Chapter 36

559 50 0
                                    


*

"Aku berjanji akan mencintaimu di setiap langkahku."

*

Diperjalanan mereka hanya diam. Brisa hanya menatap kosong ke jalan sambil meremas tangannya sendiri. sedangkan Esme hanya memperhatikan Brisa dari kaca spion motornya. Jujur dalam hati Esme ia sangat mengkhawatirkan kekasihnya itu.

Mereka sampai, dan disinilah mereka sekarang. Duduk di kursi depan ruangan bibi Hafia yang sedang diperiksa. Tangan Brisa penuh keringat, air matanya keluar. Pikiran buruk mulai memenuhi kepalanya.

'Tuhan aku mohon jangan buat aku kehilangan kebahagiaanku satu ini. Cukup papa dan mama yang selalu pergi, aku mohon jangan bibi juga" batin Brisa.

Esme diam menatap wajah Brisa yang khawatir. Ia mengelus elus punggung Brisa lembut dan ingin membawanya ke pelukan dirinya. Namun Brisa malah menghindar dengan tatapan kosongnya.

Tak lama seorang dengan jas berwarna putih keluar dari ruangan itu.

"Bagaimana Keadaan Aunty saya dok?"

Tanya Brisa cepat.

"Bibi kamu tidak apa apa, dia hanya kecapekan saja"

Brisa menghembuskan napas lega. Kini pikiran buruk itu mulai pergi dari dalam kepalanya.

"Apa saya boleh masuk?"

"Silahkan. Kalau begitu saya pergi dulu permisi"

"Terima kasih dok"

Brisa berjalan mendekati ranjang dimana neneknya tengah terbaring dengan selang infus ditangannya.

"Aunty?"

"Eh? Sayang kok kamu disini?"

Tanya Hafia terkejut karna kedatangan keponakan kesayangannya itu.

"Aunty kenapa?"

"Aunty nggak papa sayang, cuma kecapean aja"

Balas Hafia sambil tersenyum ramah.

"Esme mana? Biasanya sama Esme"

Brisa terdiam, mungkin Esme masih duduk di kursi depan ruangan.

"Didepan mungkin. Udah, sekarang aunty Istirahat aja. Biar cepet sembuh"

"Isa bisa panggilin Esme sebentar? Aunty mau ngomong penting sama Esme"

"Enggak, aunty harus istirahat"

Tolak Brisa.

"Brisa"

"Hahh... Iya, aku panggil Esme dulu. Setelah itu aunty harus istirahat"

"Iya sayang"

Brisa berjalan keluar untuk memanggil Esme. Kalau saja bukan karna bibinya, Brisa malas berhadapan dengan cewek itu.

"Esme kamu dipanggil aunty"

Setelah Esme berdiri dan menghampiri Hafia. Sedangkan Brisa pergi untuk membeli minuman di kantin rumah sakit.

"Esme, bibi mau ngomong penting sama kamu"

"Ada apa bik?"

Tanya Esme sopan.

***

"Sayang, aunty pengen kasih tau kamu sesuatu"

Brisa yang tadinya meletakkan kepalanya di samping Hafia pun langsung mengangkat kepalanya. Esme sudah pulang dari sejam yang lalu.

Yang TercintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang