*Jadilah dirimu sendiri. Orang tidak harus menyukaimu, dan kamu tidak perlu mempedulikan itu.
*
Esme langsung menuju ke parkiran tempat motornya berada. Setelah sampai parkiran, ia langsung memundurkan motornya dan dengan cepat memakai helmnya. Ia melajukan motornya dengan sangat cepat.
Bersyukurnya jalanan tidak terlalu padat. Hanya ada beberapa kendaraan saja membuat Esme semakin leluasa untuk membawa motornya dengan cepat. Ia tidak begitu peduli, yang terpenting sekarang adalah menyelamatkan salah satu anggotanya dari tangan licik anak 'Salstreet'.
Tanpa Esme sadari, ada yang mengikutinya dari belakang sejak dia baru keluar dari gerbang sekolah. Pada saat Esme ingin mengambil belokan, tiba-tiba ia dicegat oleh tiga orang yang muncul dari belakang.
Esme menghentikan motornya mendadak di depan tiga orang itu. Esme pun turun begitu juga dengan tiga orang tersebut. Esme dapat melihat seragam itu dan membaca tulisan di seragam ketiga orang itu. SMA Swasun, anak geng 'Salstreet'.
Tiga orang itu bertubuh besar-besar. Mereka menatap Esme dengan aneh, dan dibalas tatapan tajam dari Esme. Tampak salah satu dari mereka menyerang Esme. Beruntungnya Esme karena dulu ia sempat belajar bela diri karate, jadi lawan seperti ini bisa ia tangani dengan mudah meskipun badannya lebih besar dari Esme.
Esme menangkis semua serangan lawannya dan juga memukul lawannya itu tak kalah kuat. Berhasil ia menumbangkan satu lawan, muncul lagi lawan lain yang menyerang Esme. Mereka terus menyerang begitu seterusnya, hingga salah satu dari mereka mengambil balok dan memukulnya tepat ke arah punggung Esme. Ketiga lelaki itu tersenyum licik menatap Esme yang berusaha menyeimbangkan tubuhnya agar tidak terjatuh.
Pandangan Esme berkunang-kunang, hingga salah satu dari mereka memukul perut Esme dengan keras dan membuatnya terjatuh ke tanah. Esme sudah tak bisa melihat sekitarnya dengan jelas. Seketika semuanya gelap, Esme pingsan.
***
Brisa duduk termenung di kamarnya. Dia terus menatap hp nya itu, tidak biasanya Esme tidak menghubunginya padahal sekarang sudah lewat jam pulang sekolah. Sudah pukul 16.20 sore, dan sampai sekarang Esme belum juga datang ke rumahnya. Brisa mencoba menghubungi Esme namun tidak dapat tersambung, hanya suara dari operator yang terdengar.
"Apa mungkin dia langsung pulang ke rumahnya ya?"
Brisa berusaha untuk tidak berpikir yang aneh-aneh pada Esme meski sekarang dirinya merasa sangat khawatir jika ada sesuatu yang terjadi dengan Esme.
Tiba-tiba bik Hanina mengetuk pintu kamar Brisa.
"Non... Non Brisa"
Teriak bik Hanina dari luar kamar.
"Iya bik?"
Jawab Brisa.
"Bibik mau pergi keluar dulu beli bahan-bahan dapur. Non Brisa jaga diri di rumah dulu ya"
Brisa tampak berpikir sejenak. Tanpa pikir panjang, Brisa langsung keluar dari kamarnya.
"Biar aku aja bik, yang beli bahan-bahannya"
"Eh! Jangan Non. Non kan lagi sakit. Lagipula ini pekerjaan saya Non"
"Enggak papa kok bik. Aku juga udah gak sakit kok, sehat-sehat aja nih. Sekalian mau refreshing, suntuk di rumah terus bik"
"Mm... kalo gitu, bibik temenin. Takutnya ada apa-apa dijalan. Yang ini gak boleh dibantah"
"Hihi... iya bik. Aku siap-siap dulu ya"

KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Tercinta
RomanceEsme Leony, siswi SMA berusia 17 tahun. Dia merupakan siswi yang berprestasi. Hanya saja, kenakalannya itu lah yang menutup prestasi Esme. Esme terkenal sebagai playgirl. Banyak yang sudah menjadi mantannya karena hanya bisa bertahan selama 1 minggu...