*Cinta adalah ruang dan waktu yang diukur oleh hati.
*
Bel pulang sekolah telah berbunyi. Umat-umat yang ada di sekolah mulai berhamburan keluar melalui gerbang dan menikmati nikmatnya kebebasan dari penjaranya ilmu.
Tampak lima anggota inti geng 'Masa18' sedang berjalan bersama hingga membuat orang-orang yang melihat mulai berteriak.
"Ya ampun! Kak Latif, gantengnya kebangetan deh!"
"Kyaaaa kak Muzaffar! Awww!"
"Uh... meleleh hati ku melihat keimutan kak Nawal"
"Jatnoo! Nikahi gue! Aaaaa!"
"Huwaa Esme! Kagak kuat abang tu liatin kamu!"
"Esme! Kok makin cantik sih!"
Dan banyak lagi teriakan-teriakan yang dilontarkan para fans.
"Ini ada apa sih? kok pada teriak semua?"
Tanya Brisa pada Aria yang berada di sampingnya.
"Itu anggota inti 'Masa18' ris! Masa kamu gak tahu?!"
Ucap Aria yang juga bersemangat melihat ke arah inti 'Masa18'. Brisa menoleh ke arah pandang Aria dan yang lain.
Brisa melihat satu persatu anggota inti 'Masa18' itu, dan matanya terkunci ke salah satu yang paling depan. Siapa lagi jika bukan Esme. Ketua geng 'Masa18' sekaligus pacar dari Brisa itu sendiri.
Geng 'Masa18' berjalan ke arah gerbang melewati orang-orang yang daritadi terus memperhatikan mereka. Esme dan Brisa sempat saling berpapasan. Tampak Esme mengedipkan sebelah matanya dan berhasil membuat mereka yang melihat jadi tambah menggila.
Namun tidak bagi Brisa. Wajahnya justru memerah karena melihat dengan jelas kalau Esme melakukan itu tepat di hadapannya. Brisa hanya tersenyum diperlakukan seperti itu, seakan seisi hatinya sedang ditumbuhi bunga-bunga mekar yang cantik. Ya, gadis itu kasmaran.
Aria yang menyadari tingkah aneh dari Brisa langsung menegurnya.
"Eh ris, kok kamu senyum-senyum sendiri sih? Wajah kamu juga merah tuh"
Brisa yang mendengar itu spontan terkejut.
"Hah! A-apa! Enggak- enggak ada apa-apa kok, cuma lucu aja liat orang-orang teriak gak jelas gitu, hahahh..."
Balas Brisa dengan gagap dan kaku takut jika Aria menyadari maksud dari tingkah lakunya itu. Aria mengerutkan dahinya menganggap Brisa hari ini terlihat aneh dari biasanya. Aria pun berhenti menyelidik Brisa saat sebuah telepon sari Aria berbunyi.
"Eh, tunggu bentar ya ris, mami gua nelpon. Ya, halo mi..."
Brisa hanya mengangguk dan kembali melihat ke arah 'Masa18', lebih tepatnya melihat Esme. Brisa terus memperhatikan punggung itu. Seketika kepala Esme terasa berat membuatnya memegang kepalanya sambil meringis kesakitan.
Sebuah bayangan muncul di pikirannya, sebuah kejadian yang ia sendiri tidak tahu, kembali berputar seperi kaset rusak di kepalanya. Sekejap sebuah ingatan melintas di kepala Brisa.
*
"Hai, Ai!" Ucap seseorang dalam benak Brisa."Ony!" Ucap seorang gadis yang dipanggil lalu berlari ke arah gadis yang ia panggil Ony itu.
*Dan terus berulang, hingga kepala Brisa terasa ingin pecah. Setelahnya pandangannya menjadi buram dan Brisa mulai tak bisa melihat apa-apa, semua menjadi gelap. Hanya terdengar suara teriakan di sekitar. Brisa sempat melihat seseorang mendekatinya, dan semuanya menjadi hening.

KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Tercinta
RomanceEsme Leony, siswi SMA berusia 17 tahun. Dia merupakan siswi yang berprestasi. Hanya saja, kenakalannya itu lah yang menutup prestasi Esme. Esme terkenal sebagai playgirl. Banyak yang sudah menjadi mantannya karena hanya bisa bertahan selama 1 minggu...