Yang baca sepi banget, apalagi yang vote. Tapi nggak apa-apa, deh, masih proses:>
Happy reading gaisss♡
.
.Pekan telah berganti, mengistirahatkan otak dan tubuh dari kesibukkan rutin untuk menghadapi Try Out bagi siswa kelas 12. Kini, simulasi ujian tersebut telah selesai dilaksanakan tanpa ada sedikit kekurangan dari segi manapun.
Upacara bendera masih dilaksanakan dari setengah jam yang lalu, banyak penyampaian penting dari pembina upacara terutama mengenai hal-hal yang harus difokuskan bagi siswa kelas 12 karena sudah memasuki masa-masa akhir bersekolah di bangku SMA.
"Teruntuk kelas dua belas, sekitar dua minggu lagi kalian akan menghadapi Ujian Nasional. Perbanyak belajar. Buktikan bahwa kalian pantas untuk lulus dari bangku SMA ini. Siswa kelas dua belas, kalian mengerti?!" kata sang pembina upacara.
"MENGERTI, PAK!" siswa kelas 12 menjawab serempak.
"Mengenai hasil Try Out kemarin, kita sudah menyediakan selembar kertas pencapaian hasil nilai kalian yang sudah diberikan kepada wali kelas masing-masing. Seperti biasa, tertera nilai total dan juga peringkat." kata pak pembina.
"Cukup amanat dari saya, jangan lupa giatkan belajar dan perbanyak do'a. Demikian, wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh."
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh." jawab peserta upacara.
Tiga menit berlalu, upacara bendera telah selesai. Semua siswa membubarkan barisan untuk memasuki kelas masing-masing.
Koridor kelas cukup ramai karena masih banyak siswa yang berjalan menuju ruang kelasnya, sama seperti halnya Shela dan Naila yang sempat ke toilet setelah pembubaran barisan upacara. Mereka berdua berjalan sambil mengobrol sepanjang jalan.
"Gue nggak yakin bakal masuk lima besar." Naila mengeluarkan opininya.
"Pesimis deh lo," sambar Shela tak suka dengan ketidak pedean Naila akan kemampuannya.
"Ih, iya! Gue sepanjang TO tuh bawaannya pusing mulu, soal-soalnya itu loh, Shel! Apalagi fisika, dijamin nilai gue anjlok di mapel itu!" Naila menggerutu. Dia seperti sudah yakin seratus persen bahwa opininya tidak salah.
"Baru simulasi, nanti pas ujian tingkatin lagi." jawab Shela seadanya.
Naila mendengus, tak ada obrolan lagi sampai mereka memasuki kelasnya, XII IPA 3.
Kondisi kelas pun terlihat sedang menerka nerka tentang siapa yang menyandang diri sebagai peringkat lima besar, topik obrolan dari berbagai sudut kelas terdengar sedang membicarakan hal itu.
Naila tentu tidak tertarik untuk membahasnya, Shela pun sama. Di kursi tak jauh darinya, Alya menelungkupkan kepala di atas meja dengan earphone yang ia pakai. Mereka bertiga hanyut dalam pikiran masing-masing.
"Eh, Ratna mana?" tanya Naila pada Alya setelah ia membuka earphone yang dipakai temannya itu.
"Tadi ke toilet." jawab Alya memasang kembali earphone miliknya. Suasana hatinya sedang galau berkat lagu yang ia putar.
Shela sedikit mengeryitkan kening, tadi dia dari toilet dan tak ada Ratna disana. Oh, mungkin tak bertemu karena ia sudah keluar lebih dulu.
Pintu kembali terbuka, empat orang cowok tampan memasuki kelas, ketiga darinya langsung duduk, sedangkan satunya lagi menghampiri meja Alya dengan tangannya yang menggenggam sesuatu.
"Ayang," panggil Noval sambil menoel-noel lengan Alya.
Alya membuka mata lalu meletakkan earphone yang sedari tadi ia pakai ke atas meja. "Apa, Val?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HAZEL
Ficção AdolescenteAlvano Hazel Rasendra, seorang cowok berparas tampan membuat siapa saja terpanah dengan ketampanannya. Dia menjabat sebagai ketua geng yang bernama Lirex. Semboyan prinsip yang mereka pegang "Tak akan pernah melawan sebelum ditantang untuk melawan"...