"Pesanan dia bayar pakai kartu saya aja Mbak sekalian."
"Eh, engga usah Kak."
"Engga apa-apa, anggap aja saya traktir kamu."
"Tapi,"
"Maaf ya saya buru-buru. Untuk minuman kamu engga usah terlalu dipikirkan, saya ikhlas kok."
"Kalau begitu, lain kali saya yang traktir ya Kak?"
"Saya tunggu kalau begitu. Saya duluan ya, Anthony."
*****
"Iya udah. Ini aku udah dapet taksinya. Tungguin aja di lobby."
"Ke hotel Fairmont ya Pak"
"Ke Plaza Senayan ya Pak."
"Jadi tujuan kita kemana ya Mas?"
"Hotel Fairmont/Plaza Senayan."
"Aduh saya jadi bingung, sebenarnya Mas ini mau diantar kemana ya?"
"Ke hotel Fairmont dulu Pak baru setelahnya ke Plaza Senanyan."
"Terima kasih."
*****
"Hai Kak Jo."
"Anthony?"
"Iya ini aku. Kak Jo kenapa duduk di sini?" Sebuah pelukan didapat oleh Anthony atas uluran tangan yang dia berikan kepada Jonatan.
"Kak,"
"Sebentar." Anthony hanya mengangguk dan membiarkan Jonatan memeluknya, menyembunyikn wajahnya untuk meredakan suara tangisannya.
"Kakak mau aku anter pulang?"
"Boleh saya ikut kamu pulang?"
"Eh, gimana Kak?"
*****
"Hai."
"Kok Kak Jo bisa ada di sini?"
"Selamat ya atas kelulusannya, Anthony." Jonatan menyerahkan sebuket bunga mawar putih dan orange yang sedari tadi dia bawa di belakang tubuhnya kepada Anthony.
"Terima kasih Kak Jo."
"Kamu suka?" Sebuah anggukkan diberikan oleh Anthony sebagai jawaban.
"Kabar Kak Jo gimana?"
"Baik, seperti yang kamu lihat." Anthony mengangguk.
"Terus kelanjutan pertunangan Kak Jo gimana?" Jonatan terdiam sejenak.
"Kalau misalnya aku bilang, aku bakalan menikah sama tunangan aku. Menurut kamu gimana?"
"Ya engga gimana-gimana Kak," Anthony tersenyum tipis. "Kalau memang Kak Jo masih cinta sama dia dan dia juga masih cinta sama Kak Jo, ya engga ada salahnya kan buat dicoba lagi dari awal?"
"Aku ikut bahagia untuk Kakak."
Anthony tidak bisa egois dengan memaksa Jonatan untuk mengakhiri hubungan mereka yang menurut Jonatan sudah sangat tidak sehat. Anthony tidak bisa.
Jonatan hanya bisa tersenyum karena ada sedikit rasa kecewa dalam hatinya ketika mendengar jawaban yang diberikan oleh Anthony. Jonatan tidak suka melihat senyum yang saat ini diberikan oleh Anthony kepadanya.
Halo semuanya, lama banget rasanya aku engga ada update dimana-mana. Apa lagi di book ini, rasanya udah lama banget. Maafkan aku ya...
Kalian semua apa kabar? Baik-baik aja kan? Please, semoga kalian sehat selalu ya, jangan kendor prokesnya. Aku bener-bener berharap kalian sehat-sehat terus pokoknya. Tapi kalau ada yang sedang sakit, semoga cepat sembuh ya. Kalau ada yang sedang isoman, tetap semangat, jangan stres lakuin aja semua hal yang kamu suka biar imun kalian bagus. Kalau butuh teman ngobrol, mampir ke messages kita ngobrol bareng, kebetulan aku juga lagi di akhir masa isomanku jadi siapa tahu kita bisa berbagi semangat kan? Untuk yang masih tetap sehat, pertahankan terus ya supaya bisa tetap sehat selalu. Pokoknya, semangat untuk kita semua ya...
Oh iya, aku kembali di book ini cuman mau bawa trailer buat cerita baru aku. Kira-kira masih banyak yang nungguin kisah dua orang ini engga ya? Kalau masih banyak, aku bakalan post secepatnya untuk cerita ini hehehe
Um sedikit informasi, cerita ini sebenarnya remake dari cerita yang aku buat di platform lain dengan tokoh yang berbeda. Jadi kalau dari kalian ngerasa pernah baca cerita ini di sana, boleh mampir ke messages aku dan kita ngobrol-ngobrol di sana. Oke?
Udah ah segitu aja basa-basinya dari aku, tapi please kasih aku respon seberapa tertariknya kalian sama kisah ini? Kalau masih banyak banget yang kangen sama kisah kedua orang ini, terutama di kisah ini aku bakalan update secepatnya.
See you ...