Aku Yang Salah (Fajar - Anthony)

963 63 31
                                    

Sejak pertama kita
Menjalin kisah cinta
Tak ada yang bisa
Merubah kisah kita

Fajar tersenyum melihat seseorang yang sangat dirindukannya baru saja kembali dari pertandingan yang harus dia ikuti dan sedang tertawa bersama teman-temannya. Fajar terdiam di tempatnya, menunggu sang pujaan hati yang datang menghampirinya. Bukan karena dia takut semua temannya mengetahui hubungan mereka, tetapi karena dia ingin memberi ruang kepadanya untuk menyapa teman-teman dan juga junior di satu timnya.

Suasana ruang santai sudah terlihat tenang, yang tersisa di sana sekarang hanya Fajar dan orang yang dirindukannya sejak tadi. Senyum masih mengembang di wajah Fajar, bahkan senyum itu semakin lebar melihat orang itu datang menghampirinya dengan senyum manis di wajahnya.

"Hai." Sapanya begitu sampai di hadapan Fajar. Bukannya menjawab sapaan itu, Fajar justru merengkuh tubuh orang itu ke dalam pelukannya. Memeluk erat tubuh mungil itu, menyalurkan rasa rindu yang dimilikinya karena tidak bertemu hampir dua minggu.

Orang yang berada dalam pelukan Fajar tersenyum dan membalas pelukan Fajar. Merasakan rindu yang disalurkan Fajar lewat pelukannya membuatnya memejamkan matanya, menikmati bagaimana rindu itu perlahan menghilang karena pelukan dari orang yang juga dia rindukan.

"Aku kangen." Bisik Fajar.

"Kamu pikir cuman kamu aja yang kangen?" Tanyanya. Fajar tersenyum senang mendengarnya, ini adalah hal yang menggembirakan untuknya mengingat sang pujaan hati sangat sulit menyampaikan perasaannya.

"Kamu pulangnya kelamaan sih."

"Hei, kamu tuh yang pulangnya kecepetan. Masa baru tanding hari pertama udah kalah? Biar apa sih? Ngejar lebaran bareng keluarga?" Fajar cemberut mendengar ledekan yang dilontarkan oleh pujaan hatinya sama persis dengan apa yang dikatakan oleh orang-orang mengenai kekalahannya yang terlalu cepat.

"Ih engga gitu sayang."

"Terus?"

"Ya engga pake terus-terusan. Lawan mainnya bagus terus aku kalah, udah selesai." Jelas Fajar, sama persis seperti apa yang dia sampaikan saat dirinya kalah.

"Oh kirain alasannya berubah." Fajar tertawa.

"Ya engga gitu Ony, aku juga maunya lanjut terus, sampe juara kalo bisa. Kaya kamu yang bisa sampe final." Sahut Fajar. Anthony hanya mengangguk paham, dia melepaskan pelukannya dan duduk di sofa, tempat Fajar sedari tadi duduk menunggunya.

"Kamu jadi kemarin pulang ke Bandung?" Tanya Anthony. Fajar mengangguk, dia mengikuti apa yang dilakukan Anthony dengan mendudukkan dirinya tepat di sisi Anthony. Melingkarkan lengannya pada tubuh pria mungil itu dan membiarkan Anthony bersandar kepadanya.

"Waktu itu begitu sampai Jakarta, teteh jemput ke bandara terus aku langsung dibawa ke Bandung sama mereka." Jelas Fajar.

"Terus balik ke Jakartanya kapan?"

"Baru kemarin balik. Tadinya mau sampe minggu depan aja di rumah karena latihan kan lagi libur juga." Anthony kembali mengangguk paham, dia tahu betul perasaan rindu untuk berkumpul bersama keluarga dan ingin menghabiskan waktu bersama dengan keluarga.

"Terus kenapa balik kalo masih pengen di rumah?" Tanya Anthony menatap Fajar dengan bingung. Fajar tersenyum.

"Soalnya aku juga kangen sama 'rumah' aku yang di sini." Ucapnya sambil mengusap kepala Anthony dengan lembut.

"Rumah? Emangnya kamu punya rumah lain di Jakarta? Kok aku ngga tahu?" Fajar tertawa pelan melihat bagaimana kekasihnya itu masih belum paham dengan ucapannya.

Love Song StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang