMUUU! SAYAAANG!" teriak Lesa mengundang jitakan dari guru killer yang kebetulan berjalan disana.

"ADOH! SANTAI DONG! SAK-- eh ada ibu cantik." seketika Lesa mengulas cengirannya, hendak marah-marah tapi ternyata yang menjitaknya adalah guru.

"Kamu ini! Sayang! Sayang! Sayang! Benerin dulu make up kamu, berdempul gitu." ujar guru itu sarkatis kemudian melengos pergi begitu saja.

Setelah sang guru menghilang dari pandangan mata, barulah ia menggerutu. "Gue? Berdempul? Cantik gini," mengibaskan rambut panjangnya lalu berjalan bak model menuju kelasnya.

*****

Di dalam ruangan lebih tepatnya ruangan kelas XII IPA 3, keadaan kelas sungguh berisik dengan kolaborasi tingkah Noval dan sebagian pelawak kelas itu. Sungguh sangat indah, sampai-sampai tawaannya terdengar dari kelas sebelah.

"Eh, gue denger-denger ayang Alya makin sayang sama A'a Noval." celetuk Noval tiba-tiba membuat Alya langsung menolehkan padanya.

"Lo dengernya dimana?" tanya Sandi.

"DALAM MIMPI." sebagian penghuni kelas bersorak lantang lalu tertawa keras menertawakan Noval.

"Tapi emang bener sih, gue makin sayang sama Noval," ujar Alya lalu memeluk lengan Noval.

Dengan begitu, Noval tak segan-segan mencium pucuk kepala Alya didepan teman-temannya. Semua diam mematung, seakan tak percaya pada Alya yang bisa menerima Noval.

"Dulu kayak minyak sama air, tapi kok sekarang udah kayak pasutri baru." seloroh salah satu teman kelasnya.

"Bener anjir, Noval make pelet apaan dah, kuat amat." ujar yang lainnya.

HAZEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang