Notes : Cerita di part ini punya latar belakang yang sama dengan part lagu 'Love Someone' ya. Jadi jangan heran kalau Idris di sini manggil Anthony dan Jonatan dengan Mama dan Papi karena emang di cerita itu aku bikin Idris adalah anak mereka. Jadi karena udah tahu kalau part ini berisi tentang apa, kalau merasa engga srek dengan jalan ceritanya atau latar belakang ceritanya silakan untuk diabaikan saja part ini.
Terima kasih
Hai kamu yang memberi arti cinta
Hai kamu senyummu meluluhkan dunia
Senangnya kutemukan arti cinta
Inilah bahagia
Di sebuah sudut ruang tunggu bandara ada seorang pria manis yang entah untuk keberapa kalinya menghela nafasnya memandangi puluhan bahkan ratusan notifikasi pada ponselnya dari sosial media miliknya. Pria manis itu, Anthony, sama sekali tidak berminat untuk melihatnya atau lebih tepatnya dia belum berminat untuk membaca semua pemberitahuan yang masuk ke dalam ponselnya meskipun dia sangat yakin kalau semua isinya itu memberinya dukungan tetapi Anthony belum ingin menanggapinya. Anthony memilih untuk menambah volume musik pada earphone-nya dan menutup matanya, mencoba untuk menikmati waktunya, untuk membuat perasaannya membaik saat sampai di negaranya nanti dan bertemu dengan teman-teman juga keluarganya.
Anthony tidak sendiri di sana, dia bersama dengan beberapa tim dari rekan senegaranya yang hendak pulang ke tanah air dan menunggu untuk masuk ke dalam pesawat. Sebenarnya teman-teman Anthony yang lain tidak suka melihat Anthony yang diam seperti itu, memang Anthony itu sedikit pendiam tapi bukan tipe diam yang seperti sekarang pria manis itu tunjukkan dan mereka semua tahu apa penyebabnya. Jadi mereka semua memilih untuk membiarkan pria manis itu mengambil waktunya sebanyak mungkin untuk membuat dirinya baik-baik saja setelah kejadian menyakitkan yang terjadi kemarin malam.
Anthony membuka matanya ketika ponsel di tangannya bergetar, menandakan ada panggilan masuk dan dia menemukan nama 'Jo :)' di sana. Anthony tersenyum, tanpa merubah posisinya yang bersandar dengan nyaman di bangku tunggu bandara, dia menjawab panggilan telfon itu.
"Halo Jo." Sapa Anthony yang tak bisa menahan rasa senangnya mendapat telfon dari prianya itu.
"Halo Kak, kamu dimana? Tadi aku lihat dari Igs-nya mbak Wid kalian ketahan di hotel? Terus sekarang gimana? Udah nyampe bandara kan? Kalian baik-baik aja kan? Kamu engga apa-apa kan? Mereka engga rusuh ke tim Indonesia kan? Mereka engga sempet sampai ke hotel kan?"
"Hey, calm down babe! Aku sama yang lain baik-baik aja kok. Kamu jangan panik gitu dong." Kata Anthony yang ingin sekali tertawa begitu mendengar pertanyaan Jonatan yang begitu banyak.
"Ya gimana aku engga panik coba, mbak Wid bikin Igs kaya gitu dan aku baru lihat sekarang. Terus kamu juga engga ada ngabarin kalo udah sampe bandara apa belum, kan bikin aku jadi khawatir kalo kamu dan yang lain kenapa-kenapa."
"Maaf ya Jo, aku lupa. Tapi kamu udah liat Igs mbak Wid juga kan yang bilang kalo kita udah di bandara?"
"Vidcal, aku belum bisa tenang sebelum bener-bener lihat kamu." Hati Anthony menghangat mendengarnya, Jonatan benar-benar mengkhawatirkannya membuat dirinya merasa sangat dicintai.
"Tunggu ya, aku cari spot yang bisa buat kamu percaya kalo aku udah di bandara." Kata Anthony yang beranjak dari duduknya.
"Jangan lama."
"Iya."
"Jangan ditutup juga telfonnya."
"Iya Jo." Sahut Anthony dengan sabar.