Di tempat ini
Di tempat pertama aku menemukanmu
Kembali kudatangi tempat ini
Tapi ku dengan yang lain
Fajar menghela nafasnya panjang saat dirinya baru saja menapaki kakinya di tempat yang penuh kenangan untuknya. Tempat yang menyimpan begitu banyak kenangan tentang masa mudanya bersama dengan teman-temannya dulu dan juga dia.
Berjalan perlahan untuk menyusuri tempat itu sembari mengingat salah satu kenangan yang begitu berkesan untuk dirinya. Kenangan tentang bagaimana dia menemukan seseorang yang menjadi cinta pertamanya. Meski harus dia akui, kondisinya sekarang jauh berbeda dengan yang dulu. Karena sekarang tempat penuh kenangan ini sedang dirubah menjadi tempat untuk reuni dari beberapa angkatan.
"Dompet lo jatuh nih." Fajar menghentikan tawanya dan mengalihkan pandangannya pada seorang pria yang sedang mengulurkan sebuah dompet kulit berwarna cokelat ke arah Vito.
"Eh iya, lo ketemu dimana?" tanya Vito ketika dia mengenali dompet yang diberikan pria itu adalah miliknya.
"Tadi di depan warungnya bu Siti." Vito hanya membulatkan mulutnya tanpa mengeluarkan suara. "Kebiasaan lo dari dulu engga berubah ih, teledor mulu kalo nyimpen dompet."
"Ya sorry, gue kan ngga tahu kalo dompet gue jatuh."
"Beruntung lo, setiap dompet lo jatuh gue yang nemuin. Coba kalo orang lain, udah habis itu duit bulanan lo diambil orang." Vito meringis mendengarnya.
"Iya, iya. Makasih banyak ya Onik sayang, nanti pulang sekolah gue traktir es krim ya?"
"Triple Scoop Strawberry Cheesecake ya?"
"Apaan lu, rugi gue. Engga, engga. Yang single aja."
"Triple!"
"Single aja Onik, nanti lo batuk gue yang kena ih sama bunda."
"Oke," Vito tersenyum lebar saat dia mengatakan satu kalimat keramat yang mampu mengalahkan ego dari pria yang mengajaknya berdebat tadi. "Double atau gue laporin sama mama?" Vito terdiam, bukan lanjutan kalimat seperti ini yang dia mau.
"Single aja Onik. Beneran deh nanti bunda marah loh kalo lo beli es krim banyak-banyak." Anthony atau pria yang dipanggil Onik oleh Vito itu mengangguk.
"Oke, gue aduin sama mama kalo anak bungsunya ini hobi jatuhin dompetnya di kantin." Sahutnya sembari tangannya bersiap untuk melakukan panggilan pada nomor seseorang yang sepertinya dikenal oleh Vito karena pria itu terlihat panik.
"Eh iya, iya. Lo dapet apa yang lo mau, tapi jangan kasih tahu mama ya?"
"Deal ngga nih?" Anthony mengulurkan tangannya pada Vito, yang mau tidak mau dengan setengah hati menyambut uluran tangan pria itu.
"Iya deal." Jawab Vito.
"Yeay, Mas Vito emang yang terbaik pokoknya hehehe." Tawa Anthony senang karena mendapatkan apa yang dia mau.
"Yeu giliran ada maunya aja lo manggil gue mas." Cibir Vito.
"Bilang mama nih." Ancam Anthony yang kembali bersiap dengan ponselnya.
"Jangan. Onik kan anak baik, nanti kita jadi beli es krim kan? Double ya?"
"Anak pintar." Jawab Anthony seraya menepuk-nepuk pelan pundak Vito dan sukses mengundang tawa dari ketiga teman Vito, termasuk Fajar.