Haii👋
Lama tak bertemu, maafin ya :(
Lagi PAS guyss, ga sempat nulis😭♡ oke, happy reading ♡
Malam hari sungguh indah, perhiasan malam seakan memamerkan wujudnya. Cahaya-cahaya bintang dan bulan membuat malam menjadi lebih mempesona.
Namun, malam ini tak seindah biasanya, entah ini hanya kebetulan atau emang sebuah karma yang turun untuk menghentikan aksi bejatnya.
Dalam ruangan serba putih berhias alat medis yang beragam, terdapat tiga orang didalamnya. Satu seorang gadis, dan dua laki-laki. Salah satu laki-laki terbaring lemah di atas brankar dengan berbagai alat kesehatan di tubuhnya.
"Bang, lo kapan bangun?" si cewek menggenggam tangan kiri abangnya yang terbebas dari selang infus.
"Lo orangnya bejat, tapi gue sayang sama lo." ia terus berbicara walau sama sekali tak ada respon.
"Gue kangen lo yang dulu, Bang. Gue kangen sifat lo yang dulu, bisa gak lo balik lagi kayak dulu?" entahlah ia harus berbuat apa, keadaan memang seperti mendukung abangnya untuk berubah. Bukan menjadi lebih baik, melainkan menjadi lebih buruk.
"Lo bangun. Gue tunggu itu, Bang." gadis ini masih terus berbicara sesekali meremas telapak tangan abangnya yang ia genggam.
"Gue harus apa biar lo bangun? Bales pelaku yang udah buat lo kayak gini? Bang, bangun! Gue nanya! Tolong jawab!" ia kesal sendiri, bukan kesal pada abangnya, melainkan kesal pada keadaan.
"Leon pasti bangun. Sabar, apa lo mau bales perbuatan orang yang udah bikin abang lo kayak gini?" seorang cowok dibelakangnya menguatkan sembari terus mengelus puncak kepala adik dari ketua Dreon.
"Bang Dero, jelasin kronologinya kayak gimana?!" cewek itu bangkit dari duduknya lalu berhadapan dengan Dero, wakil ketua Dreon.
"Gue nggak tau, saat itu gue nggak lagi di markas." ia memegang sisi brankar lalu memukulnya geram, lantas bicara. "Yang gue tau cuma siapa yang udah buat abang lo kayak gini. Sandi. Lo tau? Wakil Lirex."
Seketika bola mata si cewek membesar kala tahu siapa yang sudah membuat Leon seperti ini. Sebetulnya ia dilema, jikalau bukan Sandi yang menyebabkan ini terjadi mungkin bisa saja ia langsung membalasnya. Tapi ini adalah Sandi. Mana mungkin membalas secara terang-terangan sedangkan ia saja sedang menaruh rasa pada salah satu temannya.
"Sandi," gumamnya.
"Kenapa lo? Takut?" remeh Dero melihat ekspresi cewek disampingnya ini.
"Gue nggak takut kalo bukan Sandi pelakunya." ia membela diri.
"Kenapa?"
"Bahaya buat gue kalo ngebalas apalagi secara terang-terangan."
Dero cukup kesal mendengar jawabannya. Tidakkah bisa langsung menjawab logis tanpa harus membuat ia mikir terlebih dahulu?
"Kenapa?" Dero bertanya lagi.
"Gue suka sama salah sat-"
"MEMANG PANTAS ANAK ITU TERBARING LEMAH SEPERTI SEKARANG! SAYA LEBIH PUAS JIKA IA KEHILANGAN NYAWANYA!"
Deg
![](https://img.wattpad.com/cover/275730056-288-k565505.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HAZEL
Novela JuvenilAlvano Hazel Rasendra, seorang cowok berparas tampan membuat siapa saja terpanah dengan ketampanannya. Dia menjabat sebagai ketua geng yang bernama Lirex. Semboyan prinsip yang mereka pegang "Tak akan pernah melawan sebelum ditantang untuk melawan"...