*"Kamu mungkin memegang tanganku untuk sementara waktu, tetapi kamu memegang hatiku selamanya."
*
"Pagi yank"
"Pagi hon"
*Cup
Ahh... Pagi yang indah... Diawali dengan sebuah kecupan dari sang kekasih tercinta.
"Baru pagi udah main cium aja"
"Hehe... Tapi suka kan, apa mau dicium di bibir juga?"
Ucap Esme sambil memonyongkan bibirnya ke arah bibir Brisa namun dihadang langsung.
"Ihh udah ahh, nanti telat lo!"
"Iyaiya honey"
"Oh ya yank, kita mampir ke toko buku dulu ya. Ada yang mau aku beli"
"Ngoghey!"
Mobil itu pun langsung melesat pergi meninggalkan rumah Brisa. Kisaran 5 menit akhirnya mereka sampai di toko buku yang dimaksud. Tampak toko tersebut sangat sepi karna masih pagi dan juga berada di tempat yang sedikit tertutup.
"Serius mau beli di toko ini?"
"Iya yank, tunggu bentar yaa gak lama kok"
Brisa pun keluar dari mobil dan masuk kedalam toko tersebut. Saat menunggu, Esme melihat 2 orang laki-laki berbadan besar berjalan di dekat toko buku tersebut. Bisa dilihat jika 2 orang itu tengah mabuk berat karna jalannya yang lunglai. 2 orang itu tiba-tiba berhenti saat Brisa baru saja keluar dari toko itu. Mereka melihat Brisa dengan tatapan aneh dan mulai memegang tangan Brisa. Dengan sigap Esme langsung keluar dari mobil dan berlari kearah Brisa. Esme langsung memelintirkan tangan pria itu membuat si empu meringis.
*Bugh
"Kyaa!!"
Esme memukul wajah pria itu hingga tersungkur ke tanah. Teman pria itu yang berada di belakang Esme hendak memberi pukulannya namun untungnya Esme langsung sigap mencegahnya.
*Bugh bugh
Dengan 2 tendangan yang dilayangkan Esme, pria itu langsung terjatuh dan meringis kesakitan. Hingga akhirnya mereka pergi meninggalkan Esme dan Brisa. Brisa yang melihat kejadian itu pun merasa ketakutan. Esme pun langsung memeluk Brisa untuk menenangkannya.
"Hiks..."
"Ssstt... Udah hon, mereka udah pergi. Gak ada yang perlu ditakutin lagi"
"Hikss... T-tapi, aku khawatir Esme hiks... gimana kalo mereka mukul kamu tadi?"
"Enggak tuh. Mana mungkin mereka bisa mukul aku, nyentuh aku aja mustahil. Udah, yang penting kamu enggak kenapa-napa"
Ucap Esme masih memeluk Brisa dan mengusap punggung kecil itu berharap tangisannya berhenti.
"Yuk ahh, kita berangkat. Udah jam berapa ini, katanya anti telat. Sini aku bersihin mukanya, kalo nangis jelek tau!"
"Ish..."
Esme terekekeh melihat wajah cemberut Brisa yang masih basah dengan air matanya. Esme pun membersihkan wajah Brisa dengan tisu membuat Si empu tidak bisa menahan rasa malu sekaligus bahagia. Setelah selesai membersihkan wajah Brisa, Esme kemudian memegang tangan Brisa erat berharap ia kembali tenang dan. Mereka masuk ke dalam mobil dan kembali melanjutkan perjalanan menuju sekolah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Tercinta
Roman d'amourEsme Leony, siswi SMA berusia 17 tahun. Dia merupakan siswi yang berprestasi. Hanya saja, kenakalannya itu lah yang menutup prestasi Esme. Esme terkenal sebagai playgirl. Banyak yang sudah menjadi mantannya karena hanya bisa bertahan selama 1 minggu...