*Aku butuh kamu seperti jantung butuh detak.
*
Upacara bendera telah usai, dan Esme kembali ke kelasnya.
"Dasar lo ya cewek bandel. Disuruh upacara malah tiduran di Uks"
Esme hanya tersenyum mendengar perkataan sahabatnya itu, Scarlet.
"Males gue, baru pagi udah disuruh panas-panasan. Lo nya aja yang mau disuruh panas-panasan"
"Ck... terserah lu dah"
Scarlet hanya berdecak sambil menggeleng melihat kelakuan sahabat satunya itu.
"Eh let, lo kenal gak anak PMR yang tadi tugas di Uks?"
"Yaa mana gue tahu, gue kan gak ke Uks tadi. Emang napa?"
"Oh... gak, cuma nanya doang"
"Hmm... gue tau, lo pasti pengen deketin tu anak. Dengar ya yon, sebentar lagi mau kita mau ujian, dan lo masih mau begini-gini aja?"
"Heh... ngapain ngurusin begituan, gue dari awal emang gak ada niat buat sekolah. Dan siapa juga yang mau deketin tu anak, toh orangnya cewek juga'"
"Oalah... kiarin cowok, soalnya tumben lo nanya seorang cewek. Apa jangan-jangan ada sesuatu yang gak bener nih"
Scarlet seperti menyelidik Esme, karena ia tahu betul bagaimana sifat sahabatnya itu.
"Sekali lagi lo ngomong yang aneh-aneh, gue jitak pala lo!"
"Hehehh... iye-iye, semoga Tuhan cepet buka hati lo"
"Ngawur lo!"
Esme hanya tertawa.
***
Keesokan harinya. Entah apa yang merasuki tubuh Esme, ia semakin penasaran dengan sosok Brisa. Sosok yang berhasil mengganggu pikirannya, bahkan namanya saja belum ia ketahui. Saat jam istirahat, Esme memutuskan untuk berkeliaran di kantin, berharap menemukan sosok gadis itu. Sepanjang waktu istirahat itu ia habiskan hanya untuk mengamati siapa saja yang keluar masuk kantin.
"Nyariin siapa sih, lo? Gue perhatiin serius amat ngamatin orang-orang di kantin. Fahrezi?"
Tanya Scarlet yang memang sedari tadi ada disamping Esme.
"Ah... ngaco lo! Gue dah putus seminggu yang lalu"
"Yaa... teruss, nyariin siapa?"
"Kepo amat sih"
Jawab Esme tanpa mengalihkan pandangan dari pintu kantin.
"Hahahh... lo gak cerdas ya yon! Gue yakin pasti ada hubungannya dengan cewek yang lo omongin kemarin. Dia kan anak PMR, harusnya lo cari di Uks, bukannya di kantin"
Esme terdiam mendengar penuturan dari Scarlet.
'Ada benarnya juga ya'
Batin Esme.
"Sip, let! Thanks buat pencerahannya. Gue mau ke Uks dulu"
Ucap Esme kemudian berdiri berniat meninggalkan Scarlet.
"Eh... gue gak diajak?"
"Gak, gue gak mau lo malah gangguin gue. Bye bye, hahahah..."
Sebelum meninggalkan Scarlet, Esme mengambil satu buah roti lapis milik Scarlet. Setelah itu ia pergi dengan tawanya yang membuat pengunjung kantin jadi geleng-geleng kepala.

KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Tercinta
RomanceEsme Leony, siswi SMA berusia 17 tahun. Dia merupakan siswi yang berprestasi. Hanya saja, kenakalannya itu lah yang menutup prestasi Esme. Esme terkenal sebagai playgirl. Banyak yang sudah menjadi mantannya karena hanya bisa bertahan selama 1 minggu...