Chapter 37

536 55 0
                                    


*

"Aku tahu kau mencintaiku ketika aku melihat matamu bersinar terang saat menatapku."

*

"Mm, Brisa? Lo sama Esme, eum... berantem?"

Tanya Aria hati hati karna ia melihat tadi pagi sempat melihat Esme dan siswi baru bernama Natalie itu berangkat bersama. Aria sudah tahu hubungan belok antara Brisa dan Esme. Bahkan ia hampir sama dengan Muzaffar jika mencium bau bau seperti itu.

Brisa diam, masih meletakkan kepalanya di atas meja dan menghadap ke tembok. Takia langsung mencubit Aria membuat si empu meringis. Takia memberi tanda untuk mengajak mereka ke kantin karna memang jam pelajaran telah habis dan sekarang sedang istirahat.

"Kita ke kantin aja yok! Daripada disini, bawaannya serem"

Aria yang memang asal ceplas ceplos dan tak mengerti keadaan malah mengatakan hal seperti itu.

"Ris kamu ikutan?"

"Enggak ah, aku dikelas aja"

"Oke, kalo ada apa apa telpon aja kami"

Brisa hanya bergumam membalas ucapan Takia. Satu persatu murid keluar dari kelas itu.

Brisa menyembunyikan wajahnya di lipatan tangannya. Pagi tadi moodnya seketika hancur karna seseorang yang berstatus pacarnya tengah berboncengan dengan Natalie, ya Brisa hanya tahu jika Esme mengirimkannya pesan bahwa ia tidak bisa pergi bareng dengan dia.

Saat itu juga, tiba tiba rasa dingin menjalar di pipi kanannya. Brisa mengangkat kepalanya kemudian langsung menoleh dan mendapati Esme yang tersenyum. Hati Brisa menghangat, namun seketika kejadian tadi pagi terulang di benaknya.

"Nih, minum"

"Aku lagi pengen sendiri. Kamu keluar aja"

Ucap Brisa dingin sambil menunjuk kearah pintu.

"Brisa, kenapa lagi? Ada rencana bikin kejutan lagi, hm?"

Tanya Esme sambil tersenyum menggoda namun hilang saat melihat wajah Brisa yang menatapnya dingin.

"Ke lu ar"

Ulang Brisa sambil menekan setiap katanya.

"Kenapa Brisa?"

"Keluar!"

Emosi Brisa sudah tak terkontrol lagi, ia mengulangnya dengan nada tinggi hingga suaranya memenuhi ruangan itu. Latif yang sedang berjalan melewati kelas Brisa pun kaget saat mendengar suara yang sangat keras dari dalam. Ia masuk kedalam dan langsung menarik Esme karna sepertinya mereka sedang bertengkar dan tentu Latif tau alasannya.

"Lo apaan sih?!"

Esme menghentakkan tangan Latif yang menariknya hingga ke belakang sekolah.

"Lo liat nggak Brisa marah banget? Dan lo tau ngga kalo itu gara gara lo. Brisa liat lo boncengan sama anak baru tadi pagi!"

Tanya Latif dengan nada tinggi.

"Ya terus?"

Pertanyaan macam apa ini hah?!

"Terus? Lo bilang terus?! Lo bayangin kalo lo liat Brisa boncengan sama cowok lain, perasaan lo gimana?!"


"Lo emang pinter buat strategi penyerangan, tapi lo ternyata nggak sepintar itu. Dan gua gak nyangka lo sebrengsek ini!"

*Bugh!

Bogeman hebat melayang tepat di sudut bibir Esme. Tak ada perlawanan dari Esme sedikit pun. Esme sudah terjatuh dengan darah yang mengucur di dagunya.

Yang TercintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang