Coz I can't replace the space you save for some one
Can't replace the place that I wasn't given
Anthony sedang sibuk dengan game di ponselnya ketika Jonatan berjalan keluar dari kamar mandi. Tidak memperdulikan Jonatan yang kini menatap jengah kepadanya.
"Main game terus, sampe gue engga diperduliin." Tegur Jonatan yang sudah duduk di sisi tempat tidurnya.
"Apa sih Jo? Ganggu ih." Sahut Anthony tanpa mengalihkan perhatiannya dari ponsel.
"Ini gue udah selesai mandi loh, katanya kita mau makan di luar." Kata Jonatan mengingatkan Anthony akan janjinya ketika Jonatan memintanya untuk menemaninya makan malam.
"Bentar ya Jo, naggung nih." Jawab Anthony, Jonatan mengerucutkan bibirnya sebal, tapi dia tidak mengganggu Anthony lagi. Jonatan hanya diam, memperhatikan semua ekspresi yang Anthony tampilkan ketika bermain game. Jonatan mengamati Anthony yang tidak sadar kalau dirinya sedang diperhatikan oleh Jonatan.
Jonatan teringat ketika sebulan yang lalu Anthony pergi tanpa perduli dengan panggilan Jonatan. Saat itu Anthony tidak kembali ke apartemen mereka selama satu minggu dan anehnya kedua orang tua mereka tidak menanyakan atau membahas masalah itu saat jadwal makan malam keluarga dan Anthony absen dari acara itu. Jonatan sebenarnya bersyukur jika keluarga mereka tidak menanyakan soal Anthony saat itu, tetapi dia juga merasa khawatir karena Anthony seperti menghilang dari hidupnya selama satu minggu itu.
Setelah satu minggu Anthony menghilang dari hidupnya, Jonatan terkejut ketika membuka pintu apartemennya menemukan Anthony sedang duduk di sofa kesayangannya dengan senyum manisnya. Jonatan saat itu langsung berlari ke arah Anthony dan memeluk pria itu erat, dia benar-benar merindukan Anthony dan dia tidak ingin melepas pelukannya meski Anthony mengeluh susah untuk bernafas. Jonatan hanya ingin memastikan kalau Anthony yang ada dalam pelukannya memang nyata, bukan hanya dalam khayalannya yang jika dia membuka mata dan melepas pelukannya Anthony akan menghilang.
Setelah kejadian itu, tidak ada yang berubah dari hubungan mereka. Untuk Jonatan, Anthony masihlah Onynya yang bawel, selalu berkata kasar sesukanya, suka memukulinya jika dirinya berkata sembarangan dan masih perhatian terhadapnya. Jonatan tidak merasakan perubahan yang berarti setelah kepergian Anthony jadi dia merasa lega karena dirinya tidak kehilangan Anthony seperti yang Ihsan dan Bayu katakan sehari setelah Anthony pergi.
"Kenapa lo ngelihatin gue kaya gitu? Naksir aja lo baru tahu rasa." Kata Anthony menyadarkan Jonatan dari lamunannya.
"Gue? Naksir sama lo? Jangan mimpi lo." Jawab Jonatan sambil beranjak dari duduknya. Dia tidak sadar kalau raut wajah Anthony sempat berubah mendengar jawabannya tadi. "Udah kelar kan lo mainnya? Ayo ah jalan, laper gue." Ajak Jonatan yang sudah berada di depan pintu.
"Gue kamar mandi dulu ya sebentar." Kata Anthony langsung masuk ke dalam kamar mandi saat merasakan satu tetes air matanya keluar dari ujung matanya.
"Gue tunggu di depan Ny, jangan lama." Kata Jonatan sebelum keluar dari kamar.
Anthony keluar dari dalam kamar dan menemukan banyak makanan di atas meja tetapi dia tidak menemukan keberadaan Jonatan. Anthony mengernyit bingung, seingatnya dia hanya lima belas menit di dalam kamar mandi kenapa sudah ada banyak makanan di sana, pikir Anthony. Anthony mendudukkan dirinya di sofa dan menunggu kehadiran Jonatan dengan menonton film yang sedang tayang di televisi.
"Lama amat lo di kamar mandi." Kata Jonatan begitu mendudukkan dirinya di samping Anthony sembari meletakkan dua gelas dan sebotol air di atas meja. Anthony hanya mengangguk.