Warning : kalo udah ada peringatan gini tahu lah ya kalo work ini bakalan mencapai 5k words. Jadi sekali lagi, kalau emang merasa membosankan bisa di skip.
Setiap ku melihatmu
Ku terasa di hati
Kau punya segalanya
Yang aku impikan
Akhir-akhir ini Jonatan sering kali merasa ada seseorang yang sedang mengawasinya. Tepatnya dua minggu setelah dirinya kembali masuk kuliah, Jonatan merasa ada sepasang mata yang mengawasinya dari kejauhan contohnya saat dia sedang berkumpul bersama teman-temannya di kantin dia merasa ada yang sedang melihat ke arah dirinya tapi begitu dia mengawasi sekitar dia tidak menemukan siapa pun bahkan mahasiswa yang ada di kantin sibuk dengan makanan mereka. Lalu saat Jonatan sedang menyendiri di perpustakaan, dia merasa ada seseorang yang sedang memperhatikannya dari salah satu rak buku bagian astronomi dan ketika Jonatan berjalan ke arah rak itu tidak ada siapa pun di sana dan perasaannya saat sedang di awasi pun menghilang.
Dan hari ini, Jonatan sedang membaca bukunya dengan bersandar pada sebuah pohon besar di taman kampusnya saat sedang menunggu teman-temannya yang masih ada kelas dan dia kembali merasakan ada sepasang mata yang sedang mengawasinya dari kejauhan. Jonatan mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya tetapi taman itu sepi hanya ada beberapa mahasiswa dengan kelompoknya yang jaraknya tak begitu jauh darinya sedang sibuk dengan tugas mereka karena Jonatan dapat melihat raut wajah serius dari mereka jadi tidak mungkin orang-orang itu.
Jonatan menghela nafasnya sedikit kesal dan memilih mengabaikan perasaannya itu, dia tidak perduli lagi. Mungkin orang itu naksir kepadanya, dia kan terkenal seperti yang dibilang oleh teman-temannya selama ini jika dirinya menceritakan perasaannya itu. Baru saja Jonatan hendak kembali membaca bukunya dia dikejutkan dengan kehadiran seseorang yang sedang mengulurkan tangan kepadanya.
"Hai, kamu Jonatan kan? Kenalin aku Anthony." Sapanya saat Jonatan menyadari kehadirannya. Jonatan menatap datar pria itu tanpa ada niat menyambut uluran tangannya.
"Gue pikir lo ngga akan berani nunjukin diri lo." Kata Jonatan acuh lalu kembali membaca bukunya. Pria itu tersenyum kaku lalu menarik tangannya tadi dan menggaruk lehernya, kikuk saat Jonatan mengabaikan uluran tangannya dan mengetahui jika dirinya selalu mengawasi Jonatan selama ini ditambah lagi kehadirannya kembali diacuhkan.
"Hehe kamu sadar ya?" Katanya sembari menggigit bibirnya, Anthony gugup.
"Mau apa lo? Kalo lo mau bilang suka sama gue, sorry aja gue udah punya tunangan jangan ganggu gue lagi." Jelas Jonatan dengan nada begitu dingin membuat Anthony tertegun.
"O, oh ya? Oh gitu ya? Oke." Kata Anthony terbata dan kemudian memilih untuk pergi dari hadapan Jonatan tanpa mengucapkan apa pun lagi. Setelah pria itu berbalik Jonatan menaikkan pandangannya ke arah pria tadi yang berjalan menjauh darinya hingga dia disadarkan dengan sebuah tepukkan pelan pada pundaknya.
"Jo yuk balik." Ajaknya. Jonatan menoleh ke arah kirinya dan menemukan sosok Fajar, salah satu sahabatnya yang menepuk pundaknya. Jonatan hanya diam dan kembali memandang pada arah Anthony pergi tetapi sosok pria itu sudah tidak terlihat lagi. "Jo, kenapa?" Tanya Fajar menepuk pundak Jonatan sekali lagi. Jonatan menoleh kepada Fajar, berfikir sejenak lalu menggeleng.
"Yuk, anak-anak udah nungguin di kantin. Kita makan dulu ya baru pulang." Ajak Fajar, Jonatan hanya mengangguk dan mengikuti langkah Fajar menuju kantin. Tanpa keduanya sadari, Anthony masih memandangi kepergian mereka dari balik pohon tidak jauh dari sana dengan pandangan sendu.