Notes : Part ini adalah lanjutan kisah cinta dari Pilot Kerdus dan Aktor Kesayangannya.
Bersamamu kulewati
Lebih dari seribu malam
Anthony memasuki kamarnya dan Jonatan dengan perasaan kosong. Dia masih tidak percaya akan berita yang baru saja diterimanya, selang beberapa detik setelah pesan singkat yang diterimanya dari sang suami, Jonatan.
Sebuah pesan singkat yang memang sudah Jonatan atur untuk dikirimkan secara berkala setiap satu jam, jika dirinya sedang melakukan penerbangan. Pesan singkat yang berisi tulisan sederhana, 'I Love You'.
Anthony berjalan pelan ke arah tempat tidur, meraba sisi tempat tidur dimana sang suami biasa membaringkan tubuhnya saat pulang ke rumah. Dia mendudukkan dirinya di sana, menatap ke arah bingkai foto yang ada di atas nakas. Foto dirinya yang sedang dipeluk dari belakang oleh Jonatan dengan latar pemandangan aurora terindah di dunia. Foto yang mereka ambil saat mereka pergi berbulan madu di Nowergia tepatnya di kota Tromso, dua tahun yang lalu.
Anthony meraih bingkai foto itu, mengarahkan telunjuknya pada wajah Jonatan yang sedang memandang dirinya dengan tatapan memuja. Anthony masih bisa ingat dengan jelas saat dia memarahi Jonatan ketika melihat hasil foto itu, karena di foto itu Jonatan tidak melihat ke arah kamera melainkan ke arah dirinya yang sedang tersenyum pada kamera sehingga mereka terpaksa harus mengulang kembali foto itu.
Anthony juga masih ingat bagaimana Jonatan menyetujui kalimatnya saat mengatakan kalau pemandangan aurora di sana sangatlah indah. Tetapi kalimat yang keluar setelahnya membuat Anthony menahan diri sekuat mungkin untuk tidak memukuli pria tampan yang senang sekali menggombalinya.
"Auroranya indah. Tapi malam ini, pemandangan auroranya jauh lebih indah. Karena ada kamu yang menyempurnakan keindahannya." Jonatan mendekatkan dirinya kepada Anthony.
"Tapi buat aku, jauh lebih indah senyum kamu dari pada auroranya." Bisik Jonatan tepat di telinga Anthony.
Satu tetes air mata jatuh ke atas bingkai foto itu, Anthony menangis. Dia masih tidak mempercayai berita yang baru saja dia terima. Hatinya menolak kalau berita itu adalah nyata.
Sebuah berita yang mengatakan kalau pesawat yang dikemudikan oleh Jonatan mengalami kecelakaan. Mereka juga mengatakan kalau kemungkinan besar semua orang yang ada di dalam pesawat itu tidak ada yang selamat. Membuat Anthony ingin sekali memaki mereka yang mengabari hal itu kepadanya, bagaimana bisa mereka mengatakan kalau tidak ada yang selamat dalam kecelakaan itu sedangkan keberadaan pesawat itu saja belum diketahui.
Pria manis itu merebahkan dirinya dan memeluk bingkai foto itu. Dia masih bisa menghirup aroma tubuh suaminya pada bantal yang dia pakai meski terakhir kali suaminya menggunakan bantal itu tiga hari yang lalu. Sebelum Jonatan kembali berangkat untuk melakukan penerbangan ke berbagai negara lagi.
Anthony memandang ke sisi tempat dirinya biasa berbaring, membuatnya sadar kenapa Jonatan senang sekali memandangi dirinya sebelum dia terbangun karena merasa seperti sedang diperhatikan. Anthony sadar, posisinya yang menghadap ke arah jendela membuatnya mendapat akses penuh sinar matahari di pagi hari, karena Jonatan selalu menolak menutup tirai jendela mereka saat malam hari.
Pemandangan pagi yang indah untuk Jonatan, perpaduan antara sinar matahari dengan wajahnya mampu membuat Jonatan jatuh cinta kepadanya untuk kesekian kalinya. Itu yang dikatakan sang suami setiap kali Anthony bertanya kenapa dia tidak boleh berpindah tempat untuk tidur.
Membuatnya kembali teringat akan perdebatan kecil mereka hanya untuk memperebutkan posisi tidur di dekat jendela saat awal-awal pernikahan mereka. Ketika mereka kembali dari berbulan madu dan pindah ke rumah yang sudah Jonatan siapkan untuk mereka tinggali setelah mereka menikah. Hadiah pernikahan dari Jonatan untuk dirinya.