31- ANGEL OR DEVIL?

39 6 3
                                    

Sudah satu jam Vano menunggu kedatangan Leon di markasnya, namun laki-laki itu tak kunjung menampakkan batang hidungnya.

Disana, di ruang utama markas geng Lirex, banyak anggota sedang berkumpul santai sambil menunggu musuh geng mereka datang kemari.

Vano berdiri dari duduknya, ia berdiri di depan pintu utama bangunan itu. Sama sekali tak terlihat tanda-tanda munculnya Leon yang sudah mengusik gadisnya kemarin malam.

"Giliran ditantang malah nggak dateng. Hah, cupu." Vano dibuat kesal sendiri.

"Udah gue bilang, dia tuh cover doang ketua geng, tapi aslinya cemen. Lo nantang juga nggak bakalan dia kemari, Van." kata Girta yang masih asyik memakan kacang kulit bersama anggota lainnya.

"Tapi masalahnya, cewek gue mulu yang diganggu," Vano berdecak kesal lalu kembali masuk dan bergabung dengan yang lainnya.

"Bang, emang ada masalah apa sih sampe-sampe Leon ngusik pacar lo mulu?" tanya salah satu anggotanya yang sedikit lebih muda dari Vano. Laki-laki itu bernama Delan.

"Katanya sih pengen ngehancurin Vano, bahkan geng kita. Biasa, biar keliatan paling keren." sahut Eki.

Delan mengangguk-anggukkan kepalanya mengiyakan. Tak lama kemudian ia kembali mengarahkan pandangannya pada Vano, "Yakin cuma itu, Bang?"

"Sepenglihatan gue sih cuma itu. Dia bawa-bawa cewek gue cuma buat mancing tindakan gue doang." kata Vano.

Noval mengeryitkan dahinya, "Lo nggak denger omongan Dero pas semalem, Van? Maksudnya apa coba nyuruh Shela buat jauhin lo?"

"Jauhin Vano kalo lo mau aman."

"Bener juga lo, buat apa Dero bilang kayak gitu kalo nggak ada tujuan lain. Iya, nggak?" sambar Eki.

"Emang Dero bilang apaan?" tanya Sandi. Wajar tak tahu, ia tidak ikut ke markas Dreon karena harus mengamankan Naila terlebih dahulu.

"Kalo nggak salah sih gini 'Jauhin Vano kalo lo mau aman' nah, gitu!" kata Eki.

"Gue juga ngerasa ada yang janggal, Van...," Sandi mengingat-ingat kejanggalan yang pernah ia temui di markas musuh geng nya ini.

"Inget kan waktu kita lagi ada acara kemah, kan cewek-cewek regu kita diculik sama mereka tuh, pas gue sama yang lainnya sampe di markas Dreon, gue nemuin cincin perak yang di bagian dalemnya ada tulisan 'FQueen'. Sebenernya inisial F itu siapa? Dreon punya Ratu?" Sandi mengutarakan pertanyaan retoris ini.

Vano semakin kalut dalam berpikirnya. Hal-hal ini meyakini bahwa tujuan Leon bukan hanya satu. Apakah sikap mereka  sudah memberi clue? Tapi Vano tak mengalaminya sendiri. Memang belum, atau ... dirinya yang lengah?

"Gue rasa nggak cuma satu tujuan mereka, Van." ujar Girta. Entahlah, ia merasa bahwa ucapannya ini benar.

Vano menyambar kunci motor yang tergeletak di atas meja, "Gue cabut dulu." setelah itu, figurnya tak nampak lagi, hanya terdengar suara motor milik ketua Lirex tersebut yang semakin lama semakin menjauhi area markas.

*****

Suara tawa atas lelucon yang dibuat bersama teman semakin berhasil mengalihkan pikirannya yang telah tersita untuk mengerjakan tugas-tugas kuliahnya sepekan penuh.

Dion, bersama para anggota dibawah kepemimpinannya sedang berguyon-guyon santai di markas kebanggaan mereka, markas Tigrey.

Minuman bersoda serta makanan ringan sengaja diletakkan di tengah-tengah mereka. Mengisi waktu luang bersama teman sefrekuensi itu sungguh mengasyikkan.

HAZEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang