Yang Tercinta

Chapter 40

*

"Semoga kelak selimutku adalah kamu yang senantiasa menghangatkanku di kala dingin menyerang tubuh dan jiwaku."

*

Teman teman Brisa masih setia di depan bersama William.

"Brisa, lo keluar dong. Kasihan mereka mereka nungguin lo"

Ujar William dari luar.

"Aku pengen sendiri, Liam"

Ujar Brisa dengan suara khas orang menangis. William tersenyum, setidaknya Brisa masih merespon ucapannya.

"Kalo lo laper, makanannya gue taroh di depan pintu ya"

Ujar William kemudian pergi kebawah bersama teman temannya. Tak lama kemudian tanpa disadari Brisa, Esme datang bersama gerombolannya juga Natalie.

"Mau apa lo kesini?"

Tanya William sambil mencengkram kerah Esme.

"Gue mau jenguk Brisa"

Ujar Esme santai.

"Lo-"

"Gue mau jelasin semuanya ke Brisa"

Potong Natalie cepat.

"Dia gak mungkin mau bukain pintunya buat lo!"

Ujar Aria cepat.

"Gue belom nyoba"

William memberi isyarat agar Natalie pergi ke kamar Brisa setelah berpikir panjang.

*Tok tok

"Brisa? Ini gue Natalie"

Perempuan itu sudah menduga, jika tak ada jawaban dari dalam kamar itu.

"Gue mau jelasin semuanya, tentang... Esme"

Ujar Natalie dengan nada turun saat menyebut nama Esme.

"Aku enggak butuh"

"Gue tau, gue mau jelasin semuanya sebelum gue pergi"

Ujar Natalie lirih.

*Ceklek

Natalie tersenyum tipis, kemudian berjalan ke arah sofa Brisa. Ia berjinjit, karna jika salah melangkah kakinya akan luka karna kaca pecah yang bertebaran itu.

"Eum, gue sama Esme cuma teman biasa. Ya, sebelumnya gue suka sama dia dan dia juga gitu. Tapi karna satu peristiwa itu, Esme benci sama gue"

Natalie terus bercerita, sedangkan Brisa hanya diam duduk disebelahnya dengan tatapan kosong namun telinga tetap mendengar semuanya.

"Gue ngerusak keluarga Esme. Gue dulu malah pergi, dan dengan seenaknya gue balik lagi"

Ujar Natalie.