Warning : Part ini akan sangat panjang, sekitar 5k words, jika membosankan bisa mengabaikan part ini.
Kau diam-diam aku jatuh cinta kepadamu
Ku bosan sudah ku menyimpan rasa kepadamu
Tapi tak mampu ku berkata di depanmu
Seorang pria tampan yang sedari tadi sibuk dengan buku di hadapannya terlihat sangat gusar saat pikirannya tidak bisa fokus dengan apa yang sedang dibacanya. Pria itu mengangkat wajahnya lalu memijat pelan pelipisnya, mencoba untuk menghilangkan pikiran-pikiran yang mengganggu fokusnya untuk membaca tetapi tidak bisa. Pria itu kembali menghela nafas, entah untuk ke berapa kalinya selama dirinya duduk di sana. Dia memilih menyerah dengan bukunya dan memandang ke objek yang menjadi pengganggu konsentrasinya.
"Jangan melamun." Seseorang menepuk pundaknya dari belakang saat melihat pria tampan tadi terdiam. Pria itu hanya melirik sekilas kepada orang yang menepuk pundaknya tadi lalu kembali memfokuskan pandangannya kepada objek pengganggunya saat mengetahui salah satu sahabatnya mengganggu aktivitasnya. "Lihatin apaan sih lo?" tanyanya lagi karena tidak mendapat tanggapan apa pun dari pira tadi. Pria tampan tadi tidak menjawab, dia hanya menunjuk dengan dagunya ke arah tak jauh di depannya. Sahabat pria itu mengalihkan arah pandangannya dan kemudian menaikkan alisnya. "Kenapa sama mereka? Bukannya udah biasa mereka begitu?" tanya Kamura, sahabat dari pria tampan yang masih asik dengan lamunannya, ketika melihat sahabatnya itu menunjuk ke arah sekelompok pria yang sedang bercanda tak jauh dari mereka.
"Bukan mereka, tapi...dia." Kalimat Kento, pria tampan itu memelan di akhir kalimatnya.
"Dia? Siapa?" tanya Kenta yang entah kapan sudah ada di sisi lain Kento. Kento menoleh ke arah kirinya, cukup terkejut dengan kehadiran salah satu sahabatnya yang lain.
"Sejak kapan lo duduk di sini?" tanya Kento bingung karena yang dia tahu hanya Kamura yang datang menghampirinya tadi.
"Baru. Terus siapa maksud lo tadi 'dia'?" tanya Kenta lagi menuntut jawaban dari Kento. Kamura yang juga penasaran dengan kalimat Kento tadi mengangguk, mengiyakan pertanyaan Kenta itu.
"Bukan siapa-siapa." Jawab Kento yang tidak ingin kedua sahabatnya itu mengetahui apa yang dirasakan olehnya. Kento kembali mengalihkan pandangannya pada buku di tangannya mencoba kembali memfokuskan dirinya kepada buku itu, melihat itu Kamura dan Kenta saling berpandangan lalu keduanya kompak mengangkat bahunya tidak ingin menanyakan lebih lanjut lagi kepada Kento. Setelah keheningan yang terjadi di meja Kento selama beberapa menit, tiba-tiba kedua orang itu dikagetkan dengan tingkah Kento yang meletakkan buku di tangannya dengan sangat kencang.
"Lo kenapa sih? Aneh banget." Kata Kamura yang mulai khawatir, dia takut kalau sahabatnya itu diganggu oleh salah satu penghuni aula kampus mereka.
"Bisa ngga sih dia engga ketawa, engga bisa konsentrasi ini gue." Monolog Kento sembari mengacak-acak rambutnya sendiri. Kenta dan Kamura yang melihat tingkah laku Kento yang sangat aneh saling berpandangan dan mengangguk, mereka memiliki pemikiran yang sama yaitu menginterogasi sahabatnya itu.
"Jujur deh Ken, lo kenapa sih?" tanya Kenta sedikit memaksa. Kento menghela nafasnya lagi, dia tahu kali ini dia tidak bisa lari dari kedua sahabatnya yang sudah memasang wajah serius.
"Tingkah lo ini tuh bukan sekali dua kali ya kaya gini kalo ada mereka. Cerita aja sama kita, ada apaan? Kehadiran mereka ganggu konsentrasi elo? Kalo iya biar gue bilang sama mereka untuk jauh-jauh dari elo." Kata Kamura akhirnya mengeluarkan unek-uneknya.