11- MEYAKINKAN

99 51 33
                                    

Mengejar sesuatu memang sulit dan selalu dihiasi dengan kata lelah. Tapi, jika tidak di perjuangkan, apakah hal yang dikejar akan bersatu dengan sang pengejar?
.
.

Bukan hari yang membosankan seperti biasanya karena hari ini ada jam kosong yang sangat panjang dari jam pelajaran pertama sampai jam pelajaran terakhir.

Walaupun begitu, siswa-siswi SMA Liga Bangsa tidak dibolehkan untuk pulang sebelum tepat pada waktu jam biasa pulang sekolah.

Kelas-kelas lain tetap tentram nan damai, sangat bertolak belakang dengan kelas XII IPA 3 yang terdapat panggung, lengkap dengan artist dadakannya.

"SIALAN BERISIK WOI!" teriak laki-laki wakil ketua kelas berbadan gempal karena tak tahan dengan nyanyian heboh serta gebrakan meja guna melengkapi kegiatannya. Noval, Eki serta beberapa laki-laki lain memenuhi suasana kelas.

"Apa lo! Gue mau nyanyi, nikmatin aja." Noval beranjak mengambil sapu dipojok belakang kelas lalu ia naik ke atas meja miliknya.

Bergaya seperti penyanyi papan atas dengan sapu yang ia pegang cukup membuat teman-temannya menahan tawa.

"Ku mau dia~~" Noval mulai bernyanyi sambil menutup mata, menghayati. Seluruh penghuni kelas menatap fokus dirinya.

Seakan sadar bahwa ia sedang di tatap, ide diluar nalar menggetuki kepalanya. Ia membuyarkan sepenggal lirik lagu tersebut dan berkata, "Ciee pada ngeliatin."

Saat itu juga sorakan kekesalan menyambut telinga Noval, ia pun tertawa melihat beragam ekspresi kesal teman sekelasnya.

"Dih, ngapain lo pada kesal?" dengan santai ia menaruh dagunya pada ujung sapu yang ia pegang.

"Lo emang nggak ada untungnya juga difokusin," ucap Alya tiba-tiba.

Noval kembali beraksi, kini ia benar-benar tidak akan bercanda dalam nyanyiannya. Lagu ku mau dia milik Admesh Kamaleng yang ia nyanyikan.

"Ku mau dia~~" tangannya terulur menunjuk Alya yang masih memperhatikan dirinya ogah-ogahan.

"Tak mau yang lain," senyuman manis Noval mampu menghipnotis seluruh atensi mata, senyuman itu hanya tertuju pada satu orang, Alya.

"Hanya dia yang slalu ada dikala susah senangku," beberapa siswa ikut bernyanyi mengikuti irama.

"KU MAU DIA WALAU BANYAK PERBEDAAN," nyanyi dengan teriak-teriak memanglah sangat menyenangkan, itu yang sebagian cewek-cewek lakukan.

"Ku ingin dia bahagia hanyalah denganku," Noval masih bernyanyi namun matanya serta seluruh lirik yang ia nyanyikan hanyalah tertuju pada Alya seorang.

"BUKAN KU MEMAKSA OH TUHAN," seluruh siswa kini bernyanyi kecuali Alya dan teman-temannya yang hanya memperhatikan.

"Tapi ku cinta dia,"

"KU MAU DIA," nyanyi para cewek-ceweklah kini yang paling heboh.

"KU MAU DIA,"

"Dan hanyalah dia," Noval menutup konser dadakannya dengan senyuman sangat manis tertuju pada Alya.

Noval turun dari meja lalu melempar sapu sembarang arah ke belakang pojokkan kelas.

"Lo nyanyi tapi matanya ke gue mulu, Val." gerutu Alya, entahlah ia belum suka pada Noval meski cowok itu mengejar-ngejarnya.

"Karena gue suka sama lo, lagu yang gue nyanyiin tadi hanya untuk-"

"Gue ngga suka sama lo, berhenti suka sama gue!" sarkatis? Benar. Ucapan Alya membungkam seluruh atensi mata serta mulut Noval.

HAZEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang