Warning : Mau kembali mengingatkan kalau part ini cukup panjang, sampai 6k words lebih dong (kaget ngga? sama dong aku juga kaget pas tahu kalo part ini sampe sepanjang itu), jadi bakalan membosankan sih menurut aku.
It's just another night
And I'm staring at the moon
I saw a shooting star
And though of you
Seorang pria tampan dengan lesung pipit yang sangat dalam sedang menikmati waktu luangnya dengan memandangi langit yang penuh dengan bintang. Pria itu tersenyum senang melihat bulan yang bersinar begitu terang bersama dengan bintang-bintang yang ada di sekitarnya. 'Sama seperti dia, yang selalu bersinar terang di antara sinar lainnya.' Batinnya ketika melihat satu bintang yang memiliki sinar paling terang dari yang lainnya.
Pria itu tak bisa menahan senyumnya ketika membayangkan bagaimana manisnya sosok yang ada dalam lamunannya ketika dia sedang tersenyum. Dia memejamkan matanya saat melihat ada sebuah bintang jatuh, mencoba peruntungannya dengan membuat sebuah permohonan. Persis seperti yang pernah dikatakan kepadanya oleh seorang pria manis yang sudah mengambil seluruh hatinya sejak pertemuan pertama mereka.
"Ngapain lo di sini?" sebuah tepukan pada pundaknya membuyarkan lamunannya mengenai pria manis tadi. Viktor, pria tampan itu, menoleh ke sisi kirinya dimana Kim, salah satu sahabatnya, duduk untuk menemaninya. "Mikirin apaan?" tanyanya lagi. Viktor menggeleng dan kembali memandangi langit.
"Dari kita berempat, cuman elo yang engga menikmati liburan kali ini. Ada apaan? Cerita aja sama gue." Viktor menghela nafasnya dan menundukkan kepalanya. Sebenarnya sudah beberapa kali dia ingin menceritakan masalah ini kepada sahabatnya, tetapi entah kenapa seperti ada yang mengganjal dalam hatinya dan membuatnya tidak jadi menceritakan masalahnya.
"Liburan apanya? Kita di sini juga tetep manggung ya, bagian mananya yang bisa lo bilang kalo kita liburan di sini?" keluh Viktor mengalihkan pembicaraan.
"Lah ini kita lagi liburan Vik. Jadwal manggung kita kan udah kelar tiga hari yang lalu, kalo kita engga lagi liburan kita tuh udah balik ke Indonesia dari kemarin. Gimana sih lo?" Kim sewot mendengar keluhan Viktor.
"Terus kenapa kita engga langsung balik aja sih?" Kim menghela nafasnya dan memandang serius ke arah Viktor.
"Jujur deh sama gue, lo kenapa sih? Engga biasanya ya kita lagi manggung di luar gini lo minta buru-buru balik ke Indonesia. Biasanya elo yang paling semangat buat menghabis waktu berlama-lama di negeri orang." Kata Kim serius. Viktor memandang sahabatnya itu dengan lekat lalu menggeleng, untuknya ini belum saatnya dia menceritakan masalah hatinya kepada sahabatnya.
"Kangen rumah, maybe." Lirih Viktor. Kim hanya menggelengkan kepalanya, tidak percaya kepada ucapan Viktor tetapi kemudian dia meninggalkan pria itu dan kembali masuk ke dalam rumah yang sudah mereka sewa untuk beberapa hari ke depan.
Viktor kembali memandang ke arah langit dan tersenyum saat mendapati bayangan pria manis itu kembali hadir di sana. Viktor ingat bagaimana pertemuannya dengan pria itu secara tidak sengaja, seolah-olah semesta memang menuntunnya untuk bertemu dengan pria manis itu. Pria manis bernama Anthony, yang sudah Viktor klaim sebagai takdirnya dan selalu menjadi objek dalam setiap doanya, termasuk pada permohonannya yang tadi dia ucapkan dalam hati saat melihat bintang jatuh.
Viktor menatap bingung ke sekitarnya saat menyadari kalau dia sudah tersesat untuk menuju ke ruang pertemuan dimana teman-temannya sedang menunggunya untuk melakukan rapat membahas kerja sama mereka dalam mengisi acara di sebuah kampus. Viktor dan keempat temannya yaitu Kim, Hans, Mathias dan Anders merupakan sebuah band lokal yang cukup terkenal. Meski mereka terbentuk saat sedang mengisi waktu luang saat awal kuliah tetapi mereka serius menekuni band itu hingga akhirnya sebuah agensi melirik mereka dan mengorbitkan mereka.