*"Cinta itu seperti angin, tidak bisa dilihat tapi bisa dirasakan."
*
"Nah... Sekarang, apa yang membuat seorang Brisa ini ingin membicarakan sesuatu yang katanyaa SANGAT penting itu sampai-sampai menolak ajakan dari 'Masa18'?"
Begitulah sindiran yang dikeluarkan oleh Aria karna masih merasa sedikit kesal pada Brisa yang dengan santainya menolak ajakan makan siang bersama para murid idaman sekolah ini. Sekarang disinilah mereka berada, duduk di kursi taman belakang sekolah yang sangat sepi dan jarang sekali dilewati murid-murid lain.
"Kan tadi udah aku beritahu dikelas, masa kamu lupa"
"Emangnya kamu mau bilang apa Ris?"
Ya, saat dikelas, Brisa sempat memberi mereka pesan singkat. Biasanya Brisa tidak ingin masalah pribadinya diketahui oleh orang lain, bahkan sahabatnya sendiri karna takut mereka pasti akan sangat khawatir padanya. Tapi kali ini, Brisa merasa harus sedikit membuka dirinya untuk orang-orang terdekatnya
Sebenarnya Aria dan Takia menyadari sesuatu. Jika Brisa sudah mengajak mereka berbicara di tempat sepi, pasti ada hal penting yang sedang mengganggu pikirannya saat ini dan sangat jarang bagi Brisa membicarakan masalahnya kepada orang lain.
"Huhh... Apa ada sesuatu yang buat Lo gak nyaman Ris?"
Brisa tampak menganggukkan kepalanya ragu.
"Gakpapa Ris, pelan-pelan aja. Kami dengerin kok, siapa tahu kami bisa bantu"
Brisa terdiam sejenak dan mulai membuka suara.
"Sebenarnya... belakangan ini aku sering memimpikan hal aneh, dan itu terus berlanjut hingga seminggu lebih"
"Mimpi kayak apa?"
"Ada dua gadis kecil di mimpiku, kalo gak salah namanya Ony dan Ai. Setiap kali mereka berbicara pasti hal yang menyedihkan bagi mereka. Dan enggak tahu kenapa, aku jadi ikut merasakan sedih bahkan rasa sakit di kepalaku"
"Ony? Ai? Nama macam apa itu?"
Ucap Aria ceplas ceplos dan langsung menerima cubitan kecil dari Takia, menyuruhnya untuk tetap diam dan mendengarkan. Brisa pun melanjutkan ceritanya.
"Bukan cuma di mimpi, terkadang ingatan itu terngiang-ngiang terus di kepalaku, sampai-sampai kepala ku terasa sakit bahkan rasanya ingin pingsan"
Lirih Brisa membuat Aria dan Takia yang mendengarnya jadi khawatir dengan keadaan Brisa.
"Waktu kamu pingsan di sekolah, apa itu juga karna ingatan itu?"
Tanya Takia dan dibalas anggukan lemah dari Brisa. Aria hanya terdiam seakan sedang memikirkan sesuatu.
"Ia, kok diam aja sih, ngomong kek"
"Aku lagi mikir Ta. Mm... Ris, menurut gua nih apa mungkin ini ada hubungannya sama ingatan masa lalu Lo?"
"Ingatan masa lalu?"
"Iya. Gua pernah dengar-dengar ada cerita yang sama kayak Lo, biasanya itu pemicu dari ingatan yang dulu pernah dilupakan"
Mereka bertiga sama-sama terdiam hingga Takia mengatakan sesuatu.
"Apa mungkin kamu Amnesia?"
Baik Brisa maupun Aria sama-sama terkejut mendengar apa yang dikatakan Aria.
"Maksud kamu Ta?"
"Jika pun ada sesuatu yang pernah kamu lupakan, enggak mungkin kan ingatan itu terus berulang-ulang sampai buat sakit kepala"
![](https://img.wattpad.com/cover/243200221-288-k363768.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Tercinta
RomansaEsme Leony, siswi SMA berusia 17 tahun. Dia merupakan siswi yang berprestasi. Hanya saja, kenakalannya itu lah yang menutup prestasi Esme. Esme terkenal sebagai playgirl. Banyak yang sudah menjadi mantannya karena hanya bisa bertahan selama 1 minggu...