WARNING : Cerita ini sama persis seperti yang ada di MV dari judul cerita ini. Jadi boleh di skip kalau engga suka hehehe
Jonatan mengernyitkan dahinya saat dia merasa terganggu dengan cahaya matahari yang masuk melalui jendela yang tidak tertutup tirai. Menoleh ke arah jam dinding di kamar yang sudah menunjukkan pukul enam lebih lima belas menit. Membuatnya tersenyum senang dan mengalihkan perhatiannya kepada seseorang yang masih tertidur di sisinya.
Jonatan menggeser tubuhnya mendekat ke arah pria itu. Menyangga kepalanya dengan satu tangan sembari memandangi wajah pria manis yang masih terlelap itu.
"Sayang, udah pagi. Bangun yuk, kamu hari ini ada jadwal seminar kan di kampus?" ujar Jonatan setelah hampir lima menit dia memandangi pria itu.
"Sayangnya Jojo, bangun dong." Kata Jonatan lagi dan bersamaan dengan itu pria yang sedari tadi memejamkan matanya secara perlahan membuka matanya.
"Selamat pagi kesayangannya Jojo." Ujar Jonatan seraya mendekatkan kepalanya kepada pria tadi untuk memberikan morning kiss yang sudah menjadi ritual pagi mereka selama ini.
Tapi tidak Jonatan duga kalau prianya memalingkan wajahnya dan beranjak dari posisinya untuk pergi ke kamar mandi. Meninggalkan Jonatan yang menatap sendu pada kepergian pria itu.
Jonatan tidak bisa menahan senyumnya ketika dia mendengar prianya sedang bersenandung di dalam kamar mandi. Dapat dia duga kalau suasana hati pria kesayangannya itu sudah membaik karena berendam dalam air hangat sebelum ia melakukan aktivitasnya.
Dia mempercepat gerakannya dalam membuat sarapan untuk pria manisnya saat dia mendengar pintu kamar mandi yang terbuka. Dan tepat setelah Jonatan selesai membuat dua buah pancake dengan satu scoop es krim vanilla di atasnya, pria kesayangannya itu sudah selesai bersiap dan sudah duduk dengan manis di meja makan.
"Ini sarapan buat kesayangannya Jojo. Pancake dengan topping es krim di atasnya, favorit kamu banget kan?" kata Jonatan meletakkan piring tersebut ke depan pria tadi yang masih sibuk dengan ponselnya.
"Kali ini mau makan sendiri atau aku suapin?" Pria itu masih diam dan sibuk dengan ponselnya. "Oke, kalau begitu aku suapin aja ya. Ayo buka mulutnya." Jonatan mengulurkan sendok yang berisi potongan pancake dan sedikit es krim kepada pria itu tetapi dia hanya diam dan menatap datar Jonatan.
Tanpa aba-aba, pria itu beranjak dari duduknya dan kembali meninggalkan Jonatan sendiri di sana.
"Sayang, kok buru-buru banget? Kamu belum sarapan loh. Nanti perut kamu sakit." Panggil Jonatan yang mengikuti langkah pria tadi keluar dari rumah.
"Kamu kenapa buru-buru begitu?" tanya Jonatan dan bisa dia lihat kalau pria itu sedang menunggu taksi online. "Eh kok pesen taksi? Kan hari ini aku yang anterin kamu, tunggu sebentar ya." Kata Jonatan yang bersiap untuk mengambil mobilnya yang terparkir rapih di garasi.
Tidak ada tanggapan dari pria itu dan saat Jonatan hendak mengatakan sesuatu suara klakson mobil dari taksi online yang dipesan oleh pria tadi menghentikan kalimatnya.
"Kamu jangan naik taksi, aku aja yang anterin ya." Kata Jonatan berusaha meraih tangan pria tadi tapi terlambat pria itu sudah pergi meninggalkan Jonatan dan masuk ke dalam taksi yang dipesannya.
Sekali lagi, Jonatan hanya bisa terdiam dan menatap sendu kepergian kekasihnya itu. Dengan perasaan sedih, akhirnya Jonatan berjalan masuk kembali ke dalam rumah. Hari ini dia sedang tidak ada kegiatan apa pun karena memang sudah merencanakan untuk menghabiskan waktunya bersama dengan sang kekasih.
Jonatan menjatuhkan tubuhnya ke atas sofa dan memandang ke sekeliling ruang tamunya yang penuh dengan foto dirinya dan juga kekasihnya. Menatap sedih pada setiap foto yang terpajang saat menyadari kalau akhir-akhir ini prianya itu berubah. Prianya itu tidak pernah lagi tersenyum kepadanya atau pun berbicara kepadanya.