Chapter 4

1.8K 122 5
                                    


*

"Mencintai diri sendiri adalah awal dari romansa seumur hidup."

*

Bibir Esme masih menempel di bibir Brisa dan sesekali Esme menggigit bibir gadis di depannya itu. Ini adalah pengalaman pertama bagi Brisa, hal ini tentu saja membuatnya tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Tangan Brisa meremas baju Esme saat Esme belum juga mau melepas tautan bibirnya.

"Engh..."

Lenguh Brisa. Merasa jika Brisa kehabisan napas, Esme segera melepaskan bibirnya.

Mata Brisa masih memejam dengan napas memburu. Begitupun dengan Esme, hanya saja ia tidak memejamkan matanya. Namun, asyik memperhatikan gadis yang baru saja di ciumnya.

"Buka matamu"

Ucap Esme dengan suara berbisik. Perlahan Brisa membuka mata. Begitu matanya bertemu dengan mata Esme, Brisa langsung memeluk erat tubuh Esme. Menyembunyikan wajahnya di depan dada Esme karena rasa malu yang menderanya. Esme pun membalas pelukan Brisa.

"Kenapa?"

Tanya Esme.

"Maluu..."

Jawab Brisa masih belum mau mengangkat wajahnya.

"Loh, kenapa malu? Ini first kiss kamu, ya?"

Malu-malu Brisa mengangguk dalam pelukan Esme. First kiss bagi Brisa bersama seorang perempuan.

"Mau lagi?"

Bisik Esme tepat di telinga Brisa. Bukannya menjawab, Brisa justru melayangkan tinjunya ke lengan Esme. Esme tetap tidak berhenti, ia meniup telinga Brisa berulang kali hingga akhirnya Brisa memilih untuk melepaskan pukulannya dari tubuh Esme. Karena kejanggalan dalam tubuh yang tadi sempat ia rasakan, mulai ia rasakan kembali.

"A-aku mau pulang! Kalau kamu enggak mau antar, aku bisa pulang dengan sendiri"

"Kamu ngambek?"

"Ih... aku enggak ngambek! Ya sudah, aku mau pulang"

"Iyaiya. Ayo, aku antar kamu"

Brisa mengambil tas yang ada di sofa. Saat ia sedang menunduk, satu kecupan berhasil Esme curi di pipinya.

Setelah mengantar Brisa, Esme langsung kembali ke rumahnya. Saat memasuki rumah, Brisa langsung berlari menuju kamarnya. Saat akan menaiki tangga, ada bik Hanina sedang berberes-beres.

"Non... kenapa lari-lari gitu?"

Tanya bik Hanina.

"Enggak ada apa-apa, bik! Aku ke kamar dulu ya bik"

"Eh, iya Non..."

Di dalam kamar, Brisa langsung merebahkan tubuh nya di atas ranjang. Rona merah masih membekas di pipi Brisa. Mengingat apa yang baru saja terjadi di rumah Esme, tangannya refleks menyentuh bibirnya sendiri. Ciuman pertama yang sangat berkesan untuknya. Seolah Esme berada di depannya, membuat Brisa merasakan malu yang sangat. Brisa membalikkan badan menyembunyikan wajahnya ke bantal.

***

Esoknya, seperti biasa Esme menjemput Brisa. Tidak ada rasa canggung sedikit pun. Begitu bik Hanina membuka pintu, Esme langsung masuk kerumah Brisa.

Yang TercintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang